Setiap hari adalah keceriaan dan rasa syukur yang tiada terhingga

Soal Ujian Semester MK: Kajian Buku Paket FKIP – FBS – UNEJ

Kerjakan dengan benar!

1. Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif! (Contoh tidak boleh sama apabila ditemukan Kesamaan dalam contoh dan jawaban maka Anda Tidak Lulus).

2. Jelaskan Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)!

3. Jelaskan dengan memberi contoh:

a. peyorasi

b. sinestesia

c. Asosiasi

d. Afiksasi

4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks” dari kacamata

Saudara!

5. Jelaskan dengan memberi contoh:

a. Kata Ulang

b. Perluasan Makna

c. Penyempitan Makna

d. Paragraf Analogi

6. Beri contoh:

a. Majas Metonemia

b. Majas Eufemisme

c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.

d. Majas Litotes

7. Jelaskan perbedaan

a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi

b. Kalimat Berpelengkap  VS kalimat berobjek

c. Paragraf Deduktif   VS Paragaraf Induktif

8.  Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-

masing klausa!

Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar Andi

pergi   menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.

9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?

10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata

pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!

Jawaban ditunggu maksimal Jam 20.00 tgl 24 juni 2009.

ANDA COMMENT DI BLOG INI dengan menyertakan NAMA  NIM  dan Angkatan ANDA

CONTOH:

Jawaban

NAMA       : Fusliyanto

NIM           : 9402108268

Angkatan: 1994

1. ………………..

2. ……………….

3. ……………….

4. ………………. dst

82 responses

  1. santi

    blognya menarik
    karya sendiri

    Juni 24, 2009 pukul 3:33 am

  2. Naudzubillahmindalik..Mmg dosen plg crdas se-FKIP!

    Juni 24, 2009 pukul 3:36 am

  3. NAMA : Ailiana Trisna R.U
    NIM : 060210402283
    Angkatan : 2006

    1. materi kurang banyak

    Juni 24, 2009 pukul 4:07 am

  4. Laila R W

    Pak jawaban soal ujian dkirim lewat email gpp kan pak?
    jawaban saya,saya kirim lewat email y pak….^_^.terimakasih

    Juni 24, 2009 pukul 4:12 am

  5. 1.soalnya kebanyakan
    2.waktux pendek
    3.pusing
    4.strez pak

    Juni 24, 2009 pukul 5:21 am

  6. siti msruroh

    nama: siti masruroh
    nim:060210402076
    angkatan: 2006

    Jawaban!
    1. Paragraf Deduktif
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.

    Contoh:
    Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia
    2. a.Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    a. Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh :
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    Mobil itu masih baru.
    b.Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    Masih baru mobil itu.
    b.Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    b. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
    a. Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P. Contoh
    Ariel seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
    Mereka pergi ke kampus.
    b. Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P. Contoh :
    Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
    Mereka tidak pergi ke kampus.
    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya, memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan ‘Dia tidak mengambil sesuatu apapun’, maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.

    c. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a.Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina. Contoh :
    Dia seorang sukarelawan.
    Mereka bukan sopir angkot.
    Nenek saya penari.
    b. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba. Contoh :
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.
    c.Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Hotel itu sudah tua.
    Gedung itu sangat tinggi.
    d.Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia. Contoh :
    Anaknya lima ekor.
    Mahasiswanya sembilan orang.
    Temannya dua puluh orang.
    e. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona. Contoh :
    Sepatu itu di bawah meja.
    Baju saya di dalam lemari.
    Orang tuanya di Jakarta.
    f.Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial. Contoh
    Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
    Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya
    3. a. Peyorasi
    Peyorasi (berasal dari bahasa latin pejor ‘jelek’) adalah kebalikan dari ameliorasi. Peyorasi yaitu makna baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama.
    Contoh :
    Pelacur lebih kasar daripada tunasusila
    Tolol lebih kasar daripada kurang cerdas
    b. Sinestesia
    Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh :
    – Suara Dewi sedap didengar
    – Nasihat guru itu asin didengar
    c. Asosiasi
    Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat.
    Contoh :
    – Kursi itu telah lama diidam-idamkannya
    d. Dalam tata bahasa Indonesia afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi. Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-,adalah prefiks atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi -em, -er-, -el-, di-sebut infiks atau sisipan. Yang terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran. Gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak seperti :ke-an pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan per-an sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan konfiks.
    4. kesalahan dalam pengkajian buku teks yakni sebuah analisis dimana terdapat kesalaan-kesalahan dalam mengkaji buku teks. Kesalahan tersebut berupa layak tidaknya mata pelajaran tersebut diajarkan kepada siswa.
    5. a. kata ulang
    Kata ulang adalah kata-kata yang mengalami pengulangan. Adpun bentuk dari kata ulang itu adalah sebagai berikut:
    a. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
    Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit.
    b. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran.
    Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman.
    c. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
    Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.
    d. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut.
    Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang.
    e. Kata ulang dwipurwa, yang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris “reduplication” yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut reduplikasi.
    Misalnya: lelaki, tetua.
    b. perluasan makna yakni kata yang dahulunya sempit menjadi luas. Contohnya: bapak, ibu
    c. penyempitan makna yakni kata yang dahulunya luas menjadi menyempit. Contohnya: kitab, sarjana
    d. paragraph analogi yakni paragraph yang isinya berupa fakta.
    6. contoh majas
    a. metonimia
    Ayah pergi ke palembang dengan Garuda
    b. eufemisme
    para tunawisma seharusnya diperhatikan pemerintah
    c. Sinekdok Totem Pro Parte.
    Di rumah itu ada lima kepala.
    d. litotes
    Makanlah sesuap nasi yang kuhidangkan ini.
    7. a. perbedaan paragraph argumentasi dengan paragraph eksposisi
    Jika dalam eksposisi penutup karangan berupa penegasan, sedangkan dalam argumentasi penutup karangan berupa simpulan
    b. jika pada kalimat berpelengkap tidak bias dilengkapi dengan objek sedangkan pada kalimat berobjek dapat diberi pelengkap.
    c. jika pada paragraph deduktif kalimat utamanya terdapat diawal paragraph sedangkan pada paragraph induktif kalimat utamanya terdapat diakhir paragraph
    8. Ketika hujan turun/ dengan derasnya /dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi / menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. guru yang baik adalah guru yang menjadi tauladan bagi murid-muridnya. Guru yang penjadi panutan serta guru yang paham akan situasi dan kondisi siswanya. Guru yang tidak memberatkan siswanya dalam pelajaran dan guru yang mengerti kemauan siswanya. Guru yang bias berinteraksi dengan baik dengan siswanya.
    10. yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka pada mata pelajaran tertentu adalah gurunya. Seharusnya guru tersebut dapat membawa siswa menjadi yang lebih baik dan agar siswa mau mempelajari mata pelajaran itu, guru memberikan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa mau mengikuti pelajaran tersebut.

    Juni 24, 2009 pukul 5:28 am

  7. SITI MUTMAINAH

    NAMA : SITI MUTMAINAH
    NIM : 060210402375

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
    Contoh :
    Kota Malang mempunyai tempat wisata yang banyak. Salah satu tempat wisata menarik adalah Jatim Park 2, tempat wisata ini tidak hanya menyediakan tempat rekreasi saja, melainkan juga terdapat area kependidikan yang memang sangatlah bermanfaat bagi semua kalangan yang datang kesana. Saat kita mulai menelusuri indahnya Jatim Park, kita disambut dengan pengenalan budaya di Indonesia, setelah itu kita diperkenalkan dengan peninggalan-peninggalan zaman prasejarah sampai zaman sejarah, kemudian kita beranjak ke arena fisika yang menyajikan berbagai macam simulasi tentang hukum-hukum hasil temuan para ilmuwan, selain itu terdapat gudangnya pengetahuan kimia dan biologi yang menjelaskan bagian-bagian tubuh manusia beserta fungsinya. Setelah kita puas belajar, kita mencoba permainan-permainan yang menantang, misalnya spinning coaster, mini jet coaster, drop zone, tornado, boom-boom car dan masih banyak lagi. Disamping tempat-tempat tersebut, juga terdapat arena bertakut-takut ria, yaitu di rumah misteri 3D dan di rumah hantu.

    2. Jenis – jenis klausa :
    1.Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    1. Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    a. Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh :
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    b. Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    2. Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    Contoh: Rudi yang tampan
    Main bola
    2. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
    1. Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P. Contoh :
    Ariel seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
    2. Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P. Contoh :
    Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya, memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan ‘Dia tidak mengambil sesuatu apapun’, maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.
    3.Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    1. Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina. Contoh :
    Dia seorang sukarelawan.
    Mereka bukan sopir angkot.
    2. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba. Contoh :
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.
    3. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Gedung itu sangat tinggi.
    4. Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia. Contoh :
    Anaknya lima ekor.
    Mahasiswanya sembilan orang.
    5. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona. Contoh :
    Sepatu itu di bawah meja.
    Baju saya di dalam lemari.
    6. Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial. Contoh :
    Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
    Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.
    3.Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh :
    Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
    Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    2. Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh :
    Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
    Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
    4.Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain. Contoh :
    Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    Meskipun sedikit, kami tahu tentang hal itu.
    2. Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain. Contoh :
    Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
    Jika tidak ada rotan, akarpun jadi.

    3. a. Peyorasi, ialah perubahan nilai rasa menjadi lebih rendah dari yang sebelumnya. Arti kata dianggap mengalami peyorasi jika nilainya merosot, misalnya, dari yang semula bernilai hormat, menjadi hina, disukai menjadi tidak atau kurang disukai, dll. Misalnya, kata abang, perempuan, bini, gerombolam, betina, emak eksekusi, dll.
    Dahulu kata abang mempunyai arti yang sejajar dengan kata kakak. Karena, terlalu sering digunakan untuk menunjuk orang-orang dari lapisan sosial bawah, seperti abang becak, abang bakso, dll, kemudian orang dari lapisan sosial tertentu tidak suka jika disapa dengan kata abang. Dengan demikian nilai kata tersebut menjadi merosot.
    b. Sinestesia, yaitu perubahan arti karena adanya pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda, misalnya kata keras, lembut, manis, dalam ungkapan kata-katanya pedas, suaranya keras, gerak tubuhnya lembut, wajahnya manis. Kata manis yang seharusnya berhubungan dengan indra pengecap di sini diterapkan pada indra penglihatan atau visual.
    c. Asosiasi, ialah perubahan arti karena adanya persamaan sifat atau hubungan makna secara tidak langsung. Misalnya kata amplop dihubungkan dengan sesuatu yang dimasukkan di dalamnya, yang biasanya berupa uang untuk melicinkan persoalan. Misalnya, dalam ungkapan berikut: agar persoalan itu lekas beres, beri saja dia amplop. Begitu juga kata catut yang dihubungkan dengan arti kata korupsi.
    d. Afiksasi adalah imbuhan yang diberikan pada kata dasar untuk merubah makna kata dasar itu menjadi kata jadian. Afiksasi dibagi menjadi 3 yaitu:
    1. Prefiks
    Bahasa Latin muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian Prefiks praefixus ) yang berarti melekatfixus, figere) sebelum sesuatu (prae.semuanya memiliki prefiks Ketiga bahasa yang dianalisis di sini .
    Contoh:
    a. Arab Bahasa s-g-l ‘sibuk’ + -a א asyghal ‘menyibukkan.’
    b. Inggris Bahasa tangible + ‘kasat mata’ -in א intangible ‘tidak kasat mata’
    2. Sufiks
    Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi Sufiks suffixus ) yang berarti melekatfixus, figere) di bawah (sub1.Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks .
    :Contoh
    a. Arab Bahasa b-sy-r ‘manuasia’ + i- א basyari ‘manusiawi’
    b. Inggris Bahasa amaze + ‘kagum’ ment- א amazement ‘kekaguman’
    3. Infiks
    Dalam bahasa Latinnya adalah atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar (Alwi Infiks infixus ) melekat yang berartifixus, figere) di dalam (inadalah infiks memiliki infiks. Bahasa Indonesia memiliki beberapa infiks, salah satunya Bahasa Arab tidak .( -–em dalam kata gemetar dari kata) getarinfiks dalam situasi tertentu. Yule (1994) menyebutkan infiks Dalam bahasa Inggris, beberapa ahli bahasa menyebutkan adanya .( bloody untuk ungkapan emosi, contohnya !Hallebloodyluyah :kondisi yang sopan, contoh dalam bahasa Inggris kontemporer yang mungkin tidak digunakan dalam Halleluyah). Katamba (1994: 44-45) menyebutkan bahwa infiks hanya ada dari kata) in-fuckin-stantiatepenulis, satu kata (yang mungkin memiliki lebih dari satu morfem Menurut pendapat .2.memiliki infiks morfem terikat.
    Contoh : gerigi
    jemari

    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah suatu bentuk kekeliruan dalam menelaah atau membaca maksud dan tujuan dari buku teks tersebut. Sehingga teori atau tujuan dasar dari pembelajaran yang ingin disampaikan oleh buku teks tersebut tidak tersampaikan secara beik terhadap sisiwa. Selain itu kesalhan ini juga dapat berupa penata urutan teori dan konsep yang kurang sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk dijadikan bahan ajar siswa.

    5. Kata Ulang Kata yang mengalami perulangan kata sebagian atau seluruhnya dan mengakibatkan makna yang berbeda-beda.
    Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut.
    1. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
    Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit.
    2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran.
    Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman.
    3. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
    Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.
    4. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut.
    Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang.
    5. Kata ulang dwipurwa, yang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris “reduplication” yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut reduplikasi.
    Misalnya: lelaki, tetua.
    b. Perluasan makna
    adalah perubahan arti kata yang semula cakupan maknanya lebih sempit dari yang sekarang. Misalnya perubahan arti pada kata saudara, bapak, ibu, berlayar, kereta api, dll.
    c. Penyempitan makna
    yaitu perubahann arti dari yang semula cakupan maknanya luas kini menjadi lebih sempit. Misalnya perubahan arti pada, kata Ulama, pendeta, sarjana, pena, lafal, golongan, dan perkosa.
    d. Pengertian Paragraf Analogi
    Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
    Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

    6. a. Saya naik Garuda ke Mekkah
    Kakek menghisap Malboro
    b. Maaf bapak ini pendengarannya sudah berkurang.( Orang tersebut tuli)
    Mohon ijin ke belakang .(ke WC)
    c.Indonesia bertanding Volly melawan Thailand.
    SMA 1 Arjasa tahun ini memeproleh danem tertinggi
    d. Silahkan singgah ke gubuk kami. ( gubuk yang di maksud adalah rumah)
    Wah, saya ini hanya pelengkap saja.( berperan penting)

    7. a. Perbedaan paragraph eksposisi dan argumentasi
    1) Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar.
    2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
    3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
    4) Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
    b. KALIMAT BEROBJEK adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan.
    KALIMAT BERPELENGKAP adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan
    c. 1.Paragraf Deduktif
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
    2.Paragraf Induktif
    Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu/ ke puskesmas.

    9. Guru yang baik adalah guru yang tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik, bias menjadi suri tauladan yang baik bagi siswanya, selalu telaten dan ulet dalam membimbing siswanya dari yang tidak bias menjadi bias, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak benar menjai benar. Memiliki sifat dan karakter sesuai dengan kode etik guru yang berlaku dimasyarakat.
    10. Yang paling bertanggung jawab adalah guru, karena gurulah yang menjadi motivasi siswa dikelas. Apabila dia mampu menghidupkan suasana dan memberikan pengajaran yang menarik terhadapa suatu mata pelajaran tertentu terhadap siswa maak siswa akan ikut tertarik terhadaap mata pelajaran itu dana sebaliknya. Oleh karena itu seabaiknya seorang guru harus senantiasa memberikan acuan, metode, dan system pembelajaran yang baik. Agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajran yang seutuhnya.

    Juni 24, 2009 pukul 5:53 am

  8. Prasdita Riadi R.S

    Jawaban soal mata kuliah Kesalahan dalam buku teks sekolah

    Nama : Prasdita Riadi R.S
    NIM : 060210402215

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang pokok pikirannya ada di kalimat yang pertama. Contoh paragraph deduktif
    Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.

    2. Klausa ada dua jenis:
    a. Klausa dependen
    Klausa dependen harus terhubung dengan klausa lainnya dan tidak bisa berdiri sendiri. Biasanya berupa anak kalimat.
    Contoh: 1. Yang mencuri sepeda saya, telah ditangkap polisi.
    2. Tora Sudiro belajar keras agar cita-citanya tercapai.
    b. Klausa independent
    Klausa independen dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Klausa independen dapat berupa induk kalimat. Juga bisa sebagai anak kalimat dalam kalimat majemuk setara.
    Contoh: 1. Juminten pergi ke pasar dan Norif berangkat ke bengkel
    Pada kalimat majemuk setara di atas dua klausa tersebut merupakan klausa independent.
    c. Paino sedang memandikan kerbaunya, ketika Mbok Darmi mencuci baju di kali.

    3. Penjelasan besarta contoh
    a. Peyorasi, ialah perubahan nilai rasa menjadi lebih rendah dari yang sebelumnya. Arti kata dianggap mengalami peyorasi jika nilainya merosot, misalnya, dari yang semula bernilai hormat, menjadi hina, disukai menjadi tidak atau kurang disukai, dll. Misalnya, kata perempuan menjadi bini, gerombolam, betina, dll.
    b. Sinestesia, yaitu perubahan arti karena adanya pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda, misalnya kata keras, lembut, manis, dalam ungkapan kata-katanya pedas, suaranya keras, gerak tubuhnya lembut, wajahnya manis. Kata manis yang seharusnya berhubungan dengan indra pengecap di sini diterapkan pada indra penglihatan atau visual.
    c. Asosiasi ialah perubahan arti karena adanya persamaan sifat atau hubungan makna secara tidak langsung. Misalnya kata amplop dihubungkan dengan sesuatu yang dimasukkan di dalamnya, yang biasanya berupa uang untuk melicinkan persoalan. Misalnya, dalam ungkapan berikut: agar persoalan itu lekas beres, beri saja dia amplop.
    d. Afiksasi merupakan proses penambahan unsur-unsur pada kata dasar, baik diawal, diakhir maupun penyisipan yang dapat menimbulkan makna baru setelah terjadi proses afiksasi pada kata tersebut.
    Contoh : di awal bernyanyi
    di tengah gelegar
    di akhir nyanyian
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks menurut saya adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengkaji sebuah buku teks. Kesalahan itu bisa berupa salah dalam sistematika pengkajian atau kesalahan dalam memandang sebuah kurikulum sehingga terjadi kesalahpahaman.
    5. Penjelasan beserta contoh:
    a. Reduplikasi atau kata ulang adalah sebuah fenomena linguistik di mana kata atau unsur kata diulangi.
    Contoh: adik-adik, lelaki, sayur-mayur dan sebagainya.
    b. Perluasan Makna (generalisasi)
    Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
    Contoh:
    makna lama
    bapak = orang tua laki-laki (makna lama)
    bapak= semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi.(makna baru
    saudara = anak yang sekandung (makna lama)
    saudara = semua orang yang sama umur/ derajat(makna baru)

    c. Penyempitan Makna (Spesialisasi)
    Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
    Contoh:
    makna lama: makna baru:
    sarjana : cendikiawan . lulusan perguruan tinggi
    pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
    madrasah : sekolah sekolah agama Islam

    d. Paragraf analogi adalah adalah paragraf perbandingan, yakni membandingkan dua hal yang mempunyai kemiripan, kemudian dapat menarik kesimpulan dari persamaan-persamaan yang dimiliki.
    Contoh:
    Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

    6. Beri contoh:
    a. Majas Metonemia
    Kijang milik paman tidak muat untuk seluruh keluarga kami sehingga ayah memutuskan menyewa mini bus.
    b. Majas Eufemisme
    Meskipun dia seorang tuna netra, tapi kiprahnya dalam dunia pendidikan sangat besar.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.
    Banyuwangi menang 3:1 atas Jember dalam Liga Jatim tahun ini.
    d. Majas Litotes
    Silahkan mampir di gubuk kami di Gunung Batu.

    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan ekposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
    Sedangkan
    Karangan argumentasi bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca.

    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan.
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan –nya

    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap.
    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    paragraf deduktif kalimat utamannya berada di awal sedangkan paragraf

    8.
    Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong /kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Guru yang baik adalah guru yang tidak hanya sekedar mengajarkan suatu ilmu tetapi juga mampu mendidik siswanya agar menjadi manusia yang berilmu dan berakhlaq mulia. Oleh karena itu ia harus bisa mejadi menjadi teladan dan sahabat yang baik bagi siswa.
    10. Yang paling bertanggung jawab atas ketidaksukaan siswa terhadap suatu mata pelajaran tentu saja adalah gurunya. Karena guru bisa memberi pengaruh besar dalam persepsi siswa tentang sesuatu. Jika gurunya sudah tidak menyenangkan dan tidak meguasai materi yang di ajarkan tentu siswa juga akan kehilangan semangat belajar.

    Juni 24, 2009 pukul 6:15 am

  9. NAMA : RIZKI MURNIASIH
    NIM : 060210402372
    ANGKATAN : 2006

    Jawaban:

    1. Pada tahun 2009, Indonesia mengalami penurunan nilai moral yang sangat menyedihkan. Hal ini terbukti dengan banyaknya tindak kriminal dan asusila yang terjadi belakangan ini. Tawuran dimana-mana, kejahatan merajalela, dan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) lainnya yang lagi seringkali terjadi. Pusat pemberitaan baik media cetak maupun media elektronik menjadi sibuk karena banyaknya ulah manusia yang kurang memahami apa arti moral dan makna solidaritas.

    2. a. Klausa kalimat majemuk setara adalah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk setara (koordinatif). Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang sama. Contoh:
    – Ayu membaca Koran dan aku memasak di dapur.
    – Ayah bekerja di kantor, tetapi ibu hanya di rumah saja.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk bertingkat. Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang tidak sama, klausa yang satu sebagai induk kalimat dan klausa yang lain sebagai anak kalimat. Contoh:
    – Andi pindah ke Jakarta/ setelah orang tuanya meninggal dunia.
    – Meskipun sudah pandai,/ ia tetap rajin belajar.
    c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat terdiri atas tiga klausa atau lebih. Contoh:
    – Setelah kakeknya meninggal (anak kalimat)/ dan orang tuanya ke luar negeri, (anak kalimat)/ Hary menjadi bocah petualang. (induk kalimat)
    – Sofy mandi (induk kalimat)/ dan ibu membersihkan dapur (induk kalimat)/ ketika ayah pulang dari luar kota. (anak kalimat)

    3. a. Peyorasi
    ialah perubahan nilai rasa menjadi lebih rendah dari yang sebelumnya. Arti kata dianggap mengalami peyorasi jika nilainya merosot, misalnya, dari yang semula bernilai hormat, menjadi hina, disukai menjadi tidak atau kurang disukai, dll. Misalnya, kata abang, perempuan, bini, gerombolam, betina, emak eksekusi, dll. Dahulu kata abang mempunyai arti yang sejajar dengan kata kakak. Karena, terlalu sering digunakan untuk menunjuk orang-orang dari lapisan sosial bawah, seperti abang becak, abang bakso, dll, kemudian orang dari lapisan sosial tertentu tidak suka jika disapa dengan kata abang. Dengan demikian nilai kata tersebut menjadi merosot.
    b. Sinestesia
    yaitu perubahan arti karena adanya pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda, misalnya kata keras, lembut, manis, dalam ungkapan kata-katanya pedas, suaranya keras, gerak tubuhnya lembut, wajahnya manis. Kata manis yang seharusnya berhubungan dengan indra pengecap di sini diterapkan pada indra penglihatan atau visual.
    c. Asosiasi
    ialah perubahan arti karena adanya persamaan sifat atau hubungan makna secara tidak langsung. Misalnya kata amplop dihubungkan dengan sesuatu yang dimasukkan di dalamnya, yang biasanya berupa uang untuk melicinkan persoalan. Misalnya, dalam ungkapan berikut: agar persoalan itu lekas beres, beri saja dia amplop. Begitu juga kata catut yang dihubungkan dengan arti kata korupsi.
    d. Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata berimbuhan. Contohnya: ber- pada berkembang, -el- pada telunjuk, -an pada lemparan, dan per-an pada perjanjian.
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan penggunaan buku yang dipakai dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, salah satu sarana yang digunakan sebagai sumber belajar adalah buku teks. Buku teks yang digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah adalah buku teks yang sesuai dengan kurikulum serta menunjang siswa dan melibatkan siswa untuk berfikir aktif dan kreatif. Jadi dapat dikatakan kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah mengkaji buku yang tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan tidak melibatkan siswa untuk berfikir aktif dan kreatif. Oleh karena itu dalam memilih buku teks yang perlu dipertimbangkan adalah pengkajian dari faktor keterbacaan. Keterbacaan adalah keseluruhan unsure bacaan yang mempengaruhi keberhasilan yang dicapai oleh sekelompok pembaca dengan bahan tersebut.
    5. a. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru. Contoh:
    – Rumah-rumah di Banyuwangi sangatlah unik. (kata ulang murni)
    – Tumbuh-tumbuhan itu harus disiram. (kata ulang berimbuhan)
    – Sebagai makhluk sosial kita harus rukun kepada tetangga. (kata ulang sebagian)
    – Kita harus banyak makan sayur-mayur. (kata ulang berubah bunyi (konsonan))
    – Aku lihat dia dari tadi mondar-mandir di depan rumahku. (kata ulang berubah bunyi (vokal))
    b. Perluasan makna
    adalah perubahan makna/arti kata yang semula cakupan maknanya lebih sempit sekarang menjadi lebih luas. Misalnya perubahan arti pada kata saudara, bapak, ibu, dan berlayar. Contoh:
    – Bapak akan ke mana? (bapak makna dahulu sebutan bagi orang tua kandung laki-laki tapi sekarang sebutan bagi semua orang laki-laki yang lebih tua atau dihormati.)
    c. Penyempitan makna
    yaitu perubahan makna/arti dari yang semula cakupan maknanya luas kini menjadi lebih sempit. Misalnya perubahan arti pada, kata ulama, pendeta, dan sarjana. Contoh:
    – Dia adalah seorang sarjana. (makna dahulu sarjana adalah orang yang pandai tapi sekarang adalah orang yang lulus universitas.)

    d. Paragraf analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut dapat menarik kesimpulan. Contoh:
    Hukum rimba yang ada di hutan adalah hokum yang memenangkan penghuni yang buas dan kejam. Mereka tidak mempunyai naluri solidaritas sama sekali. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

    6. a. Majas metonimia. Contoh: aku menulis memakai pilot.
    b. Majas eufimisme. Contoh: “ Pak, saya izin ke belakang.”
    c. Majas sinekdok totem pro parte. Contoh: Universitas Jember berhasil menjuarai lomba penulisan karya tulis ilmiah tingkat internasional.
    d. Majas litotes. Contoh: “Mari mampir di gubukku.”
    7. a. Karangan argumentasi VS karangan eksposisi
    Paragraf argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya. Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi.
    b. Kalimat berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat Berobjek
    Kalimat Berpelengkap

    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan –nya

    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. Paragraf deduktif VS paragraf induktif.
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum. Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya (anak kalimat)/ dan disertai guntur yang menggelegar (anak kalimat)/ Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas (induk kalimat).
    9. Guru yang baik adalah guru yang mampu menjadikan dirinya sebagai pendidik sekaligus pengajar. Bukan sekedar sebagai tukang transfer of knowledge. Berkepribadian yang dapat dijadikan teladan bagi orang lain. Bukan sekedar bekerja sebagai orang yang memberi tahu tetapi juga membantu membentuk kepribadian muridnya. Bukan hanya membuat murid mengerti apa yang diajarkan tapi juga memacu murid menjadi untuk lebih baik. Tidak mudah menjadi guru yang baik, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi.
    10. Apabila siswa tidak menyukai suatu mata pelajaran kita tidak boleh saling menyalahkan. Mari kita sama-sama instropeksi diri bukan menyalahkan. Bisa saja gurunya yang kurang menarik dalam penyampaian materi pelajarannya atau siswanya yang memang tidak ada niatan untuk mau tertarik tehadap mata pelajaran. Semua alaan tersebut sebenarnya kita dapat saling share sehingga dapat diketemukan jalan keluar terbaik yang pastinya diharapkan tidak merugikan salah satu pihak.

    Juni 24, 2009 pukul 6:18 am

  10. Jawaban
    Nama : Pipit Ermawati
    NIM : 060210402126
    ANGKATAN : 2006
    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada awal kalimat kemudian diikuti dengan beberapa kalimat penjelas.
    Contoh :
    Tahun 2009 merupakan tahun terbanyak pengguna layanan facebook. Hal ini terlihat dari banyaknya kalangan pengguna layanan facebook, tidak hanya kalangan mahasiswa, mulai dari anak-anak sampai orang tua telah menikmati layanan ini. Mulai dari peluncuran yakni 4 Februari 2004 yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg hingga sekarang telah mencapai 50 juta pengguna di seluruh dunia. Semakin bertambahnya pengguna layanan ini membuat facebook menjadi layanan yang digandrungi oleh masyarakat.

    3. a. Peyorasi merupakan kata yang mempunyai cakupan makna lebih rendah dari yang sebelumnya.
    Contoh : – Abang bakso yang berjualan di rumahku bernama Udin.
    Kata ”abang mempunyai penurunan makna dari yang terdahulu, karena “abang” dahulu mempunyai makna sejajar dengan kakak laki-laki, sekarang telah mengalami pemerosotan makna yakni kata “abang” biasanya digunakan untuk menyebut penjual keliling. Misalnya : abang bakso, abang sate.
    b. Sinestesia adalah perubahan makna kata yang disebabkan oleh pertukaran dua indra yang berbeda.
    Contoh : Senyumnya begitu manis,hingga membuatku terpesona.
    Kata “manis” seharusnya diperuntukkan indra mengecap yakni lidah, tetapi dalam kalimat di atas kata manis diperuntukkan indra penglihat yakni mata.
    c. Asosiasi merupakan perubahan makna kata karena dipengaruhi adanya persamaan sifat atau makna secara tidak langsung.
    Contoh : Pengacara Miranda memberikan amplop kepada hakim siding untuk memberikan jaminan bebas hukuman penjara.
    Kata “amplop” mengalami asosiasi, karena kata tersebut dipersamakan dengan uang suap, yang biasakan dimasukkan ke dalam amplop.
    d. Afiksasi merupakan proses penambahan unsur-unsur pada kata dasar, baik diawal, diakhir maupun penyisipan yang dapat menimbulkan makna baru setelah terjadi proses afiksasi pada kata tersebut.
    Contoh : Adik menyapu lantai.
    Kata menyapu berasal dari kata sapu yakni kata benda yang artinya alat untuk membersihkan debu yang ada dilantai, mendapat awalan me- menjadi menyapu yakni kata kerja yang berarti melakukan pekerjaan.

    5. a. Kata Ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan pada bagian-bagiannya, baik seluruhnya maupun sebagiannya.
     Kata ulang utuh : kata ulang yang mengulang secara penuh atau seluruh bentuk dasarnya.
    Contoh : Sinta dan Dewi makan-makan di kantin sekolah.
     Kata ulang sebagian : kata ulang yang mengulang sebagian bentuk dasarnya.
    Contoh : berlari-lari Doni mengejar penjual bakso.

    b. Perluasan Makna adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
    Contoh: Bapak Anto baik hati.
    Kata bapak mengalami perluasan makna yakni makna lama yakni orang tua laki-laki, sedangkan makna baru yakni semua orang laki-laki yang lebih tua atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

    c. Penyempitan makna adalah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
    Contoh : Sarjana. Kata sarjana makna dahulu yakni seorang pandai atau cendekiawan, makna sekarang adalah orang yang telah lulus perguruan tinggi.

    d. Paragraf Analogi adalah paragraf perbandingan, yakni membandingkan dua hal yang mempunyai kemiripan, kemudian dapat menarik kesimpulan dari persamaan-persamaan yang dimiliki.
    Contoh. Manusia memerlukan makan untuk dapat hidup, memerlukan oksigen untuk bernafas, dan memerlukan pasangan untuk berkembang biak dan menghasilkan keturunan. Begitu juga dengan binatang memerlukan makan untuk hidup, oksigen untuk bernafas dan memerlukan pasangan untuk berkembang biak. Dengan demikian antara manusia dan binatang mempunyai persamaan takni merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan, hanya saja yang membedakan manusia mempunyai akal dan pikiran sedangkan binatang tidak.
    6. a. Majas Metonemia
    – Pipit menggunakan Supra jika pergi ke kampus.
    – Andi menulis dengan pilot.
    b. Majas Eufimisme
    – Dinda sebenarnya bisa mengerjakan hanya saja kurang cepat waktunya.
    – Ayu sebenarnya cantik kalau dia mau berdandan.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    – Indonesia memboyong piala Thomas Cup setelah mengalahkan Korea.
    – Italia mengalahkan Jerman 3:1 pada World Cup 2015.
    d. Majas Litotes
    – Silahkan nikmati hidangan yang seadannya ini
    – Mampirlah ke gubuk saya meskipun hanya sebentar
    7. a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi berisi tentang pembuktian atas kebenaran sesuatu, biasannya didukung dengan pendapat-pendapat. Sedangkan karangan Eksposisi merupakan karangan yang berisi tentang penjelasan atau paparan tentang sesuatu, tujuannya untuk mengetahui sesuatu dengan sejelas-jelasnya.
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang tidak dapat dipasifkan, sedangkan kalimat berobjek adalah kalimat yang dapat dipasifkan
    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf Deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya berada pada awal kalimat, sedangkan paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Figur guru yang baik menurut saya yaitu guru yang dapat menyampaikan materi dengan baik, sehingga apabila siswa kurang jelas siswa dapat mendapatkan pemahaman ketika mendengarkan penjelasan guru. Guru yang baik yakni bias menjadi sahabat bagi siswa tanpa mengurangi rasa hormat kepada guru, mempunyai wibawa didepan siswanya. Tidak judes dan keras apabila mendidik siswa. Apabila memberikan soal ujian tidak sulit dan tidak jauh dari materi yang diajarkan. Dan yang paling penting harus ramah.

    10. Yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak menyukai suatu pelajaran yakni dari beberapa pihak misalnya guru, guru yang tidak disukai membuat siswa justu tidak menyukai juga pelajaran yang diajarkan, karena siswa akan malas mengikuti pelajaran. Mungkin siswa sendiri juga menjadi faktor yakni rasa menganggap bahwa pelajaran tersebut cukup mudah sehingga malas mengikutinya, ataupun sejarah masa lalu yang buruk tentang pelajaran yang tidak disukai menjadikannya juga tidak menyukai pelajaran yang sama.
    2. Klausa ada dua jenis:
     Klausa bebas adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada klausa lain.
    Contoh: Dani membawa majalah
    dosen mengajar mahasiswa
     Klausa terikat adalah klausa yang kehadirannya bergantung pada klausa lain dan biasanya ditandai oleh adanya konjungsi (kata penghubung).
    Contoh: ketika ayah pergi
    untuk lebih jelasnya
    sebab kehadirannya sangat diharapkan

    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks menurut saya merupakan sebuah kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengkaji sebuah buku teks. Kesalahan yang dilakukan itu dapat berupa kesalahan dari segi sistematika penulisan buku atau kesalahan dalam penerapan sebuah kurikulum yang dapat menimbulkan perbedaan konsep antara materi buku dan kurikulum.

    Juni 24, 2009 pukul 6:23 am

  11. Nama : Muhimatul Ailiyah
    NIM : 060210402197

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum
    Contoh : Kelulusan tahun 2009 yang menetapkan angka kelulusan 5,5 ternyata telah usai. Buktinya banyak para siswa yang melakukan konvoi di jalan raya, coret-coret seragam, dan tangisan histeris serta senyum bahagia siswa. Para siswa yang konvoi di jalan sangat mengganggu pengendara lain dan tidak sedikit dari mereka yang mengalami kecelakaan. Selain itu juga banyak siswa yang menangis histeris adalah siswa yang tidak lulus UAN, sedangkan siswa yang mempunyai senyum lebar di bibirnya adalah siswa yang lulus dan mempunyai kepuasaan hasil ujian selama UAN berlangsung.
    2. Klausa adalah sekumpulan kata yang terdiri dari subjek dan predikat
    a. Klausa bebas / klausa utama
    Klausa yang dapat berdiri sendiri menjadi kalimat yang lengkap yang disertai intonasi yang sempurna.
    b Kalusa tidak bebas
    – Klausa yang tidak dapat berdiri sendiri karena tidak ada subjek maupun predikat dan kata hubung yang mengikt keutuhan klausa tersebut.
    Contoh 1. Ari tidak berangkat ke sekolah karena hujan deras
    Klausa bebas terdapat pada kata Ari tidak berangkat ke sekolah. Ari merupakan subjek, sedangkan berangkat adalah predikat, dank ke sekolah adalah keterangan tempat.
    Klausa tidak bebas terdapat pada kalimat karena hujan deras. Kalimat tersebut tidak dapat dikatakan klausa karena tidak ada unsur subjek dan predikat yang membentuk suatu klausa.
    2. klausa bebas = Ani bersama temannya pergi ke pasar
    Klausa tidak bebas = Rudi belajar dengan rajin supaya naik kelas.
    3. a. Peyorasi adalah makna sekarang dirasakan lebih rendah dari makna lama.
    Contoh : penjahat itu mampus karena dihajar masyarakat.
    b. Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh : dia sering melontarkan kata-kata yang pedas kepadaku.
    c. Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat.
    Contoh : Pak Joko sering memberikan amplop kepada kepala sekolah supaya anaknya dapat bersekolah di sana.
    d. Afiksasi proses pelekatan afiks pada suatu kata dasar atau kata kompleks.
    Contoh : Adik memberikan bukunya kepada Dino.
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks maksudnya  Kesalahan yang dilakukan seorang dalam mengkaji buku teks. Kesalahan tersebut biasanya berupa kesalahan sistematika pengkajian. Hal ini disebabkan adanya salah pandang terhadap suatu kurikulum pembelajaran.
    5. a.Kata jadian yang terbentuk dengan pengulangan kata.
    a. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
    Misalnya: rumah-rumah, ibu-ibu,dll
    b. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuhan: awalan, sisipan, atau akhiran.
    Misalnya: rumah-rumahan, turun-temurun, salam-salaman.
    c Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
    Misalnya: lauk-pauk, serba-serbi.
    d. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut.
    Misalnya: kupu-kupu, tiba-tiba, laba-laba.
    b. Perluasan makna (generalisasi) adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
    Contoh: bapak (dulu)= orang tua laki-laki, sekarang orang laki-laki yang lebih tua.
    Ibu (dulu)= sebutan untuk orang tua perempuan, sakarang sebutan untuk perempuan yang lebih tua.
    c. Penyempitan Makna (Spesialisasi) adalah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
    Contoh: sarjana (dulu) = hanya orang pintar dalam akademis saja
    sarjana (sekarang) = lulusan sarjana
    d. Paragraf analogi adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
    Contoh : dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati
    6. a. Contoh majas metonimia: kemarin ayah ke Sumatra naik Garuda
    b. Contoh majas eufimisme: “Pak di mana letak kamar kecil di sini?
    c. Contoh majas sinekdok totem pro parte: SMA N 2 Genteng menjuarai lomba kaligrafi se- Banyuwangi
    d. Contoh majas litotes : saya harap anda mau mengunjungi gubug tua saya.
    7. a. Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu disertai data-data yang mendukung. Tujuannya supaya pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis.
    Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Paragraf eksposisi bertujuan supaya pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya
    b. Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    c. Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Kemidian disusul oleh penjelasan-penjelasan terperinci terhadap gagasan utama pada kalimat setelahnya.
    Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian. Kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikan ke dalam sebuah kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Figur guru yang baik adalah disegani dan disenangi oleh siswa. Seorang guru dapat menjadi teman untuk siswanya, tapi tetap mempunyai kewibawaan supaya siswa selalu merasa bahwa kita guru, bukan sekedar teman. Seorang guru harus menarik kepribadiaanya pada saat mengajar di kelas maupun di luar kelas. Seorang guru tidak boleh mematikan kreatifitas siswa karena dapat membuat siswa tidak menyenangi sosok guru tersebut. Selain itu, seorang guru harus dapat memacu semangat siswa supaya menjadi lebih baik.
    10. Guru lah yang paling bertanggung jawab kalau siswa tidak suka dengan pelajaran yang diajarkan. Siswa suka maupun tidak kepada suatu pelajaran bergantung kepada guru yang mengajar. Ketidaksenangan siswa terhadap suatu pelajaran mungkin karena sikap dari guru yang terlalu serius pada saat menjelaskan pelajaran. Pada umumnya siswa lebih tertarik terhadap penjelasan guru apabila dalam penjelasan materi, guru menyajikan suatu lelucon, cerita pengalaman pribadi, dll yang sifatnya santai. Akan tetapi, hal tersebut tidak keluar dari konteks pelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 6:37 am

  12. nur muhlishoh armi

    nama: nur muhlishoh armi
    nim: 060210402219
    angkatan:2006

    1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan.
    Contoh: Ariel bukan seorang penyanyi terkenal
    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frase yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a) Klausa nomina.
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh : mereka bukan sopir angkot
    b) Klausa verba.
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : pemuda itu menolong nenek tua
    c) Klausa adjektiva.
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh: hotel itu sudah tua.
    d) Klausa numerelia.
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh : temannya dua puluh orang
    e) Kluasa preposisiona.
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : baju saya di dalam lemari.
    f) Klausa pronomia.
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat.
    a) Klausa bebas.
    Klausa yang memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut
    Contoh: Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    b) Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
    Contoh: Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

    5. Klasfikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    a) Klausa atasan.
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    b) Klausa bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh : jika tidak ada rotan akar pun jadi.

    3. a) Peyorasi adalah perubahan makan yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah atau kurang baik nilainya dari pada makna semula.
    Contoh: mengandung (lama) x bunting (baru).
    c) Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: suaranya terang sekali (pendengaran x penglihatan)
    d) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
    Contoh: lama: amplop (sampul surat) x baru: amplop (uang sogok)
    e) Afiksasi adalah morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
    Contoh: adik bermain di halaman.

    4. Menurut saya di dalam analisis buku teks itu bukan analisis kesalahan melainkan pengkajian buku teks. Karena dalam buku teks tidak menganalisis kesalahan melainkan mengkaji apakah isi dari buku tersebut benar-benar layak sebagai bahan ajar terhadap siswa kita.

    5. a) Kata ulang adalah kata yang terbentuk karena adanya reduplikasi gramatikal bak seluruh maupun sebagian, bak dengan variasi fonem maupun tidak.
     Kata ulang seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar.
    Contoh: pagi-pagi sekali ia pergi dari rumah.
     Katab ulang sebagian adalah pengulangan kata pada sebagian bentuk kata dasar dari kata tersebut.
    Contoh: adik bermain rumah-rumahan.
     Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dilekati oleh imbuhan.
    Contoh: mereka sedang belajar tali-tamali.
     Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi (vocal maupun konsonan).
    Contoh: pengemis itu memakai pakaian compang-camping.
    b) Perluasan makna atau generalisasi adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas.
    Contoh:
    Lama Baru
    Bapak : ayah semua laki-laki yang berumur lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi
    c) Penyemptan makna atau spesialisasi adalah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit.
    Contoh:
    Lama Baru
    Pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
    d) Paragraf analogi adalah paragraph yang penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda , tetapi memiliki persamaan.
    Contoh:
    Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung . sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sulit dilalui. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran dan sebagainya. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

    6. a) Majas metonomia adalah penggunaan berupa penggunaan nama untuk benda lain
    yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
    Contoh: ayah membeli sebatang djarum coklat
    b) Majas eufimisme adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    Contoh: di mana letak kamar kecilnya?
    c) Majas sinekdok totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
    Contoh : FKIP menang atas FISIP dalam pertandingan sepak boladi lapangan Soetarjo kemaren sore
    d) Majas litotes adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: wanita itu parasnya tidak jelek.

    7. a) Karangan argumentasi vs karangan eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterma kebenarannya. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang berisi penjelas-penjelas atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca tanpa disertai oleh fakta-fakta yang memperkuat paparan tersebut.
    b) Kalimat berpelengkap vs kalimat berobjek
    Kalimat berobjek wujudnya nomina, posisnya langsung mengikuti predikat, menjadi “S” akibat memasifan kalimat,dapat diganti dengan pronominanya. Kelimat berpelengkap wijudnya nomina, verba, adjektiva, posisinya berada di belakang verba transitif dan verba dwi transitif. Selain itu dapat diikuti preposisi, tidak dapat menjadi “S” akibat pemasifan kalimat, tidak dapat diganti dengan “nya-“ kecuali preposisi.
    c) Paragraf Deduktif vs Paragaraf Induktif
    Paragraf dedukti adalah paragraf yang ide pokoknya berada di awal kalmat. Sedangkan paragraf induktif aragraf yang ide pokoknya berada di akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Menurut saya guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar pada saat jam pelajaran akan tetapi guru tersebut juga bisa menjadi teman pada saat selain jam pelajaran disekolah. Karena biasanya siswa juga mempunyai masalah-masalah pribadi yang harus mendapatkan masukan dari seorang guru. Selain itu guru juga harus bisa mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswanya dalam menerima pelajaran sehingga guru tersebut bisa mengevaluasi letak kelemahan disaat menyampaikan pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan tanpa harus membuat siswa merasa kesulitan.
    10. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dengan sukses itu tergantung terhadap seorang guru bagaimana menyampaikan suatu pelajaran terhadap siswanya. Sehingga siswa sebagai penerima suatu ilmu tidak merasa bosan, bingung bahkan tidak menyukai suatu mata pelajaran yang guru ajarnkan. Disini guru dituntu bagaiman suatu pelajaran tersebut menarik bagi siswa dan tidak membosannkan, itu semua didukung oleh metode pembelajaran dan media yang akan dipakai oleh seorang guru pada saat pembelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 6:44 am

  13. nur muhlishoh armi

    nama: nur muhlishoh armi
    nim: 060210402219
    angkatan: 2006

    1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan.
    Contoh: Ariel bukan seorang penyanyi terkenal
    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frase yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a) Klausa nomina.
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh : mereka bukan sopir angkot
    b) Klausa verba.
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : pemuda itu menolong nenek tua
    c) Klausa adjektiva.
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh: hotel itu sudah tua.
    d) Klausa numerelia.
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh : temannya dua puluh orang
    e) Kluasa preposisiona.
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : baju saya di dalam lemari.
    f) Klausa pronomia.
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat.
    a) Klausa bebas.
    Klausa yang memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut
    Contoh: Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    b) Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
    Contoh: Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

    5. Klasfikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    a) Klausa atasan.
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    b) Klausa bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh : jika tidak ada rotan akar pun jadi.

    3. a) Peyorasi adalah perubahan makan yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah atau kurang baik nilainya dari pada makna semula.
    Contoh: mengandung (lama) x bunting (baru).
    c) Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: suaranya terang sekali (pendengaran x penglihatan)
    d) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
    Contoh: lama: amplop (sampul surat) x baru: amplop (uang sogok)
    e) Afiksasi adalah morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
    Contoh: adik bermain di halaman.

    4. Menurut saya di dalam analisis buku teks itu bukan analisis kesalahan melainkan pengkajian buku teks. Karena dalam buku teks tidak menganalisis kesalahan melainkan mengkaji apakah isi dari buku tersebut benar-benar layak sebagai bahan ajar terhadap siswa kita.

    5. a) Kata ulang adalah kata yang terbentuk karena adanya reduplikasi gramatikal bak seluruh maupun sebagian, bak dengan variasi fonem maupun tidak.
     Kata ulang seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar.
    Contoh: pagi-pagi sekali ia pergi dari rumah.
     Katab ulang sebagian adalah pengulangan kata pada sebagian bentuk kata dasar dari kata tersebut.
    Contoh: adik bermain rumah-rumahan.
     Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dilekati oleh imbuhan.
    Contoh: mereka sedang belajar tali-tamali.
     Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi (vocal maupun konsonan).
    Contoh: pengemis itu memakai pakaian compang-camping.
    b) Perluasan makna atau generalisasi adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas.
    Contoh:
    Lama Baru
    Bapak : ayah semua laki-laki yang berumur lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi
    c) Penyemptan makna atau spesialisasi adalah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit.
    Contoh:
    Lama Baru
    Pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
    d) Paragraf analogi adalah paragraph yang penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda , tetapi memiliki persamaan.
    Contoh:
    Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung . sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sulit dilalui. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran dan sebagainya. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

    6. a) Majas metonomia adalah penggunaan berupa penggunaan nama untuk benda lain
    yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
    Contoh: ayah membeli sebatang djarum coklat
    b) Majas eufimisme adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    Contoh: di mana letak kamar kecilnya?
    c) Majas sinekdok totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
    Contoh : FKIP menang atas FISIP dalam pertandingan sepak boladi lapangan Soetarjo kemaren sore
    d) Majas litotes adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: wanita itu parasnya tidak jelek.

    7. a) Karangan argumentasi vs karangan eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterma kebenarannya. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang berisi penjelas-penjelas atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca tanpa disertai oleh fakta-fakta yang memperkuat paparan tersebut.
    b) Kalimat berpelengkap vs kalimat berobjek
    Kalimat berobjek wujudnya nomina, posisnya langsung mengikuti predikat, menjadi “S” akibat memasifan kalimat,dapat diganti dengan pronominanya. Kelimat berpelengkap wijudnya nomina, verba, adjektiva, posisinya berada di belakang verba transitif dan verba dwi transitif. Selain itu dapat diikuti preposisi, tidak dapat menjadi “S” akibat pemasifan kalimat, tidak dapat diganti dengan “nya-“ kecuali preposisi.
    c) Paragraf Deduktif vs Paragaraf Induktif
    Paragraf dedukti adalah paragraf yang ide pokoknya berada di awal kalmat. Sedangkan paragraf induktif aragraf yang ide pokoknya berada di akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Menurut saya guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar pada saat jam pelajaran akan tetapi guru tersebut juga bisa menjadi teman pada saat selain jam pelajaran disekolah. Karena biasanya siswa juga mempunyai masalah-masalah pribadi yang harus mendapatkan masukan dari seorang guru. Selain itu guru juga harus bisa mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswanya dalam menerima pelajaran sehingga guru tersebut bisa mengevaluasi letak kelemahan disaat menyampaikan pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan tanpa harus membuat siswa merasa kesulitan.
    10. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dengan sukses itu tergantung terhadap seorang guru bagaimana menyampaikan suatu pelajaran terhadap siswanya. Sehingga siswa sebagai penerima suatu ilmu tidak merasa bosan, bingung bahkan tidak menyukai suatu mata pelajaran yang guru ajarnkan. Disini guru dituntu bagaiman suatu pelajaran tersebut menarik bagi siswa dan tidak membosannkan, itu semua didukung oleh metode pembelajaran dan media yang akan dipakai oleh seorang guru pada saat pembelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 6:47 am

  14. nur muhlishoh armi

    nama: nur muhlishoh armi
    nim: 06010402219
    angkatan: 2006

    1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan.
    Contoh: Ariel bukan seorang penyanyi terkenal
    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frase yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a) Klausa nomina.
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh : mereka bukan sopir angkot
    b) Klausa verba.
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : pemuda itu menolong nenek tua
    c) Klausa adjektiva.
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh: hotel itu sudah tua.
    d) Klausa numerelia.
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh : temannya dua puluh orang
    e) Kluasa preposisiona.
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : baju saya di dalam lemari.
    f) Klausa pronomia.
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat.
    a) Klausa bebas.
    Klausa yang memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut
    Contoh: Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    b) Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
    Contoh: Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

    5. Klasfikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    a) Klausa atasan.
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    b) Klausa bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh : jika tidak ada rotan akar pun jadi.

    3. a) Peyorasi adalah perubahan makan yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah atau kurang baik nilainya dari pada makna semula.
    Contoh: mengandung (lama) x bunting (baru).
    c) Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: suaranya terang sekali (pendengaran x penglihatan)
    d) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
    Contoh: lama: amplop (sampul surat) x baru: amplop (uang sogok)
    e) Afiksasi adalah morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
    Contoh: adik bermain di halaman.

    4. Menurut saya di dalam analisis buku teks itu bukan analisis kesalahan melainkan pengkajian buku teks. Karena dalam buku teks tidak menganalisis kesalahan melainkan mengkaji apakah isi dari buku tersebut benar-benar layak sebagai bahan ajar terhadap siswa kita.

    5. a) Kata ulang adalah kata yang terbentuk karena adanya reduplikasi gramatikal bak seluruh maupun sebagian, bak dengan variasi fonem maupun tidak.
     Kata ulang seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar.
    Contoh: pagi-pagi sekali ia pergi dari rumah.
     Katab ulang sebagian adalah pengulangan kata pada sebagian bentuk kata dasar dari kata tersebut.
    Contoh: adik bermain rumah-rumahan.
     Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dilekati oleh imbuhan.
    Contoh: mereka sedang belajar tali-tamali.
     Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi (vocal maupun konsonan).
    Contoh: pengemis itu memakai pakaian compang-camping.
    b) Perluasan makna atau generalisasi adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas.
    Contoh:
    Lama Baru
    Bapak : ayah semua laki-laki yang berumur lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi
    c) Penyemptan makna atau spesialisasi adalah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit.
    Contoh:
    Lama Baru
    Pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
    d) Paragraf analogi adalah paragraph yang penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda , tetapi memiliki persamaan.
    Contoh:
    Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung . sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sulit dilalui. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran dan sebagainya. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

    6. a) Majas metonomia adalah penggunaan berupa penggunaan nama untuk benda lain
    yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
    Contoh: ayah membeli sebatang djarum coklat
    b) Majas eufimisme adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    Contoh: di mana letak kamar kecilnya?
    c) Majas sinekdok totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
    Contoh : FKIP menang atas FISIP dalam pertandingan sepak boladi lapangan Soetarjo kemaren sore
    d) Majas litotes adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: wanita itu parasnya tidak jelek.

    7. a) Karangan argumentasi vs karangan eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterma kebenarannya. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang berisi penjelas-penjelas atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca tanpa disertai oleh fakta-fakta yang memperkuat paparan tersebut.
    b) Kalimat berpelengkap vs kalimat berobjek
    Kalimat berobjek wujudnya nomina, posisnya langsung mengikuti predikat, menjadi “S” akibat memasifan kalimat,dapat diganti dengan pronominanya. Kelimat berpelengkap wijudnya nomina, verba, adjektiva, posisinya berada di belakang verba transitif dan verba dwi transitif. Selain itu dapat diikuti preposisi, tidak dapat menjadi “S” akibat pemasifan kalimat, tidak dapat diganti dengan “nya-“ kecuali preposisi.
    c) Paragraf Deduktif vs Paragaraf Induktif
    Paragraf dedukti adalah paragraf yang ide pokoknya berada di awal kalmat. Sedangkan paragraf induktif aragraf yang ide pokoknya berada di akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Menurut saya guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar pada saat jam pelajaran akan tetapi guru tersebut juga bisa menjadi teman pada saat selain jam pelajaran disekolah. Karena biasanya siswa juga mempunyai masalah-masalah pribadi yang harus mendapatkan masukan dari seorang guru. Selain itu guru juga harus bisa mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswanya dalam menerima pelajaran sehingga guru tersebut bisa mengevaluasi letak kelemahan disaat menyampaikan pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan tanpa harus membuat siswa merasa kesulitan.
    10. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dengan sukses itu tergantung terhadap seorang guru bagaimana menyampaikan suatu pelajaran terhadap siswanya. Sehingga siswa sebagai penerima suatu ilmu tidak merasa bosan, bingung bahkan tidak menyukai suatu mata pelajaran yang guru ajarnkan. Disini guru dituntu bagaiman suatu pelajaran tersebut menarik bagi siswa dan tidak membosannkan, itu semua didukung oleh metode pembelajaran dan media yang akan dipakai oleh seorang guru pada saat pembelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 6:52 am

  15. nur muhlishoh armi

    nama: nur muhlishoh armi
    nim: 060210402219
    angkatan: 2006

    1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jang1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan.
    Contoh: Ariel bukan seorang penyanyi terkenal
    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frase yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a) Klausa nomina.
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh : mereka bukan sopir angkot
    b) Klausa verba.
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : pemuda itu menolong nenek tua
    c) Klausa adjektiva.
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh: hotel itu sudah tua.
    d) Klausa numerelia.
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh : temannya dua puluh orang
    e) Kluasa preposisiona.
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : baju saya di dalam lemari.
    f) Klausa pronomia.
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat.
    a) Klausa bebas.
    Klausa yang memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut
    Contoh: Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    b) Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
    Contoh: Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

    5. Klasfikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    a) Klausa atasan.
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    b) Klausa bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh : jika tidak ada rotan akar pun jadi.

    3. a) Peyorasi adalah perubahan makan yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah atau kurang baik nilainya dari pada makna semula.
    Contoh: mengandung (lama) x bunting (baru).
    c) Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: suaranya terang sekali (pendengaran x penglihatan)
    d) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
    Contoh: lama: amplop (sampul surat) x baru: amplop (uang sogok)
    e) Afiksasi adalah morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
    Contoh: adik bermain di halaman.

    4. Menurut saya di dalam analisis buku teks itu bukan analisis kesalahan melainkan pengkajian buku teks. Karena dalam buku teks tidak menganalisis kesalahan melainkan mengkaji apakah isi dari buku tersebut benar-benar layak sebagai bahan ajar terhadap siswa kita.

    5. a) Kata ulang adalah kata yang terbentuk karena adanya reduplikasi gramatikal bak seluruh maupun sebagian, bak dengan variasi fonem maupun tidak.
     Kata ulang seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar.
    Contoh: pagi-pagi sekali ia pergi dari rumah.
     Katab ulang sebagian adalah pengulangan kata pada sebagian bentuk kata dasar dari kata tersebut.
    Contoh: adik bermain rumah-rumahan.
     Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dilekati oleh imbuhan.
    Contoh: mereka sedang belajar tali-tamali.
     Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi (vocal maupun konsonan).
    Contoh: pengemis itu memakai pakaian compang-camping.
    b) Perluasan makna atau generalisasi adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas.
    Contoh:
    Lama Baru
    Bapak : ayah semua laki-laki yang berumur lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi
    c) Penyemptan makna atau spesialisasi adalah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit.
    Contoh:
    Lama Baru
    Pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
    d) Paragraf analogi adalah paragraph yang penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda , tetapi memiliki persamaan.
    Contoh:
    Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung . sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sulit dilalui. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran dan sebagainya. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

    6. a) Majas metonomia adalah penggunaan berupa penggunaan nama untuk benda lain
    yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
    Contoh: ayah membeli sebatang djarum coklat
    b) Majas eufimisme adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    Contoh: di mana letak kamar kecilnya?
    c) Majas sinekdok totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
    Contoh : FKIP menang atas FISIP dalam pertandingan sepak boladi lapangan Soetarjo kemaren sore
    d) Majas litotes adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: wanita itu parasnya tidak jelek.

    7. a) Karangan argumentasi vs karangan eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterma kebenarannya. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang berisi penjelas-penjelas atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca tanpa disertai oleh fakta-fakta yang memperkuat paparan tersebut.
    b) Kalimat berpelengkap vs kalimat berobjek
    Kalimat berobjek wujudnya nomina, posisnya langsung mengikuti predikat, menjadi “S” akibat memasifan kalimat,dapat diganti dengan pronominanya. Kelimat berpelengkap wijudnya nomina, verba, adjektiva, posisinya berada di belakang verba transitif dan verba dwi transitif. Selain itu dapat diikuti preposisi, tidak dapat menjadi “S” akibat pemasifan kalimat, tidak dapat diganti dengan “nya-“ kecuali preposisi.
    c) Paragraf Deduktif vs Paragaraf Induktif
    Paragraf dedukti adalah paragraf yang ide pokoknya berada di awal kalmat. Sedangkan paragraf induktif aragraf yang ide pokoknya berada di akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Menurut saya guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar pada saat jam pelajaran akan tetapi guru tersebut juga bisa menjadi teman pada saat selain jam pelajaran disekolah. Karena biasanya siswa juga mempunyai masalah-masalah pribadi yang harus mendapatkan masukan dari seorang guru. Selain itu guru juga harus bisa mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswanya dalam menerima pelajaran sehingga guru tersebut bisa mengevaluasi letak kelemahan disaat menyampaikan pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan tanpa harus membuat siswa merasa kesulitan.
    10. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dengan sukses itu tergantung terhadap seorang guru bagaimana menyampaikan suatu pelajaran terhadap siswanya. Sehingga siswa sebagai penerima suatu ilmu tidak merasa bosan, bingung bahkan tidak menyukai suatu mata pelajaran yang guru ajarnkan. Disini guru dituntu bagaiman suatu pelajaran tersebut menarik bagi siswa dan tidak membosannkan, itu semua didukung oleh metode pembelajaran dan media yang akan dipakai oleh seorang guru pada saat pembelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 6:55 am

  16. nur muhlishoh armi

    nama: nur muhlishoh armi
    nim: 060210402219
    angkatan: 2006
    1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jang1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan.
    Contoh: Ariel bukan seorang penyanyi terkenal
    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frase yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a) Klausa nomina.
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh : mereka bukan sopir angkot
    b) Klausa verba.
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : pemuda itu menolong nenek tua
    c) Klausa adjektiva.
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh: hotel itu sudah tua.
    d) Klausa numerelia.
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh : temannya dua puluh orang
    e) Kluasa preposisiona.
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : baju saya di dalam lemari.
    f) Klausa pronomia.
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat.
    a) Klausa bebas.
    Klausa yang memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut
    Contoh: Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    b) Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
    Contoh: Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

    5. Klasfikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    a) Klausa atasan.
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    b) Klausa bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh : jika tidak ada rotan akar pun jadi.

    3. a) Peyorasi adalah perubahan makan yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah atau kurang baik nilainya dari pada makna semula.
    Contoh: mengandung (lama) x bunting (baru).
    c) Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: suaranya terang sekali (pendengaran x penglihatan)
    d) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
    Contoh: lama: amplop (sampul surat) x baru: amplop (uang sogok)
    e) Afiksasi adalah morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
    Contoh: adik bermain di halaman.

    4. Menurut saya di dalam analisis buku teks itu bukan analisis kesalahan melainkan pengkajian buku teks. Karena dalam buku teks tidak menganalisis kesalahan melainkan mengkaji apakah isi dari buku tersebut benar-benar layak sebagai bahan ajar terhadap siswa kita.

    5. a) Kata ulang adalah kata yang terbentuk karena adanya reduplikasi gramatikal bak seluruh maupun sebagian, bak dengan variasi fonem maupun tidak.
     Kata ulang seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar.
    Contoh: pagi-pagi sekali ia pergi dari rumah.
     Katab ulang sebagian adalah pengulangan kata pada sebagian bentuk kata dasar dari kata tersebut.
    Contoh: adik bermain rumah-rumahan.
     Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dilekati oleh imbuhan.
    Contoh: mereka sedang belajar tali-tamali.
     Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi (vocal maupun konsonan).
    Contoh: pengemis itu memakai pakaian compang-camping.
    b) Perluasan makna atau generalisasi adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas.
    Contoh:
    Lama Baru
    Bapak : ayah semua laki-laki yang berumur lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi
    c) Penyemptan makna atau spesialisasi adalah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit.
    Contoh:
    Lama Baru
    Pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
    d) Paragraf analogi adalah paragraph yang penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda , tetapi memiliki persamaan.
    Contoh:
    Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung . sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sulit dilalui. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran dan sebagainya. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

    6. a) Majas metonomia adalah penggunaan berupa penggunaan nama untuk benda lain
    yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
    Contoh: ayah membeli sebatang djarum coklat
    b) Majas eufimisme adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    Contoh: di mana letak kamar kecilnya?
    c) Majas sinekdok totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
    Contoh : FKIP menang atas FISIP dalam pertandingan sepak boladi lapangan Soetarjo kemaren sore
    d) Majas litotes adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: wanita itu parasnya tidak jelek.

    7. a) Karangan argumentasi vs karangan eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterma kebenarannya. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang berisi penjelas-penjelas atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca tanpa disertai oleh fakta-fakta yang memperkuat paparan tersebut.
    b) Kalimat berpelengkap vs kalimat berobjek
    Kalimat berobjek wujudnya nomina, posisnya langsung mengikuti predikat, menjadi “S” akibat memasifan kalimat,dapat diganti dengan pronominanya. Kelimat berpelengkap wijudnya nomina, verba, adjektiva, posisinya berada di belakang verba transitif dan verba dwi transitif. Selain itu dapat diikuti preposisi, tidak dapat menjadi “S” akibat pemasifan kalimat, tidak dapat diganti dengan “nya-“ kecuali preposisi.
    c) Paragraf Deduktif vs Paragaraf Induktif
    Paragraf dedukti adalah paragraf yang ide pokoknya berada di awal kalmat. Sedangkan paragraf induktif aragraf yang ide pokoknya berada di akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Menurut saya guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar pada saat jam pelajaran akan tetapi guru tersebut juga bisa menjadi teman pada saat selain jam pelajaran disekolah. Karena biasanya siswa juga mempunyai masalah-masalah pribadi yang harus mendapatkan masukan dari seorang guru. Selain itu guru juga harus bisa mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswanya dalam menerima pelajaran sehingga guru tersebut bisa mengevaluasi letak kelemahan disaat menyampaikan pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan tanpa harus membuat siswa merasa kesulitan.
    10. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dengan sukses itu tergantung terhadap seorang guru bagaimana menyampaikan suatu pelajaran terhadap siswanya. Sehingga siswa sebagai penerima suatu ilmu tidak merasa bosan, bingung bahkan tidak menyukai suatu mata pelajaran yang guru ajarnkan. Disini guru dituntu bagaiman suatu pelajaran tersebut menarik bagi siswa dan tidak membosannkan, itu semua didukung oleh metode pembelajaran dan media yang akan dipakai oleh seorang guru pada saat pembelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 7:00 am

  17. nur muhlishoh armi

    nama: nur muhlishoh armi
    nim : 060210402219
    angkatan: 2006
    1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jang1. Paragraph deduktif adalah paragarf yang ide gagasan terletak di awal paragraf
    Contoh:
    Kepadatan penduduk menimbulkan masalah kependudukan yang pelik. Salah satu masalah ketenagakerjaan, lapangan pekerjaan yang terbatas telah meningkatkan pengangguran. Selain itu ada pula masalah sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas.

    2. Jenis-jenis klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.
    Contoh: mobl itu masih baru
    2. Klasifkasi klausa berdasarkan ada tidaknya negasi yang yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan.
    Contoh: Ariel bukan seorang penyanyi terkenal
    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frase yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a) Klausa nomina.
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh : mereka bukan sopir angkot
    b) Klausa verba.
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : pemuda itu menolong nenek tua
    c) Klausa adjektiva.
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh: hotel itu sudah tua.
    d) Klausa numerelia.
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh : temannya dua puluh orang
    e) Kluasa preposisiona.
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : baju saya di dalam lemari.
    f) Klausa pronomia.
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat.
    a) Klausa bebas.
    Klausa yang memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut
    Contoh: Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    b) Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
    Contoh: Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.

    5. Klasfikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    a) Klausa atasan.
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    b) Klausa bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh : jika tidak ada rotan akar pun jadi.

    3. a) Peyorasi adalah perubahan makan yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah atau kurang baik nilainya dari pada makna semula.
    Contoh: mengandung (lama) x bunting (baru).
    c) Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: suaranya terang sekali (pendengaran x penglihatan)
    d) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
    Contoh: lama: amplop (sampul surat) x baru: amplop (uang sogok)
    e) Afiksasi adalah morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar.
    Contoh: adik bermain di halaman.

    4. Menurut saya di dalam analisis buku teks itu bukan analisis kesalahan melainkan pengkajian buku teks. Karena dalam buku teks tidak menganalisis kesalahan melainkan mengkaji apakah isi dari buku tersebut benar-benar layak sebagai bahan ajar terhadap siswa kita.

    5. a) Kata ulang adalah kata yang terbentuk karena adanya reduplikasi gramatikal bak seluruh maupun sebagian, bak dengan variasi fonem maupun tidak.
     Kata ulang seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar.
    Contoh: pagi-pagi sekali ia pergi dari rumah.
     Katab ulang sebagian adalah pengulangan kata pada sebagian bentuk kata dasar dari kata tersebut.
    Contoh: adik bermain rumah-rumahan.
     Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dilekati oleh imbuhan.
    Contoh: mereka sedang belajar tali-tamali.
     Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi (vocal maupun konsonan).
    Contoh: pengemis itu memakai pakaian compang-camping.
    b) Perluasan makna atau generalisasi adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas.
    Contoh:
    Lama Baru
    Bapak : ayah semua laki-laki yang berumur lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi
    c) Penyemptan makna atau spesialisasi adalah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas ke yang lebih khusus atau sempit.
    Contoh:
    Lama Baru
    Pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
    d) Paragraf analogi adalah paragraph yang penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda , tetapi memiliki persamaan.
    Contoh:
    Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung . sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sulit dilalui. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran dan sebagainya. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

    6. a) Majas metonomia adalah penggunaan berupa penggunaan nama untuk benda lain
    yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
    Contoh: ayah membeli sebatang djarum coklat
    b) Majas eufimisme adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
    Contoh: di mana letak kamar kecilnya?
    c) Majas sinekdok totem pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
    Contoh : FKIP menang atas FISIP dalam pertandingan sepak boladi lapangan Soetarjo kemaren sore
    d) Majas litotes adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: wanita itu parasnya tidak jelek.

    7. a) Karangan argumentasi vs karangan eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterma kebenarannya. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang berisi penjelas-penjelas atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca tanpa disertai oleh fakta-fakta yang memperkuat paparan tersebut.
    b) Kalimat berpelengkap vs kalimat berobjek
    Kalimat berobjek wujudnya nomina, posisnya langsung mengikuti predikat, menjadi “S” akibat memasifan kalimat,dapat diganti dengan pronominanya. Kelimat berpelengkap wijudnya nomina, verba, adjektiva, posisinya berada di belakang verba transitif dan verba dwi transitif. Selain itu dapat diikuti preposisi, tidak dapat menjadi “S” akibat pemasifan kalimat, tidak dapat diganti dengan “nya-“ kecuali preposisi.
    c) Paragraf Deduktif vs Paragaraf Induktif
    Paragraf dedukti adalah paragraf yang ide pokoknya berada di awal kalmat. Sedangkan paragraf induktif aragraf yang ide pokoknya berada di akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Menurut saya guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar pada saat jam pelajaran akan tetapi guru tersebut juga bisa menjadi teman pada saat selain jam pelajaran disekolah. Karena biasanya siswa juga mempunyai masalah-masalah pribadi yang harus mendapatkan masukan dari seorang guru. Selain itu guru juga harus bisa mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswanya dalam menerima pelajaran sehingga guru tersebut bisa mengevaluasi letak kelemahan disaat menyampaikan pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan tanpa harus membuat siswa merasa kesulitan.
    10. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dengan sukses itu tergantung terhadap seorang guru bagaimana menyampaikan suatu pelajaran terhadap siswanya. Sehingga siswa sebagai penerima suatu ilmu tidak merasa bosan, bingung bahkan tidak menyukai suatu mata pelajaran yang guru ajarnkan. Disini guru dituntu bagaiman suatu pelajaran tersebut menarik bagi siswa dan tidak membosannkan, itu semua didukung oleh metode pembelajaran dan media yang akan dipakai oleh seorang guru pada saat pembelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 7:01 am

  18. titis budi sevani

    Nama : Titis Budi Sevani
    NIM : 060210402292
    Angkatan : 2006
    1). Paragraf deduktif adalah paragraph dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
    Contoh :
    Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
    2). Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O, dan Ket. Demikian seterusnya.Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai unsure inti klausa adalah S dan P.
    Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimta jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
    Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
    Jawaban : teman satu kampus  S dan P-nya dihilangkan.
    Contoh pada bahasa tidak resmi : saya telat!  P-nya dihilangkan.
    Klausa merupakan bagian dari kalimat. Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap. Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai P.

    2. Jenis-jenis Klausa
    Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah (1) Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya (BSI), (2) Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang menegatifkan P (BUN), dan (3) Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P (BKF). Berikut hasil klasifikasinya :
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    1. Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1. Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh :
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    Mobil itu masih baru.
    2. Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    Masih baru mobil itu.
    2. Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    2. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
    1. Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P. Contoh :
    Ariel seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
    Mereka pergi ke kampus.
    2. Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P. Contoh :
    Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
    Mereka tidak pergi ke kampus.
    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya, memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan ‘Dia tidak mengambil sesuatu apapun’, maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.

    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    1. Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina. Contoh :
    Dia seorang sukarelawan.
    Mereka bukan sopir angkot.
    Nenek saya penari.
    2. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba. Contoh :
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.
    3. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Hotel itu sudah tua.
    Gedung itu sangat tinggi.
    4. Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia. Contoh :
    Anaknya lima ekor.
    Mahasiswanya sembilan orang.
    Temannya dua puluh orang.
    5. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona. Contoh :
    Sepatu itu di bawah meja.
    Baju saya di dalam lemari.
    Orang tuanya di Jakarta.
    6. Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial. Contoh :
    Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
    Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh :
    Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
    Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    Semua orang mengatakan bahwa dialah yang bersalah.
    2. Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh :
    Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
    Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
    Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.
    5. Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain. Contoh :
    Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    Meskipun sedikit, kami tahu tentang hal itu.
    2. Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain. Contoh :
    Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
    Jika tidak ada rotan, akarpun jadi.
    3) .a. perubahan makna memburuk (peyorasi)
    Peyorasi (berasal dari bahasa latin pejor ‘jelek’) adalah kebalikan dari ameliorasi. Peyorasi yaitu makna baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Contoh; bunting lebih rendah pemakaiannya dari pada hamil, begitu juga dengan pembantu lebih rendah dari pada pramuwisma.
    Contoh: Perempuan itu adalah adik ibuku

    b. Asosiasi adalah perubahan makna karena adanya kemiripan antara dua hal bendaatau peristiwa yang sesungguhnya berlainan
    contoh : Kasus ini dibawa ke meja hijau

    c. Sinestesia adalah perubahan makna karena pertukaran tanggapan indra
    Contoh : Perkataan orang itu pedas

    d. afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi. Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-,adalah prefiks atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi -em, -er-, -el-, di-sebut infiks atau sisipan. Yang terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran. Gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak seperti :ke-an pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan per-an sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan konfiks.

    4). Menurut saya, makna Kesalahan dalam Pengkajian Buku Teks adalah kesalahan guru dalam mengkaji buku teks pelajaran berkaitan penyusunan materi. Untuk itu diperlukan analisis dalam hal ini supaya guru menguasai materi apa yang sesuai untuk pembelajaran disesuaikan dengan tingkatan kelas siswa.
    5). a. 1. Kata ulang yang menyatakan banyak tidak menentu
    Contoh :
    – Di tempat kakek banyak pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
    – Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan oleh pemerintah.
    2. Kata ulang yang menyatakan sangat
    Contoh :
    – Jambu merah pak raden besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
    – Anak kelas 3 ipa 1 orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.
    3. Kata ulang yang menyatakan paling
    Contoh :
    – Setinggi-tingginya Joni naik pohon, pasti dia akan turun juga.
    – Mastur dan Bornok mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan cupang kesayangannya.
    4. Kata ulang yang menyatakan mirip / menyerupai / tiruan
    Contoh :
    – Adik membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Jamil tadi pagi.
    – Si Ucup main rumah-rumahan sama si Wati seharian di halaman rumah.
    5. Kata ulang yang menyatakan saling atau berbalasan
    Contoh :
    – Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
    – Saat lebaran biasanya keluarga di rt.4 kunjung-kunjungan satu sama lain.
    6. Kata ulang yang menyatakan bertambah atau makin
    Contoh :
    – Biarkan dia main hujan! lama-lama dia akan kedinginan juga.
    – Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu kredit.
    7. Kata ulang yang menyatakan waktu atau masa
    Contoh :
    – Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
    – Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.
    8. Kata ulang yang menyatakan berusaha atau penyebab
    Contoh :
    – Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.
    9. Kata ulang yang menyatakan terus-menerus
    Contoh :
    – Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat kandangnya yang bau.
    – Mirnawati selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Bram dapat termaafkan.
    10. Kata ulang yang menyatakan agak (melemahkan arti)
    Contoh :
    – Karena berjalan sangat jauh kaki si Adul sakit-sakit semua.
    – Jangan tergesa-gesa begitu dong! Nanti jatuh.
    11. Kata ulang yang menyatakan beberapa
    Contoh :
    – Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya yang pergi ke Hong Kong.
    – Mas parto berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?
    12. Kata ulang yang menyatakan sifat atau agak
    Contoh :
    – Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
    – Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.
    13. Kata ulang yang menyatakan himpunan pada kata bilangan
    Contoh :
    – Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
    – Jangan beli beyblade banyak-banyak nak! Nanti uang sakumu habis.
    14. Kata ulang yang menyatakan bersengang-senang atau santai
    Contoh :
    – Dari tadi padi si Bambang kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
    – Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari

    b. Perluasan makna kata adalah kata-kata yang cakupan maknanya sekarang lebih luas dari pada cakupan makna semula
    contoh : berlayar
    makna kata berlayar dulu dengan sekarang berbeda. Dulu berlayar merupakan mengarungi laut dengan kapal layer. Sekarang maknanya adalah pergi ke laut dengan kapal.
    c. Penyempitan makna kata adalah kata-kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit daripada cakupan makna semula
    coontoh : sarjana
    makna kata sarjana pada waktu dulu adalah semua orang yang pintar, makna sekarang adalah oramg yang telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
    d. paragraf analogi: paragraph yang di dalamnya membandingkan suatu hal yang agak sama
    contoh :
    Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

    6) .a. Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
    b. Majas Eufimisme
    Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
    Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran

    c. Majas Sinedoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas Sinedoke dibagi menjadi 2 yaitu :

    => Pars pro toto : Majas yang menyebutkan sebagian, tetapi untuk benda itu secara keseluruhan. Contoh : Ayah membeli dua ekor kambing
    => Totem pro parte : Majas yang menyebutkan keseluruhan, tertapi hanya untuk sebagian saja. Contoh : Kaum wanita memperingati Hari Kartini
    d. Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah

    7). a. karangan argumentasi : Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
    Karangan eksposisi: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
    b. Kalimat Berobjek
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan –nya
    Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. paragraf deduktif
    =>adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya
    terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh
    kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
    paragraf induktif
    =>adalah paragraf dimana ide pokok terlatak di akhir
    paragraf, dan kalimat penjelas berada pada bagian awal
    paragraf.

    8). Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar |
    (klausa bawahan)

    Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas. (klausa utama)

    9). Menurut saya, figur seorang guru yang baik adalah guru yang tidak hanya mampu mengajar tetapi juga mampu mendidik siswa. Mengajar berarti guru tersebut benar-benar menguasai bidangnya secara profesional, sehingga mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Mendidik berarti guru tidak hanya bisa mencerdaskan kehiduoan bangsa tetapi juga membentuk mental dan akhlak anak didiknya agar siap bersaing untuk masa depannya, sehingga antara ilmu pengetahuan dan pribadi (moral) dapat seimbang.

    10). Kita tidak dapat menghakimi apabila siswa tidak suka dengan mata pelajaran tertentu merupakan salah siapa, karena hal tersebut timbul disebabkan banyak factor. Diantaranya adalah factor dari siswa sendiri yang memang mempunyai momok dengan mata pelajaran tertentu, kemudian factor dari orang tua yang mewariskan secara genetic minat pada suatu cabang ilmu, factor lingkungan yang mempengaruhi kondusif dan tidaknya saat pembelajaran berlangsung serta factor dari guru seperti gaya dan cara mengajar sehingga apakha yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa atau tidak. Biasanya jika satu kali siswa tersebut tidak dapat menangkap apa yang disampaikan guru, maka seterusnya siswa tersebut akan malas dan tidak senang dengan mata pelajarannya.

    Juni 24, 2009 pukul 8:08 am

  19. titis budi sevani

    pak, sudah masuk jwabannya?saya orang keberapa yang mengirim? is the first?

    Juni 24, 2009 pukul 8:11 am

  20. Nama : Nailul Rochmatil Maula
    Nim : 060210402119
    Angkatan : 2006

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
    Contoh:
    Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia.
    2. Klausa ialah satu unit gabungan perkataan yang mengandungi subjek dan predikat dan menjadi unsur kepada ayat. Ia boleh dibahagikan kepada dua jenis, yaitu:
    a) Klausa bebas / klausa utama
    – ia boleh berdiri dengan sendiri sebagai ayat yang lengkap sekiranya disertai oleh intonasi yang sempurna.
    b) Kalusa tidak bebas
    – ia tidak dapat berdiri sendiri kerana kekurangan subjek atau predikat atau kata hubung yang mengikat klausa berkenaan

    Contoh : Kamu mesti belajar untuk mencapai kejayaan
    Kamu mesti belajar  klausa bebas
    untuk mencapai kejayaan  kalusa tidak bebas
    3. Penjelasan dan contoh dari:
    a. Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna sebagai kebaikan dari ameliorasi. Dalam peyorasi arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dar arti yang lama.
    Contoh:
    • Preman: dahulu berarti orang-orang yang bebas, sekarang berarti orang-orang yang suka memeras.
    • Kaki tangan: dahulu berarti pembantu (masih dipakai dimalaysia), sekarang berarti antek.
    b. Sinestesia adalah sebuah metafora yang memakai ungkapan berupa sesuatu hal yang berhubungan dengan suatu indera manusia yang dikenakan kepada indera lainnya. Menguraikan reaksi salah satu indera manusia dengan tanggapan yang pada keadaan sebenarnya adalah tanggapan dari indera lainnya.
    Contoh:
    Wahai, sayap terbakar dan gulita pada mata.
    Orang buangan tak bisa lunak pada kata.
    ….
    (“Burung Terbakar”, W.S. Rendra, “Empat Kumpulan Sajak”, Pustaka Jaya: Jakarta, Cet.1 1961, Cet. 8, 2003)
    ….
    Katakanlah, Paman Doblang, katakanlah
    dari hulu mana mereka datang:
    manisnya madu, manisnya kenang.
    (“Ciliwung”, ibid)
    c. Asosiasi (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti.
    Contoh : Semangatnya keras bagaikan baja.
    Wajahnya bagai bulan purnama
    d. Afiksasi merupakan proses penambahan unsur-unsur pada kata dasar, baik diawal, diakhir maupun penyisipan yang dapat menimbulkan makna baru setelah terjadi proses afiksasi pada kata tersebut.
    Contoh:
    Diawal berlari
    Ditengah gerigi
    Diakhir tarian
    4. Maksudnya, dengan analisis kesalahan para guru ataupun para penulis buku teks dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa.
    Seorang guru dalam mengajarkan bahasa sering menemukan kesalahan-kesalahan yang dibuat para siswanya. Kesalahan-kesalahan itu dapat menyangkut keterampilan berbahasa seperti pada menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tetapi, dapat pula berhubungan dengan linguistik, seperti pada tata bunyi, tata bentuk kata, dan tata kalimat. Sehubungan dengan ini, telah banyak usaha guru untuk mengatasi kasalahan-kesalahan berbahasa siswa agar proses belajar-mengajar bahasa berhasil dengan baik.
    Dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar, misalnya seorang guru menyuruh siswanya membuat kalimat dengan kata sendiri, panen, dan tewas. Si siswa membuat kalimat sebagai berikut. Aku duduk di bangku depan sendiri di kelasku.
    5. Penjelasan dan contoh dari:
    b. Perluasan makna adalah suatu proses perubahan makna yang dialami sebuah kata yang tadinya mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas sehingga melengkapi sebuah kelas makna yang lebih umum.
    Contoh:
    • Berlayar: dahulu berarti bergerak di laut dengan menggunakan layar sekarang semua tindakan mengarungi lautan atau perairan dengan menggunakan alat apa saja.
    • Bapak : dahulu hanya dipakai dalam hubungan biologis, sekarang untuk menyebut semua orang laki-laki yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya.
    c. Penyempitan makna adalah suatu proses yang dialami sebuah kata di mana makna yang lama lebih luas cakupan maknanya dari makna yang baru.
    Contoh:
    • Pala dahulu buah pada umumnya, sekarang hanya dipakai untuk menyebut jenis buah tertentu.
    • Sarjana: dahulu dipakai untuk menyebut semua cendekiawan sekarang hanya dipakai untuk gelar lulusan universitas.
    d. paragraf analogi F Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
    Contoh:
    Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
    Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
    6. Beri contoh:
    a. Majas metonemia:
    • Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.
    • Kakak pergi naik Kijang hijau.
    Penjelasan :
    1. Kata Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna coklat), melainkan sebuah merk dari sebuah rokok/kretek.
    2. Kata Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang bewarna hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota
    b. majas eufimisme:
    – kaum tuna wisma makin bertambah saja di kotaku.
    – maaf pak,saya minta izin kebelakang.(membuang air kecil atau besar kurang sopan dibandingkan ke belakang)
    c. majas sinekdok totum pro parte:
    – Amerika Serikat menuduh Iran campur tangan soal Irak.
    – Tidak kusangka, Indonesia ternyata dapat menyabet gelar the absolute winner dalam olimpiade fisika tahun 20065
    d. majas litotes:
    – tanpa bantuan anda sekalian, Pekerjaan saya ini tidak akan selesai.
    – aku hanya bias memberi bantuan ala kadarnyadan tidak seberapa. Silakan diterima dengan senang hati.
    7. perbedaan
    a. karangan argumentasi vs karangan eksposisi
    Karangan argumentasi: Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
    Karangan eksposisi: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
    b. Kalimat berpelengkap vs kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. Paragraf deduktif vs paragraf induktif
    Paragraf deduktif adalah Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
    Paragraf induktif adalah Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong /kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. guru bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi yang diinginkan sekolah); termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki siswa dengan berfokus menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar; menguasai materi, kelas, dan teknologi; punya sikap berciri khas “The Habits for Highly Effective People” dan “Quantum Teaching” serta pendekatan humanis terhadap siswa; Guru menguasai komputer, bahasa, dan psikologi mengajar untuk diterapkan di kelas secara proporsional. Diberlakukan skema rewards dan penegakan disiplin yang humanis terhadap guru dan karyawan. Guru masa depan juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta mampu mandiri dan dapat bekerja sama.
    10. yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah guru karena guru adalah ujung tombak dari awal kesuksesan siswa.

    Juni 24, 2009 pukul 8:19 am

  21. shanti

    pak barusan aq kirim ke aloemagada@yahoo.com udah masuk kan pak??????????

    Juni 24, 2009 pukul 8:26 am

  22. shanti yanuar kristi

    pak barusan aq kirim ke aloemagada@yahoo.com udah masuk kan pak?????????? blassssss pak

    Juni 24, 2009 pukul 8:27 am

  23. wahdiyatul Masruroh

    Nama : Wahdiyatul Masruroh
    Nim:060210402177
    Angkatan: 2006
    Kerjakan dengan benar!
    1. Jelaskan dengan memberi contoh paragraf Deduktif! (Contoh tidak boleh sama apabila ditemukan Kesamaan dalam contoh dan jawaban maka Anda Tidak Lulus).
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya berada didepan. Contohnya: Nilna cantik. Ia sangat menarik, hidungnya mancung, kulitnya putih kekuning-kuningan, bulu matanya lentik dan kuku-kukunya bersih terawat.
    2. Jelaskan Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)!
    Klausa adalah sekumpulan kata yang mengandung satu fungsi, contoh: anak itu, dua kata yang berfungsi sebagai subjek.
    Jenis-jenis klausa dibagi menjadi klausa dependen dan klausa independen. Klausa independen dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat, contohnya: Anak-anak itu kepantai. Anak-anak sebagai subjek, ke pantai adalah predikat
    sedangkan klausa dependen harus terhubung dengan klausa lainnya. Klausa independen dapat berupa anak kalimat atau kalimat yang setara dengan klausa yang lainnya, contohnya: Karena tidak belajar, Ani tidak lulus.
    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. peyorasi
    Makna kata yang mengalami kemerosotan nilai, contohnya: Oknum, kaki tangan, bini, dan lelaki.
    b. sinestesia
    Pergesaran arti kata karena pertukaran tanggapan indra yang berlainan, contoh: Pedas mengalami pertukaran tanggapan dari indra perasa keindra pendengar.
    c. Asosiasi
    Pergeseran makna kata karena persamaan sifat kata lama dengan kata baru yang sering bermakna kiasan, contoh: ia sering memancing kemarahan kakaknya, kata memancing bisa berarti melakukan sesuatu atau mengail ikan.
    d. Afiksasi
    Afiksasi adalah proses penambahan imbuhan atau morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti kata pulang menjadi memulangkan, dipulangkan.
    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajian Buku Teks” dari kacamata Saudara!
    Kesalahan itu dapat terletak pada kesalahan pemahaman dan kesalahan penalaran sehingga makna yang dimaksudkan menjadi kabir dan tidak jelas. Mungkin akan lebih baik lagi jika itu dirubah menjadi pengkajian buku ajar karena jika menggunakan teks maka unsur pendidikannya dirasa kurang.
    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata Ulang
    Kata yang mengalami proses pengulangan. Terdiri dari kata ulang murni, contohnya: meja-meja, kata ulang sebagian, contohnya: lelaki dari kata laki-laki, kata ulang berimbuhan, comtohmya: tulis-menulis, kata ulang berubah bunyi, contohnya: putera-puteri
    b. Perluasan Makna
    Generalisasi atau perluasan makna berarti makna yang hari ini dirasa lebih luas dibandingkan sebelumnya, contohnya: putera, kembang, buang air, bapak, dan panen.
    c. Penyempitan Makna
    Spesialisasi atau penyempitan makna adalah makna sekarang dirasa lebih sempit maknanya dibandingkan yang lalu, contohnya: madrasah, pendeta, dan peminum.
    d. Paragraf Analogi
    Paragraf pengandaian, contoh: Persatuan ibarat dengan seikat sapu lidi, jika talinya dilepas maka lidi-lidi itu tidak akan berguna tetapi jika disatukan maka lidi-lidi itu akan dapat membersihkan halaman depan rumahmu.
    6. Beri contoh:
    a. Majas Metonemia
    Cici Paramida membawa suaminya kemeja hijau. Meja hijau berarti pengadilan.
    b. Majas Eufemisme
    Pohon angker itu ada penghuninya. Penghuni bermakna roh halus.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.
    Warga kota menyambut kedatangan Presiden SBY. (padahal yang menyambut hanya sebagian saja)
    d. Majas Litotes
    Meskipun aku bodoh tapi aku akan mengusahakannya. (sebenarnya dia pintar dalam hal itu)
    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi memperkuat dengan fakta atau pembuktian sedangkan eksposisi menekankan pada pemaparan dan penjelasan akan sesuatu.
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan sedangkan kalimat berobjek bisa dipasifkan
    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf deduktif pokok pikirannya berada didepan sedangkan paragraph induktif pokok pikirannya berada dibelakang.
    8. Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi
    Pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Tentu saja seperti Pak Fus ^_^, Memberi penjelasan materi dengan cara yang sederhana dan mudah diingat selain itu juga sangat menarik untuk dijadikan inspirasi dalam mengajar nanti.
    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Diri sendiri. Inti dari sebuah pencapaian yang maksimal adalah suka, jika dia tidak suka maka mustahil dia akan mendapatkan hasil yang maksimal karena itu cobalah untuk menyukai demi pendidikan. Coba gunakan intuisi dan imajinasi untuk merubah kejelekan yang ada menjadi keindahan dan coba catat semua kebaikan yang ada tanpa melihat keburukannya. Insya Allah akan berhasil.

    Juni 24, 2009 pukul 8:30 am

  24. aisa nurrohmah

    ass…
    maaf pak, td sy sdah kirim jawaban soal UAS ke email bapak aloemagada@yahoo.com ….
    apakh sdah masuk? terima kasih.
    wss..

    Juni 24, 2009 pukul 8:31 am

  25. shanti yanuar kristi

    ass…
    maaf pak, td sy sdah kirim jawaban soal UAS ke email bapak aloemagada@yahoo.com ….
    apakh sdah masuk? terima kasih.
    wss..

    Juni 24, 2009 pukul 8:33 am

  26. titis budi sevani

    Nama : Titis Budi Sevani
    NIM : 060210402292
    Angkatan:2006

    1). Paragraf deduktif adalah paragraph dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
    Contoh :
    Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
    2). Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O, dan Ket. Demikian seterusnya.Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai unsure inti klausa adalah S dan P.
    Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimta jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
    Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
    Jawaban : teman satu kampus  S dan P-nya dihilangkan.
    Contoh pada bahasa tidak resmi : saya telat!  P-nya dihilangkan.
    Klausa merupakan bagian dari kalimat. Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap. Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai P.

    2.Jenis-jenis Klausa
    Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah (1) Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya (BSI), (2) Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang menegatifkan P (BUN), dan (3) Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P (BKF). Berikut hasil klasifikasinya :
    1.Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    1.Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1.Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh :
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    Mobil itu masih baru.
    2.Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    Masih baru mobil itu.
    2.Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    2.Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
    1.Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P. Contoh :
    Ariel seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
    Mereka pergi ke kampus.
    2.Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P. Contoh :
    Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
    Mereka tidak pergi ke kampus.
    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya, memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan ‘Dia tidak mengambil sesuatu apapun’, maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.

    3.Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    1.Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina. Contoh :
    Dia seorang sukarelawan.
    Mereka bukan sopir angkot.
    Nenek saya penari.
    2.Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba. Contoh :
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.
    3.Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Hotel itu sudah tua.
    Gedung itu sangat tinggi.
    4.Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia. Contoh :
    Anaknya lima ekor.
    Mahasiswanya sembilan orang.
    Temannya dua puluh orang.
    5.Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona. Contoh :
    Sepatu itu di bawah meja.
    Baju saya di dalam lemari.
    Orang tuanya di Jakarta.
    6.Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial. Contoh :
    Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
    Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.

    4.Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    1.Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh :
    Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
    Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    Semua orang mengatakan bahwa dialah yang bersalah.
    2.Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh :
    Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
    Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
    Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.
    5. Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    1.Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain. Contoh :
    Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    Meskipun sedikit, kami tahu tentang hal itu.
    2.Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain. Contoh :
    Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
    Jika tidak ada rotan, akarpun jadi.
    3) .a. perubahan makna memburuk (peyorasi)
    Peyorasi (berasal dari bahasa latin pejor ‘jelek’) adalah kebalikan dari ameliorasi. Peyorasi yaitu makna baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Contoh; bunting lebih rendah pemakaiannya dari pada hamil, begitu juga dengan pembantu lebih rendah dari pada pramuwisma.
    Contoh: Perempuan itu adalah adik ibuku

    b. Asosiasi adalah perubahan makna karena adanya kemiripan antara dua hal bendaatau peristiwa yang sesungguhnya berlainan
    contoh : Kasus ini dibawa ke meja hijau

    c. Sinestesia adalah perubahan makna karena pertukaran tanggapan indra
    Contoh : Perkataan orang itu pedas

    d. afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi. Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-,adalah prefiks atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi -em, -er-, -el-, di-sebut infiks atau sisipan. Yang terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran. Gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak seperti :ke-an pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan per-an sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan konfiks.

    4). Menurut saya, makna Kesalahan dalam Pengkajian Buku Teks adalah kesalahan guru dalam mengkaji buku teks pelajaran berkaitan penyusunan materi. Untuk itu diperlukan analisis dalam hal ini supaya guru menguasai materi apa yang sesuai untuk pembelajaran disesuaikan dengan tingkatan kelas siswa.
    5). a. 1. Kata ulang yang menyatakan banyak tidak menentu
    Contoh :
    – Di tempat kakek banyak pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
    – Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan oleh pemerintah.
    2. Kata ulang yang menyatakan sangat
    Contoh :
    – Jambu merah pak raden besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
    – Anak kelas 3 ipa 1 orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.
    3. Kata ulang yang menyatakan paling
    Contoh :
    – Setinggi-tingginya Joni naik pohon, pasti dia akan turun juga.
    – Mastur dan Bornok mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan cupang kesayangannya.
    4. Kata ulang yang menyatakan mirip / menyerupai / tiruan
    Contoh :
    – Adik membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Jamil tadi pagi.
    – Si Ucup main rumah-rumahan sama si Wati seharian di halaman rumah.
    5. Kata ulang yang menyatakan saling atau berbalasan
    Contoh :
    – Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
    – Saat lebaran biasanya keluarga di rt.4 kunjung-kunjungan satu sama lain.
    6. Kata ulang yang menyatakan bertambah atau makin
    Contoh :
    – Biarkan dia main hujan! lama-lama dia akan kedinginan juga.
    – Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu kredit.
    7. Kata ulang yang menyatakan waktu atau masa
    Contoh :
    – Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
    – Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.
    8. Kata ulang yang menyatakan berusaha atau penyebab
    Contoh :
    – Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.
    9. Kata ulang yang menyatakan terus-menerus
    Contoh :
    – Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat kandangnya yang bau.
    – Mirnawati selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Bram dapat termaafkan.
    10. Kata ulang yang menyatakan agak (melemahkan arti)
    Contoh :
    – Karena berjalan sangat jauh kaki si Adul sakit-sakit semua.
    – Jangan tergesa-gesa begitu dong! Nanti jatuh.
    11. Kata ulang yang menyatakan beberapa
    Contoh :
    – Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya yang pergi ke Hong Kong.
    – Mas parto berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?
    12. Kata ulang yang menyatakan sifat atau agak
    Contoh :
    – Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
    – Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.
    13. Kata ulang yang menyatakan himpunan pada kata bilangan
    Contoh :
    – Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
    – Jangan beli beyblade banyak-banyak nak! Nanti uang sakumu habis.
    14. Kata ulang yang menyatakan bersengang-senang atau santai
    Contoh :
    – Dari tadi padi si Bambang kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
    – Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari

    b. Perluasan makna kata adalah kata-kata yang cakupan maknanya sekarang lebih luas dari pada cakupan makna semula
    contoh : berlayar
    makna kata berlayar dulu dengan sekarang berbeda. Dulu berlayar merupakan mengarungi laut dengan kapal layer. Sekarang maknanya adalah pergi ke laut dengan kapal.
    c. Penyempitan makna kata adalah kata-kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit daripada cakupan makna semula
    coontoh : sarjana
    makna kata sarjana pada waktu dulu adalah semua orang yang pintar, makna sekarang adalah oramg yang telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
    d. paragraf analogi: paragraph yang di dalamnya membandingkan suatu hal yang agak sama
    contoh :
    Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

    6) .a. Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
    b. Majas Eufimisme
    Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
    Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran

    c. Majas Sinedoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas Sinedoke dibagi menjadi 2 yaitu :

    => Pars pro toto : Majas yang menyebutkan sebagian, tetapi untuk benda itu secara keseluruhan. Contoh : Ayah membeli dua ekor kambing
    => Totem pro parte : Majas yang menyebutkan keseluruhan, tertapi hanya untuk sebagian saja. Contoh : Kaum wanita memperingati Hari Kartini
    d. Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah

    7). a. karangan argumentasi : Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
    Karangan eksposisi: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
    b. Kalimat Berobjek
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan –nya
    Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. paragraf deduktif
    =>adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya
    terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh
    kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
    paragraf induktif
    =>adalah paragraf dimana ide pokok terlatak di akhir
    paragraf, dan kalimat penjelas berada pada bagian awal
    paragraf.

    8). Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar |
    (klausa bawahan)

    Andi pergi   menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas. (klausa utama)

    9). Menurut saya, figur seorang guru yang baik adalah guru yang tidak hanya mampu mengajar tetapi juga mampu mendidik siswa. Mengajar berarti guru tersebut benar-benar menguasai bidangnya secara profesional, sehingga mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Mendidik berarti guru tidak hanya bisa mencerdaskan kehiduoan bangsa tetapi juga membentuk mental dan akhlak anak didiknya agar siap bersaing untuk masa depannya, sehingga antara ilmu pengetahuan dan pribadi (moral) dapat seimbang.

    10). Kita tidak dapat menghakimi apabila siswa tidak suka dengan mata pelajaran tertentu merupakan salah siapa, karena hal tersebut timbul disebabkan banyak factor. Diantaranya adalah faktor dari siswa sendiri yang memang mempunyai momok dengan mata pelajaran tertentu, kemudian faktor dari orang tua yang mewariskan secara genetic minat pada suatu cabang ilmu, faktor lingkungan yang mempengaruhi kondusif dan tidaknya saat pembelajaran berlangsung serta faktor dari guru seperti gaya dan cara mengajar sehingga apakha yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa atau tidak. Biasanya jika satu kali siswa tersebut tidak dapat menangkap apa yang disampaikan guru, maka seterusnya siswa tersebut akan malas dan tidak senang dengan mata pelajarannya.

    Juni 24, 2009 pukul 9:15 am

  27. Jawaban
    Nama : Mila Susanti
    NIM : 060210402139
    Angkatan : 2006

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan memaparkan kesimpulan yang bersifat umum diikuti dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus yang mendukung kesimpulan yang bersifat umum tersebut.
    Contoh paragraf deduktif.
    Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, memprovokasi, mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan pribadi yang tak berbudi.
    2. Macam-macam klausa:
    a. Klausa verbal
    Contoh: (1) adik berlari
    (2) bunga berguguran
    b. Klausa nominal
    Contoh: (1) ayahku guru
    (2) ibuku dokter
    c. Klausa adjektiva
    Contoh: (1) adikku pintar
    (2) sahabatku cantik
    d. Klausa numeral
    Contoh: (1) ayamku lima
    (2) saudaraku dua
    e. Klausa adverba
    Contoh: (1) kakekku sakit
    (2) temanku pingsan
    f. Klausa preposisional
    Contoh: (1) ayah berada di kantor
    (2) nenek datang dari pasar.
    3. a. Peyorasi adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna sekarang
    lebih rendah dari makna yang dulu.
    Contoh: Bini orang itu akan pergi ke rumah orang tuanya.
    b. Sinestesia adalah perubahan makna karena adanya persamaan tanggapan
    indera.
    Contoh: Kata-katanya sangat pedas.
    c. Asosiasi adalah perubahan makna karena persamaan sifat.
    Contoh: Pembangunan di Indonesia berjalan lancar.
    d. Afiksasi adalah suatu proses dibubuhkan atau dilekatkannya sebuah
    morfem terikat pada sebuah morfem bebas. Berdasarkan posisi morfem
    terikat pada morfem bebas dibedakan atas: (1) prefiks, yaitu morfem terikat
    yang melekat pada awal morfem bebas (awalan), contoh: membesar
    (meN+besar), (2) infiks, yaitu morfem terikat yang melekat di tengah morfe
    bebas, contoh: getar (gemetar), (3) sufiks, yaitu morfem terikat yang
    melekat di akhir morfem bebas (akhiran), contoh: lemparkan (lempar+kan),
    (4) konfiks, yaitu morfem terikat yang melekat di awal dan diakhir morfem
    bebas (gabungan), contoh: persatuan (per+satu+an), (5) simulfiks (dua
    morfem terikat dan satu morfem terikat atau sebaliknya yang melekat di
    awal dan di akhir morfem bebas, contoh: mempersatukan (meN+per+satu+
    kan).
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengkaji sebuah buku teks. Kesalahan itu bisa berupa salah dalam sistematika pengkajian atau kesalahan dalam memandang sebuah kurikulum sehingga terjadi ketidakpaduan dalam pengkajiannya terhadap buku teks.

    5. a. Kata ulang adalah kata yang mengalami pengulangan baik seluruhnya
    maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh: pemimpin-pemimpin
    b. Perluasan makna adalah makna yang sekarang lebih luas dari makna yang
    dulu.
    Contoh: Bapak kepala sekolah akan segera memberikan sambutannya.
    c. Penyempitan makna adalah makna yang sekaran lebih sempit dari makna
    yang dulu.
    Contoh: Madrasah Ibtidaiyah di desaku akan segera diresmikan.
    d. Paragraf analogi adalah sebuah paragraf dengan penalaran induktif yang
    membandingkan dua hal yang banyak persamaannya, kemudian ditarik
    sebuah kesimpulan berdasarkan persamaan kedua hal tersebut.
    Contoh:
    Manusia menjalani kehidupan di dunia ini ibarat mengarungi samudera luas. Ketika angin tenang dan ombak pun tenang, maka kapal dapat berlayar dengan tenang. Namun, jika badai menghantam dan ombak besar, maka kapal tersebut akan oleng. Kapal yang tidak kuat bisa hancur di tengah samudera. Namun kapal yang kuat, akan mencoba bertahan dengan sekuat tenaga hingga akhirnya sampai ke tujuan. Demikian juga dengan manusia, kehidupan manusia tidak akan selamanya tenang dan selalu merasakan kebahagiaan. Adakalanya cobaan dan ujian datang, membuat manusia merasakan kesedihan dan terombang-ambing. Jika ia sabar dan ikhlas menjalani semuanya dan tidak berputus asa, dengan selalu berbuat baik, maka ia akan sampai ke tujuannya (akhirat) dengan penuh kemenangan. Namun, jika ia tidak sabar dan merasa tidak kuat menghadapi cobaan, maka ia akan menjadi orang yang merugi, ia akan hidup dalam kesuraman hidup.
    6. a. Contoh majas metonimia.
    Aku menulis surat dengan pilot. (merk sebuah bolpoin)
    b. Contoh majas eufimisme.
    Orang itu berubah akal. (gila)
    c. Contoh majas sinekdok totem pro parte.
    Kaum wanita Indonesia sedang memperingati hari Kartini. (hanya sebagian
    wanita Indonesia)
    d. Contoh majas litotes.
    Makanlah apa adanya! (padahal yang disajikan bermacam-macam
    makanan)
    7. a. Perbedaan karangan argumentasi dan eksposisi.
    Perbedaan karangan argumentasi dan eksposisi terletak pada tujuannya.
    Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan
    dan penyintesisan pendapat untuk membangun sebuah kesimpulan. Jadi,
    karangan argumentasi merupakan sebuah karangan yang berisi pendapat
    disertai dengan bukti yang konkrit. Karangan argumentasi bertujuan
    untuk memberikan alasan yang dipergunakan untuk memperkuat atau
    menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sedangkan karangan
    eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memberitahu,
    mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu dengan kata-kata
    yang menarik agar pembaca melakukan apa yang diinginkan penulis.
    b. Perbedaan kalimat berpelengkap dan kalimat berobjek.
    Kalimat berpelengkap ialah kalimat yang pelengkapnya berupa keterangan
    keadaan. Setelah predikat, terdapat keterangan keadaan yang merupakan
    pelengkap. Pelengkap tidak bisa diletakkan di awal kalimat. Tidak demikian
    dengan kalimat berobjek, objek bisa diletakkan di awal kalimat,
    menggantikan kedudukan subjek dalam kalimat pasif.
    c. Perbedaan paragraf induktif dan deduktif.
    Perbedaan paragraf induktif dan deduktif terletak pada gagasan utamanya.
    Pada paragraf induktif, gagasan utama terletak di akhir paragraf setelah
    menyebutkan/memaparkan hal-hal khusus. Sedangkan pada paragraf
    deduktif, gagasan utama terletak di awal paragraf kemudian diikuti dengan
    pemaparan hal-hal khusus.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi / menolong kakek tua yang kelaparan itu / ke puskesmas/.
    9. Guru yang baik ialah guru yang selalu mendidik murid-muridnya. Mendidik tidak hanya dalam artian memberikan materi pelajaran, akan tetapi juga mendidik dalam artian memberikan pelajaran moral tentang bagaimana menghadapi hidup yang sesungguhnya. Mendidik bukan dalam artian hanya mampu menyampaikan, akan tetapi mendidik dengan memberikan contoh/teladan yang sesungguhnya. Mendidik bukan dalam artian guru yang memiliki kedudukan lebih tinggi kepada muridnya yang tidak mengerti apa-apa, tetapi adakalanya guru perlu menjadi teman bagi muridnya agar guru mengetahui kesulitan/masalah muridnya sehingga mampu melakukan perbaikan-perbaikan kea rah yang lebih baik lagi. Karena berhasil tidak pendidikan tergantung kemampuan dan keterampilan guru dalam mendidik semua murid-muridnya.
    10. Menurut saya, guru mata pelajaran itulah yang paling bertanggungjawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran tertentu. Karena ibarat guru ibarat orang yang berdagang, jika tidak mampu meramu dagangannya dengan baik, maka jangan harap pembeli akan menghampiri. Pedagang juga harus mempunyai keterampilan berbicara agar pembeli tertarik dengan barang dagangannya. Di samping itu, pedagang juga harus menguasi ilmu tentang berdagang agar pembeli yakin dengan perkataannya. Adakalanya pedagang juga harus berbaur dengan pembelinya agar mengetahui kebutuhan pasar. Demikian juga dengan seorang guru. Guru harus meramu materi pelajarannya semenarik mungkin, agar siswa tertarik untuk mempelajarinya. Guru juga harus mempunyai keterampilan berbicara serta menguasai materi pelajaran agar siswa merasa yakin bahwa yang disampaikannya itu benar adanya. Sewaktu-waktu guru perlu berbaur dengan muridnya agar bisa mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari pelajarannya. Maka, jangan disalahkan jika siswa tidak menyukai sebuah pelajaran, mungkin gurunya tidak mampu meramu materi pelajarannya dengan menarik sehingga siswa menjadi bosan, atau mungkin gurunya kurang memiliki keterampilan berbicara dan kurang menguasai materi yang disampaikannya sehingga siswa ragu akan kebenaran pelajaran yang disampaikannya. Mungkin juga, gurunya terlalu gengsi untuk berbaur dengan muridnya, sehingga dengan sendirinya menciptakan jarak antara dirinya dengan siswanya. Hal ini akan menyebabkan siswa kurang menyukai guru tersebut sehingga mengakibatkan siswa tidak menyukai pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.

    Juni 24, 2009 pukul 9:29 am

    • Ari Mulyaningsih

      Nama : Ari Mulyaningsih
      NIM : 060210402118
      Angkatan : 2006
      FKIP Bahasa Indonesia dan Sastra
      UAS Analisis Buku Teks

      1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari sesuatu yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus.

      Contoh:
      Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Surabaya, pada tanggal 15-20 Januari 2009 mengadakan pameran bonsai di Gedung Jatim Expo Surabaya. Pameran ini diikuti oleh 80 orang anggota PPBI yang berasal dari Jawa Timur. Pada pemeran yang diberi tema Pesona Alam ini, untuk pertama kalinya juga dipamerkan suiseki yaitu seni menampilkan batu-batuan alam yang merupakan miniatur dari pemandangan alam atau bentuk-bentuk unik lainnya. Dalam sambutannya, Saiful Anam selaku Ketua PPBI Surabaya menyatakan bahwa bonsai dan suiseki jika dipersandingkan seolah-olah menjadi alam yang dipindahkan ke ruangan yang bisa menambah rangsangan imajinasi kita ke alam bebas yang penuh pesona.

      1. Jenis-jenis klausa beserta contoh (2)
      1) Penggolongan klausa berdasarkan struktur internya.
      a. Klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P
      Contoh : baju itu masih baru
      gadis muda itu sangat cantik
      b. Klausa lengkap yang S-nya terletak di belakang P (klausa inversi)
      Contoh : sudah rusak mobil itu
      sangat cantik gadis kecil itu
      Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.

      2) Penggolongan klausa berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P
      a. Klausa positif
      Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
      Contoh : ibunya seorang guru
      wajah anak itu berseri-seri

      b. Klausa negatif
      Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
      Contoh : pria itu tidak langsung pulang ke rumah, tetapi singgah dulu di warung kopi.
      sudah lama sekali sepasang kekasih itu tidak pernah bertemu
      3) Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi P
      a. Klausa nominal adalah klusa yang P-nya terdiri atas kata atau frase atau golongan N (nominal/benda)
      Contoh : ayahnya dokter
      mereka bukan wartawan
      b. Klausa verbal adalah klausa yang P-nya terdiri atas kata ata frase golongan Verba.
      Contoh : saya membaca puisi
      Saiful membantu ibunya
      c. Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
      Contoh : adiknya sangat cantik
      pohon itu sangat tinggi
      d. Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk
      kategori numeralia.
      Contoh : roda truk itu enam
      Temannya sepuluh orang
      e. Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
      Contoh : kekasihnya di Jakarta
      saya pergi ke pasar
      f. Klausa pronominial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi pronominal.
      Contoh :
      dialah yang bersalah dalam kasus ini
      aku akan menunggunya di taman ini setiap hari

      4) Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
      Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
      1. Klausa Bebas
      Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh :
      Wanita tua itu tersenyum, tetapi hatinya menangis.
      Teman kita yang baru itu rumahnya di Surabaya
      2. Klausa terikat
      Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh :
      Semua baju boleh kamu ambil, kecuali yang berwarna ungu.
      Semua lelaki tidak bisa membuatku jatuh hati, kecuali dia

      5. Klasifikasi klausa berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
      Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
      Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
      1. Klausa Atasan
      Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain. Contoh :
      Ketika ayah datang, kami sedang menggoreng ikan
      Meskipun sedikit, aku akan tetap mengambil bagianku
      2. Klausa Bawahan
      Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain. Contoh :
      dia mengira bahwa suaminya tidak akan datang
      jika tidak ada majalah, pakai koran saja

      3. Jelaskan dengan memberi contoh:
      a. peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah dari makna asalnya.
      Contoh : Bini pak Amin melahirkan di rumah sakit.
      b. sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
      Contoh: Rayuan kekasihku sangat sedap didengar.
      c. Asosiasi adalah makna kata yang timbul karena persamaan sifat.
      Contoh : Lelaki tua itu menerima amplop dari atasannya.
      d. Afiksasi adalah proses pembubuhan morfem yang memberikan makna tertentu pada bentukan yang terdiri atas morfem-morfem itu.
      Contoh : Ibu membeli ikan di pasar
      4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan yang timbul ketika menganalisis materi ataupun bahasa yang digunakan dalam suatu buku teks. Kesalahan ini bisa terjadi karena ada perbedaan konsep antara orang yang mengkaji buku teks dengan penulis buku teks itu sendiri. Kesalahan dalam pengkajian buku teks juga bisa terjadi karena pengkaji/ peneliti tidak mengkaji berdasarkan kurikulum yang berlaku, sehingga menimbulkan ketimpangan dalam menganalisis buku teks. Buku teks hendaknya memiliki tingkat keterbacaan yang baik agar tidak terjadi kesalahan dalam pengkajian buku teks. Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya, yakni hal-hal yang berhubungan dengan kemudahan membaca bentuk tulisan atau topografi, lebar spasi dan aspek-aspek grafika lainnya, kemenarikan bahan ajar sesuai dengan minat pembaca, kepadatan gagasan dan informasi yang ada dalam bacaan, dan keindahan gaya tulisan, serta kesesuaian dengan tatabahasa baku.

      5. Jelaskan dengan memberi contoh:
      a. Kata ulang adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
      Contoh : Buku-buku itu akan kusimpan di dalam lemari.
      b. Perluasan makna adalah perubahan makna yang terjadi apabila makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
      Contoh : Saya harap Ibu bisa meresmikan pembangunan gedung ini.
      c. Penyempitan makna adalah perubahan makna yang terjadi apabila suatu kata yang pada mulanya mempunyai makna yang luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna.
      Contoh : Sarjana itu menangis di hadapan kedua orang tuanya.
      d. Paragraf Analogi adalah paragraf yang menggunakan penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki berbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
      Contoh:
      Dalam kehidupan ini, seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berpendidikan tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi, semakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir beras.
      6. Beri contoh:
      a. Majas Metonemia
      Saya menulis dengan pilot
      b. Majas Eufemisme
      Para penyandang tuna netra mendapat beasiswa dari pemerintah.
      c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.
      Pertandingan sepak bola antara Brazil dan Inggris berakhir seri.
      d. Majas Litotes
      Goresan pena ini adalah hadiah untuk ibu.
      (Pada kenyataannya, ia menyerahkan ijazah kesarjanaan kepada ibunya)
      7. Jelaskan perbedaan
      a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
      Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Bedanya dengan karangan eksposisi, karangan eksposisi bertujuan untuk membagikan informasi, dan tidak sama sekali untuk mendesak atau memaksa pembaca untuk menerima pandangan atau pendirian tertentu sebagai sesuatu yang benar.
      b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek

      Objek
      1. Berwujud frase nominal atau klausa

      2. Berada langsung di belakang predikat.

      3. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat.

      4. Dapat diganti dengan pronominal –nya.

      Pelengkap
      1. Berwujud frase nominal, frase verbal, frase ajektival, frase preposisional, atau klausa.
      2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir.
      3. Tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
      4. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, akan

      c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
      Paragraf deduktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari sesuatu yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus. Ide pokok paragraf deduktif, terletak di awal paragraf. Paragraf induktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Ide pokok paragraf induktif terletak di akhir paragraf.

      8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur /yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua /yang kelaparan itu ke puskesmas.

      9. Guru yang baik adalah seorang guru yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi guru harus bisa mendidik siswanya menjadi siswa yang baik. Artinya, guru harus menjadi teladan bagi siswanya, baik dalam sikap, pakaian, maupun tutur bicaranya. Guru mempunyai tanggung jawab untuk membentuk moral anak didiknya menjadi generasi muda yang berbakti baik bagi orang tua, agama, maupun bangsa dan negara. Tugas guru tidak hanya mencerdaskan anak didiknya, tetapi lebih dari itu. Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada murid-muridnya untuk lebih giat belajar dalam menuntut ilmu. Jika ada muridnya bersikap tidak sopan dalam kegiatan pembelajaran, guru harus cepat tanggap dan mengarahkan murid tersebut agar dapat memperbaiki sikapnya. Selain itu, guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan amanat atau pesan-pesan moral kepada murid-muridnya di sela-sela atau di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan begitu, mereka dapat mengerti dan menerapkan pesan- pesan moral dalam kehidupannya sehari-hari.

      10. Apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, hal ini menjadi tanggung jawab seorang guru. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus mengetahui karakteristik siswanya. Dengan begitu, guru dapat menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya. Cara mengajar guru juga ikut mempengaruhi minat siswa pada mata pelajaran tertentu. Cara mengajar guru yang monoton dan membosankan akan membuat siswa juga ikut merasa bosan. Cara menagajar harus bervariasi. Metode pembelajaran juga hendaknya diperhatikan, metode pembelajaran juga perlu divariasi. Misalnya, guru bisa menggunakan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Untuk membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu, guru dapat memanfaatkan media pembelajaran semaksimal mungkin. Guru yang kreatif, adalah guru yang mampu menciptakan media pembelajaran yang unik dan menarik. Selain itu, guru harus bisa menjalin hubungan yang hangat dan harmonis dengan siswanya. Artinya, guru harus melakukan pendekatan dengan siswa agar hubungan yang terjalin bertambah akrab tanpa mengurangi rasa kewibawaan seorang guru. Jika siswa merasa diperhatikan oleh gurunya, maka secara tidak langsung siswa tersebut juga akan memperhatikan gurunya ketika menjelaskan materi pelajaran.

      Juni 24, 2009 pukul 12:12 pm

  28. Maaf Pak Fus, yang pertama tadi salah, ini yang benar, saya kirim lagi. Saya salah kirim. Maaf ya Pak!
    Jawaban II (yang benar)
    Nama : Mila Susanti
    NIM : 060210402139
    Angkatan : 2006

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan memaparkan kesimpulan yang bersifat umum diikuti dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus yang mendukung kesimpulan yang bersifat umum tersebut.
    Contoh paragraf deduktif.
    Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan. Penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan, santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan pribadi penuturnya berbudi. Sebaliknya, melalui penggunaan bahasa yang sarkasme, menghujat, memaki, memfitnah, memprovokasi, mengejek, atau melecehkan, akan mencitrakan pribadi yang tak berbudi.
    2. Macam-macam klausa:
    a. Klausa verbal
    Contoh: (1) adik berlari
    (2) bunga berguguran
    b. Klausa nominal
    Contoh: (1) ayahku guru
    (2) ibuku dokter
    c. Klausa adjektiva
    Contoh: (1) adikku pintar
    (2) sahabatku cantik
    d. Klausa numeral
    Contoh: (1) ayamku lima
    (2) saudaraku dua
    e. Klausa adverba
    Contoh: (1) kakekku sakit
    (2) temanku pingsan
    f. Klausa preposisional
    Contoh: (1) ayah berada di kantor
    (2) nenek datang dari pasar.
    3. a. Peyorasi adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna sekarang
    lebih rendah dari makna yang dulu.
    Contoh: Bini orang itu akan pergi ke rumah orang tuanya.
    b. Sinestesia adalah perubahan makna karena adanya persamaan tanggapan
    indera.
    Contoh: Kata-katanya sangat pedas.
    c. Asosiasi adalah perubahan makna karena persamaan sifat.
    Contoh: Pembangunan di Indonesia berjalan lancar.
    d. Afiksasi adalah suatu proses dibubuhkan atau dilekatkannya sebuah
    morfem terikat pada sebuah morfem bebas. Berdasarkan posisi morfem
    terikat pada morfem bebas dibedakan atas: (1) prefiks, yaitu morfem terikat
    yang melekat pada awal morfem bebas (awalan), contoh: membesar
    (meN+besar), (2) infiks, yaitu morfem terikat yang melekat di tengah morfe
    bebas, contoh: getar (gemetar), (3) sufiks, yaitu morfem terikat yang
    melekat di akhir morfem bebas (akhiran), contoh: lemparkan (lempar+kan),
    (4) konfiks, yaitu morfem terikat yang melekat di awal dan diakhir morfem
    bebas (gabungan), contoh: persatuan (per+satu+an), (5) simulfiks (dua
    morfem terikat dan satu morfem terikat atau sebaliknya yang melekat di
    awal dan di akhir morfem bebas, contoh: mempersatukan (meN+per+satu+
    kan).
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengkaji sebuah buku teks. Kesalahan itu bisa berupa salah dalam sistematika pengkajian atau kesalahan dalam memandang sebuah kurikulum sehingga terjadi ketidakpaduan dalam pengkajiannya terhadap buku teks.

    5. a. Kata ulang adalah kata yang mengalami pengulangan baik seluruhnya
    maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh: pemimpin-pemimpin
    b. Perluasan makna adalah makna yang sekarang lebih luas dari makna yang
    dulu.
    Contoh: Bapak kepala sekolah akan segera memberikan sambutannya.
    c. Penyempitan makna adalah makna yang sekaran lebih sempit dari makna
    yang dulu.
    Contoh: Madrasah Ibtidaiyah di desaku akan segera diresmikan.
    d. Paragraf analogi adalah sebuah paragraf dengan penalaran induktif yang
    membandingkan dua hal yang banyak persamaannya, kemudian ditarik
    sebuah kesimpulan berdasarkan persamaan kedua hal tersebut.
    Contoh:
    Manusia menjalani kehidupan di dunia ini ibarat mengarungi samudera luas. Ketika angin tenang dan ombak pun tenang, maka kapal dapat berlayar dengan tenang. Namun, jika badai menghantam dan ombak besar, maka kapal tersebut akan oleng. Kapal yang tidak kuat bisa hancur di tengah samudera. Namun kapal yang kuat, akan mencoba bertahan dengan sekuat tenaga hingga akhirnya sampai ke tujuan. Demikian juga dengan manusia, kehidupan manusia tidak akan selamanya tenang dan selalu merasakan kebahagiaan. Adakalanya cobaan dan ujian datang, membuat manusia merasakan kesedihan dan terombang-ambing. Jika ia sabar dan ikhlas menjalani semuanya dan tidak berputus asa, dengan selalu berbuat baik, maka ia akan sampai ke tujuannya (akhirat) dengan penuh kemenangan. Namun, jika ia tidak sabar dan merasa tidak kuat menghadapi cobaan, maka ia akan menjadi orang yang merugi, ia akan hidup dalam kesuraman hidup.
    6. a. Contoh majas metonimia.
    Aku menulis surat dengan pilot. (merk sebuah bolpoin)
    b. Contoh majas eufimisme.
    Orang itu berubah akal. (gila)
    c. Contoh majas sinekdok totem pro parte.
    Kaum wanita Indonesia sedang memperingati hari Kartini. (hanya sebagian
    wanita Indonesia)
    d. Contoh majas litotes.
    Makanlah apa adanya! (padahal yang disajikan bermacam-macam
    makanan)
    7. a. Perbedaan karangan argumentasi dan eksposisi.
    Perbedaan karangan argumentasi dan eksposisi terletak pada tujuannya.
    Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan
    dan penyintesisan pendapat untuk membangun sebuah kesimpulan. Jadi,
    karangan argumentasi merupakan sebuah karangan yang berisi pendapat
    disertai dengan bukti yang konkrit. Karangan argumentasi bertujuan
    untuk memberikan alasan yang dipergunakan untuk memperkuat atau
    menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sedangkan karangan
    eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memberitahu,
    mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu dengan kata-kata
    yang menarik agar pembaca melakukan apa yang diinginkan penulis.
    b. Perbedaan kalimat berpelengkap dan kalimat berobjek.
    Kalimat berpelengkap ialah kalimat yang terdiri dari subjek, predikat, dan
    pelengkap. Pelengkap biasanya berupa keterangan keadaan. Pelengkap tidak
    bisa menduduki kedudukan subjek, sebagaimana objek yang bisa
    menduduki kedudukan subjek. Sedangkan kalimat berobjek ialah kalimat
    yang terdiri dari subjek, predikat, dan objek.
    c. Perbedaan paragraf induktif dan deduktif.
    Perbedaan paragraf induktif dan deduktif terletak pada gagasan utamanya.
    Pada paragraf induktif, gagasan utama terletak di akhir paragraf setelah
    menyebutkan/memaparkan hal-hal khusus. Sedangkan pada paragraf
    deduktif, gagasan utama terletak di awal paragraf kemudian diikuti dengan
    pemaparan hal-hal khusus.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi / menolong kakek tua yang kelaparan itu / ke puskesmas/.
    9. Guru yang baik ialah guru yang selalu mendidik murid-muridnya. Mendidik tidak hanya dalam artian memberikan materi pelajaran, akan tetapi juga mendidik dalam artian memberikan pelajaran moral tentang bagaimana menghadapi hidup yang sesungguhnya. Mendidik bukan dalam artian hanya mampu menyampaikan, akan tetapi mendidik dengan memberikan contoh/teladan yang sesungguhnya. Mendidik bukan dalam artian guru yang memiliki kedudukan lebih tinggi kepada muridnya yang tidak mengerti apa-apa, tetapi adakalanya guru perlu menjadi teman bagi muridnya agar guru mengetahui kesulitan/masalah muridnya sehingga mampu melakukan perbaikan-perbaikan kea rah yang lebih baik lagi. Karena berhasil tidak pendidikan tergantung kemampuan dan keterampilan guru dalam mendidik semua murid-muridnya.
    10. Menurut saya, guru mata pelajaran itulah yang paling bertanggungjawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran tertentu. Karena ibarat guru ibarat orang yang berdagang, jika tidak mampu meramu dagangannya dengan baik, maka jangan harap pembeli akan menghampiri. Pedagang juga harus mempunyai keterampilan berbicara agar pembeli tertarik dengan barang dagangannya. Di samping itu, pedagang juga harus menguasi ilmu tentang berdagang agar pembeli yakin dengan perkataannya. Adakalanya pedagang juga harus berbaur dengan pembelinya agar mengetahui kebutuhan pasar. Demikian juga dengan seorang guru. Guru harus meramu materi pelajarannya semenarik mungkin, agar siswa tertarik untuk mempelajarinya. Guru juga harus mempunyai keterampilan berbicara serta menguasai materi pelajaran agar siswa merasa yakin bahwa yang disampaikannya itu benar adanya. Sewaktu-waktu guru perlu berbaur dengan muridnya agar bisa mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari pelajarannya. Maka, jangan disalahkan jika siswa tidak menyukai sebuah pelajaran, mungkin gurunya tidak mampu meramu materi pelajarannya dengan menarik sehingga siswa menjadi bosan, atau mungkin gurunya kurang memiliki keterampilan berbicara dan kurang menguasai materi yang disampaikannya sehingga siswa ragu akan kebenaran pelajaran yang disampaikannya. Mungkin juga, gurunya terlalu gengsi untuk berbaur dengan muridnya, sehingga dengan sendirinya menciptakan jarak antara dirinya dengan siswanya. Hal ini akan menyebabkan siswa kurang menyukai guru tersebut sehingga mengakibatkan siswa tidak menyukai pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.

    Juni 24, 2009 pukul 9:37 am

  29. Laila Wahidah

    Nama : LAILA RAHMATUN WAHIDAH
    NIM : 060210402333
    Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
    Mata Kuliah : Ujian Akhir Analisis Telaah Buku Teks Sekolah

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal kemudian diikuti oleh kalimat penjelas
    Contoh : Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan.
    2. Jenis Klausa ada 3, yaitu :
    a. Klausa kalimat majemuk setara, yaitu klausa yang ada di dalam kalimat majemuk setara (koordinatif). Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang sama. Kalimat majemuk setara dibangun dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan.
    Contoh :
    1. Ayah pergi ke rumah sakit dan ibu tetap di rumah.
    2. Shofi datang lalu pergi ke kampus lagi.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat, yaitu klausa yang ada di dalam kalimat majemuk bertingkat (subordinatif). Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang tidak sama, klausa yang satu sebagai induk kalimat dan klausa yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang berfungsi menerangkan klausa lainnya.
    Contoh :
    1. Perempuan itu menjadi gila / setelah ditinggal mati suaminya.
    2. Meskipun sudah tua, / orang itu tetap semangat bekerja.
    c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat (kalimat subordinatif-koordinatif) terdiri atas tiga klausa atau lebih.
    Contoh :
    1. Dia menjadi stress / setelah ayahnya meninggal / dan ibunya kawin lagi.
    2. Ketika aku sakit,/ ibu sedang tidak ada di rumah / dan ayah pergi ke luar kota.
    3. a. Peyorasi : Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa daripada makna kata pada awal pemakaiannya.
    Contoh : perempuan, gerombolan, oknum, bini terasa memiliki konotasi negatif atau menurun.
    b. Sinestesia : perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera, misalnya dari indera pengecap ke indera pendengar.
    Contoh : Pedas sekali perkataannya.
    c. Asosiasi : persamaan sifat
    Contoh: Dia memancing di air keruh.
    d. Afiksasi : proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah.
    Contoh : prefiks: me-, ber-, di-, ke- (membeli)
    Infiks : er, el,(seruling, telunjuk)
    Sufiks : -kan,-isme,-is (idealisme, idealis)
    Gabungan prefiks dan sufiks : ke-an (kenakalan)
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks menurut saya adalah kesalahan seseorang dalam mengkaji buku teks, baik itu materi yang berhubungan dengan kurikulum maupun sistematikanya.
    5. a. Kata Ulang : kata yang mengalami perulangan kata sebagian atau seluruhnya dan mengakibatkan makna yang berbeda-beda.
    Contoh : anak-anak (kata ulang utuh, ini mempunya arti banyak anak), pepohonan (kata ulang sebagian, pepohonan mempunyai arti banyak tak menentu),
    b. Perluasan Makna : kata yang pada awal penggunaannya dipakai untuk hal khusus, tetapi saat ini penggunaannya dipakai untuk hal umum.
    Contoh: Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah, tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan, petani tambak, petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
    c. Penyempitan Makna : kata yang pada awal penggunaannya bisa dipakai untuk berbagai hal umum, tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja.
    Contoh : Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalma arti luas atau umum, sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni. Begitu pula kata sarjana (dulu orang yang pandai, berilmu tinggi, sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).
    d. Paragraf Analogi : penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, kemudian dapat ditarik kesimpulan.
    Contoh: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

    6. a. Majas Metonimia : gaya bahasa yang menggunakan nama cirri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya.
    Contoh: Kami pergi naik Zupiter MX.
    b. Majas Eufimisme : gaya bahasa yang berupa ungkapan – ungkapan halus, untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
    Contoh: Sayang, anak sepintar itu hilang akal.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte : gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapi yang dimaksudkan sebagian.
    Contoh: Indonesia gagal lagi dalam merebut emas di final pada kejuaraan bulutangkis.
    d. Majas Litotes : gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
    Contoh : Mampirlah di gubuk kami yang sederhana ini (padahal mewah)
    7. a. Perbedaan karangan argumentasi VS karangan eksposisi
    • Karangan Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi.
    Contoh ; Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan cara menjaga kesuburannya, dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
    • Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan. Eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya. Contoh: Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.
    b. Kalimat Berpelengkap VS Kalimat Berobjek
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    Persamaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap ialah keduanya berada di belakang predikat.
    Contoh Kalimat Berobjek : Sayur dimasak ibu (SPO)
    Contoh Kalimat Berpelengkap : Kakiku tertusuk duri (SPK)
    c. Paragraf Deduktif VS Paragraf Induktif
    • Paragraf deduktif : Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
    Contoh :
    Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.

    • Paragraf induktif: Kalimat utama terletak di akhir paragraf setelah kalimat-kalimat penjelas.
    Contoh :
    Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional

    8. Klausa dari kalimat
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu/ ke puskesmas.

    9. Figur guru yang baik menurut saya adalah guru yang tidak hanya mengajarkan ilmu mata pelajaran saja tetapi juga dapat mengajarkan tentang pemahaman hidup. Guru yang tau menempatkan diri pada siswanya. Seorang guru yang mengerti dan memahami bagaimana kondisi kelasnya, siswanya. Guru yang dipercaya oleh siswanya, dapat dijadikan tempat curhat, tapi masih memiliki kewibawaan. Kewibawaan bukan berarti yang ditakuti oleh siswanya tetapi disegani. Seorang guru yang selalu dinanti-nantikan oleh siswanya untuk mengajar.

    10. Apabila siswa tidak suka dengan suatu pelajaran yang paling bertanggungjawab adalah gurunya, karena biasanya seseorang tidak menyukai suatu pelajaran karena tidak bisa menangkap apa yang telah diajarkan dan biasanya disebabkan juga oleh sikap sang guru yang terlalu arogan, kurang memahami bagaimana siswanya. Seorang guru seharusnya dapat membuat pelajaran menjadi menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak lagi merasa jenuh dan bosan.

    Juni 24, 2009 pukul 9:47 am

  30. Vaega Rohidzafi

    NAMA : Vaega Rohidzafi
    NIM : 060210402317
    Angkatan : 2006

    Jawaban

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
    Contoh: Pemuda warga Desa Lemahbang memutuskan melaksanakan jam belajar masyarakat dengan tertib. Sebelumnya, banyak anak-anak sekolah yang dibiarkan di luar rumah dan hanya duduk di pinggir jalan pada jam-jam belajar. Para pemuda mulai mendatangi orang tua dan memberi pengertian pentingnya belajar bagi anak-anak mereka. Apabila warga menemui anak-anak sedang berkumpul di pinggir jalan, mereka akan diperingatkan dan diajak untuk belajar bersama. Jam belajar masyarakat dimulai pukul 18.00 sampai pukul 20.00. Sekarang masyarakat Desa Lemahbang terlihat tertib dan anak-anak mulai terbiasa belajar secara teratur.
    2. Klausa
    Klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat, yaitu:
    1. Klausa bebas / klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri dan
    tidak terikat dengan klausa lainnya.
    Contoh: kamu harus belajar
    ibu pergi
    2. Kalusa tidak bebas atau terikat adalah kalusa yang tidak dapat berdiri sendiri
    kerana kekurangan subjek atau predikat atau kata hubung yang mengikat
    klausa berkenaan.
    Contoh : Rias sedang pergi ke perpustakaan
    Budi berjuang semampunya.
    3. a. Peyorasi adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan
    lebih rendah atau kurang baik atau kurang menyenangkan nilainya daripada
    makna lama.

    Contoh: – bini (makna lamanya seorang perempuan yang sudah dinikahi dan
    makna barunya lebih rendah daripada kata istri).
    – bunting (makna lamanya mengandung dan makna barunya lebih
    rendah daripada kata hamil).
    b. Sinestisia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera.
    Contoh: – Betapa manis sikapnya saat menemui kedua orang tuaku.
    – Suaranya terang sekali.
    c. Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara
    makna lama dan makna baru.
    Contoh: – amplop (makna lamanya sampul surat dan makna barunya uang
    sogok)
    – bunga (makna lamanya kembang dan makna barunya gadis cantik)
    d. Afiksasi ialah proses penambahan unsur-unsur (imbuhan) pada kata dasar, baik diawal, diakhir maupun penyisipan yang dapat menimbulkan makna baru setelah terjadi proses afiksasi pada kata tersebut.
    Contoh: berumah, gemetar, temuan.
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan yang dilakukan oleh seseorang dalam mengkaji sebuah buku teks. Kesalahan tersebut dapat terletak pada pemetaan materi yang tidak sesuai (tidak berkesinambungan) atau dari kurikulum yang digunakan.
    5. a. Kata ulang
    Kata ulang adalah kata yang terbentuk karena proses reduplikasi atau
    pengulangan
    Jenis-jenis kata ulang:
    1. Kata ulang murni atau utuh yakni pengulangan seluruh bentuk kata dasar kata ulang.
    Contoh: Tuan-tuan, lari-lari, makan-makan, makan-makan, dan sebagainya.
    2. Kata ulang sebagian adalah bentuk pengulangan kata pada sebagian bentuk kata dasar.
    Contoh: pepohonan, tetangga, peperangan, tali-temali, tarik-menarik, dedaunan, dan sebagainya.
    3. Kata ulang berimbuhan, adalah bentuk pengulangan kata yang melibatkan morfem
    terikat (afiks).
    Contoh: berkejar-kejaran, rumah-rumahan, dan sebagainya..
    4. Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi, baik vokal maupun konsonan. Kata ulang berubah bunyi dapat dibedakan menjadi tiga yakni sebagai berikut.
    1. Kata ulang berubah vokal yaitu kata ulang yang mengalami perubahan vokal pada bentuk dasarnya.
    Contoh: bolak-balik, compang-camping.
    2. Kata ulang berubah konsonan, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan konsonan pada bentuk dasarnya.
    Contoh: Sayur-mayur, beras-petas.
    3. Kata ualng berubah vokal dan konsonan, yaitu kata ulang yang berubah vokal dan konsonannya.
    Contoh: tunggang-langgang.

    b. Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru lebih luas daripada makna lama.
    Contoh: – Bapak (makna lamanya adalah orang tua laki-laki dan makna
    barunya adalah semua orang laki-laki yang lebih tua atau
    berkedudukan lebih tinggi).
    – Saudara (makna lamanya anak yang sekandung dan makna barunya
    adalah semu orang yang sama umur/derajat/kedudukan).

    c. Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum atau luas
    ke yang lebih khusus atau sempit. Cakupan makna baru lebih sempit daripada
    makna lama.
    Contoh: – Sarjana (makna lamanya adalah cendekiawan dan makna barunya
    adalah lulusan perguruan tinggi).
    – Madrasah (makna lamanya sekolah dan makna barunya sekolah
    agama Islam).
    d. Paragraf analogi ialah adalah adalah paragraf perbandingan, yakni
    membandingkan dua hal yang mempunyai kemiripan, kemudian dapat menarik
    kesimpulan dari persamaan-persamaan yang dimiliki.
    Contoh: Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap limbah gula tebu yang melimpah, yaitu molasses. Setelah tebu diambil gulanya, tersisalah limbah berserat yang disebut bagasse. Bagasse dapat dikeringkan dan dibakar sebagai sumber tenaga untuk alat distilasi (penyulingan). Misalnya, distilasi alcohol pekat hasil fermentasi molasses menjadi gasohol. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa gasohol dan bagasse dapat dimanfaatkan sebagai bahan baker seperti halnya minyak tanah
    6. a. Metonimia
    Contoh: Ayah menyuruhku membeli bentoel. (bentoel bermakna rokok kretek)
    Kemarin Ibu naik suzuki. (Suzuki bermakna merek motor)
    b.Eufimisme
    Contoh: Aku terharu melihat tuna wisma itu. (tuna wisma dirasakan lebih halus
    daripada gelandangan)
    c. Majas sinekdok totem pro parte
    Contoh: SMAN 1 Rogojampi mampu merebut piala emas dalam olimpiade
    matematika tingkat provinsi. (SMAN 1 Rogojampi bermakna semua atau satu sekolah tetapi sebenarnya yang dimaksud adalah satu orang yang mewakili SMAN 1 Rogojampi dalam mengikuti olimpiade matematika)
    d. Litotes
    Contoh: Walaupun hidangan ini hanya seaedarnya, saya harap anda suka. (sebenarnya hidangan yang disediakan bermacam-macam tetapi tuan rumah mengatakan hanya hidangannya hanya sekadarnya saja).
    7. a. Karangan argumetasi VS karangan eksposisi
    Jika paragraf argumentasi berisi tentang paparan alasan pendapat seseorang untuk membangun suatu kesimpulan. Alasan dan bukti-bukti yang dipaparkan harus benar-benar meyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinan penulis. Sedangkan paragraph eksposisi bertujuan untuk memberi tahu sesuatu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Informasi yang disampaikan berupa data faktual terhadap suatu fakta dan biasanya disertai dengan gambar, denah, peta, dan angka-angka supaya informasinya lebih jelas.
    b. Kalimat berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa
    dipasifkan.
    Cirinya: Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda), berada langsung
    di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan), dapat
    dipasifkan, dan dapat diganti dengan –nya.
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap dan
    tidak bisa dipasifkan.
    Cirinya: Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat), berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi, Tidak dapat dipasifkan, dan tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan.
    c. Paragraf deduktif VS paragraf induktif
    Jika paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya berda di awal kalimat dan dilanjutkan dengan gagasan penjelas (dari hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat khusus). Sedangkan paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya berda di akhir kalimat (dari hal yang bersifat khusus ke hal yang bersifat umum).

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/
    Andi pergi menolong/ kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Menurut saya figur guru yang baik adalah:
    1. Guru yang tidak membeda-bedakan siswanya, semua siswa mendapat perhatian
    yang sama. Sehingga, tidak timbul rasa pilih kasih dengan siswa.
    2. Guru dapat memberikan teladan atau contoh yang kepada siswa, sehingga siswa
    akan mencontohnya.
    3. Guru yang mampu menciptakan suasana hangat atau akrab terhadap siswanya.
    Artinya, komunikasi antara siswa dan guru dapat berjalan dengan baik, sehingga
    tidak menimbulkan rasa takut siswa kepada guru. Dengan demikian, guru dapat
    mengetahui karakteristik masing-masing siswa yang memudahkan guru untuk
    menggunakan metode pembelalajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa,
    sehingga tujuan pembelajarn yang diharapkan akan tercapai.
    4. Guru yang dapat membimbing siswanya dengan baik, dapat memotivasi siswa
    dalam belajar, membantu kesulitan siswa saat belajar, meberikan evaluasi atas
    hasil kerja siswa, serta tidak membebani siswa, artinya tidak meberikan tugas
    secara terus-menerus karena jika setiap saat siswa diberi tugas maka siswa akan
    bosan dan tidak termotivasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
    5. Guru yang tidak monoton. Artinya mampu memvariasikan metode-metode yang
    digunakan dalam mengajar
    10. Yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan mata pelajaran adalah guru karena sosok guru mampu mempengaruhi minat belajar siswa. Biasanya guru yang kurang menyenangkan (selalu membebani siswa dengan tugas-tugas, metode yang digunakan dalam mengajar tidak bervariasi, serta tidak ada kekraban antara siswa dan guru) akan menimbulkan siswa malas belajar bahkan tidak menyukai mata pelajaran yang diberikan. Tetapi jika gurunya menyenangkan maka siswapun akan tertarik dan tidak bosan dalam mengikuti mata pelajaran yang diberikan. Jadi, pada dasarnya sosok guru dapat mempengaruhi persepsi siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberikan.

    Juni 24, 2009 pukul 9:52 am

  31. selfi yuni fitria

    Jawaban
    NAMA : Selfi Yuni Fitria
    NIM : 070210482011
    Angkatan : 2007 (PDG)

    1. Parangraf deduktif adalah paragaf yang gagasan utamanya terletak di awal paragaf dan berpola umum-khusus.
    Contoh:
    Setiap indifidu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaan dari yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola pikir dan cara merespon atau mempelajari hal yang baru. Dalam hal ini, misalnya dalam menyerap pelajaran, ada individu yang cepat, dan ada yang lambat menyerap pelajaran.
    2. Jenis-jenis klausa yaitu: klausa tertutup dan klausa terbuka.
    Contoh Klausa tertutup : sesudah saya mengerjakan PR ia tiba.
    Klausa terbuka : ketika saya mandi, dia menelfonku.

    3. a. Peyorasi adalah makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya terasa memiliki konotasi menurun/negatif.
    Contoh : kawin, bini, oknum, perempuan.
    b. Sinestesia adalah perubahan makana terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indra.
    Contoh : panas- bicaramu membuat panas telingaku.
    Sejuk- wajahmu menyejukkan hatiku.
    c. Asosiasi adalah perubahan makna yang muncul karena persamaan sifat.
    Contoh : amplop – dia masuk di perusahaan karena memberi amplop kepada direktur perusahaan.

    d. Afiksasi adalah proses pengimbuhan pada kata, pada awal, akhir, awal daan akhir.
    Contoh : di awal ; pe- lari, menyanyi, berlari, menyapu.
    Di akhir ; putar-an, bundar-an, tepi-an.
    Di awal dan akhir ; per-janji-an, me-laku-an, pe-curi-an (pencurian).

    4. Pengertian Kesalahan dalam Pengkajian Buku Teks.
    menurut saya pengkajian buku teks tidak perlu dilakukan karena dalam pembuatan buku teks sudah ada proses penyuntingan terlebih dahulu sebelum di terbitkan tetapi pengkajian buku teks cukup berguna dalam perbaikan materi yang terdapat dalam buku teks tersebut.
    5. a. Kata Ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan baik sebagian, seluruhnya maupun dengan perubahan bunyi.
    Contoh: Kata ulang sebagian [main-mainan, berjalan-jalan, berenang-renang]
    Kata ulang seluruh [ erat-erat, bagus-bagus, kuda-kuda]
    Kata ulang berubah bunyi [sayur-mayur, simpang-siur]
    b. Perluasan Makna adalah kata yang diawal penggunaannya bisa di pakai untuk berbagai hal umum dan penggunaannya saat ini dapat dipakai untuk berbagai keadaan.
    Contoh: ibu, bapak, berlayar.
    Bapak dulu digunakan atau bermakna orang tua laki-laki tetapi sekarang bapak bermakna sebagai panggilan orang laki-laki yang dituakan.
    c. Penyempitan makna adalah makna kata yang pada awal penggunaannya bisa di pakai untuk berbagai hal umum tetapi penggunaannya saat ini hanya terbataas untuk satu keadaan saja.
    Contoh : pesantren , ulama.

    d. paragraf analogi adalah membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki berbagai kesamaan.
    Contoh : pandangannya setajam pisau.
    Kepalanya sekeras batu.

    6. a. Majas Metonemia
    Contoh :Dia bertarung dimeja hijau dengan suaminya karena kasus KDRT.
    b. Majas Eufemisme
    Contoh : Sayang anak secanti itu tetapi tuna rungu.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    Contoh : Fakultas kami sudah dua kali mendapat penghargaan penulis karya ilmiah terbaik se-Jawa Timur.
    d. majas lilotes
    Contoh : Makanlah dengan makanan yang seadanya.
    7. a. Karangan Argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
    penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
    pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah
    berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
    Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan
    terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional
    dan logis sedangkan karangan Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digukan pada karya-karya ilmia.
    b. kalimat berpelengkap VS kalimat berobjek.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang berperan sebagai penerang diletakkan setelah verba, adjektif berada dibalik verba intransitif tak dapat dijadikan bentuk pasif dan tidak dapat di ganti dengan –nya.
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang berfungsi sebagai sasaran perbuatan objek, katanya berupa nomina, berada di belakang verba aktif transitif.dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif dapat diganti dengan -nya.
    c. paragaf Deduktif VS paragaf Induktif
    Paragaf Deduktif adalah paragaf yang gagasan utamanya terletak di awal paragaf dan berpola umum-khusus, Sedangkan paragaf Induktif adalah paragaf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragaf dan berpola khusus-umum.

    8. Menentukan klausa dengan memberi tanda penjedaan (/)
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Pendapat saya tentang figur Guru yang baik adalah guru selain memiliki penguasaan ilmu yang tinggi seorang Guru hendaknya memiliki sikap yang adil terhadap anak didik dan tidak segan-segan memberikan ilmu yang dibutuhkan oleh anak didik dengan rasa ikhlas dan bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan kepadaanak didiknya.
    10. Yang paling bertanggung jawab apabila ada siswa yang tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah Guru dan siswa itu sendiri, maksudnya adalah Guru berperan memberikan motifasi dan solusi tentang masalah yang dihadapi siswa tersebut yaitu memberi dorongan agar menumbuhkan minat siswa tersebut dan memberi solusi terhadap siswa bagaimana cara menyukai suatu mata pelajaran karena semua mata pelajaran saling berkaitan dan bermanfaat bagi kita. Selain itu guru mengunakan metode dalam pengajaran sesuai dengan minat dan kompetensi siswa.

    Juni 24, 2009 pukul 10:15 am

  32. dyah kirana

    Nama : Dyah Kirana
    NIM : 070210482008
    Angkatan 2007-PDG
    1. Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif! (Contoh tidak boleh sama apabila ditemukan Kesamaan dalam contoh dan jawaban maka Anda Tidak Lulus).
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utama terdapat pada bagian awal kalimat sedangkan kalimat penjelasnya berada di akhir paragraf.
    Contoh paragraf deduktif
    Philipo Antazhira Widyztya, 3, adalah salah seorang yang terlihat menikmati NBA Madness. Dia tampak asyik bermain di bawah ring, di arena permainan booth Honda. Meski belum tahu arti permainan dan belum bisa ikut bermain, dia loncat-loncat kegirangan setiap kali ada peserta yang mampu memasukkan bola.
    Terkadang, dia sampai berteriak-teriak dan berguling-guling. ‘Dira selalu suka bola. Tingkahnya seperti itu selalu melihat bola,’ Tutur Soedarso, 65, kakek Dira yang tampak kelelahan meladeni sang cucu.

    2. Jelaskan Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)!
    Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), Pelengkap (Pel.), maupun keterangan (Ket.). Berdasarkan struktur internnya, klausa dapat diklasifikasi menjadi dua jenis.
    a. Klausa Lengkap
    Yang dimasksud dengan klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1. Klausa versi, yaitu klausa yang subjeknya mendahului predikat. Contoh :
    Halaman rumah itu sangat luas
    2. Klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya mendahului subjek. Contoh:
    Sangat luas halaman rumah itu

    b. Klausa Tidak Lengkap
    Yang dimaksud dengan klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    Contonya:
    Selamat pagi
    Ke Surabaya

    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Peyorasi adalah kata yang mengalami penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    perempuan-wanita
    bini-istri
    b. Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera
    Contoh:
    Ibu itu terlihat sangat dingin.
    Kata dingin biasanya dirasakan oleh indra perasa. Namun, pada kalimat di atas, makna kata dingin berubah dirasakan oleh indra penglihatan.
    c. Asosiasi adalah kata yang muncul dengan makna tertentu karena memiliki persamaan sifat.
    Contoh:
    Hati-hati dengan lelaki itu karena jika berbicara selalu berbunga-bunga.
    d. Afiksasi di dalam bahasa Indonesia terbagi empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
    Contoh:
    Awalan : {ber-} + main => bermain
    {meN-} + masak => memasak
    Sisipan : {-em} + tamu => tetamu
    Akhiran : {-kan} + ambil => ambilkan
    Awalan dan akhiran : {pe-an} + gunung => pegunungan

    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks” dari kacamata Saudara!
    Suatu teks dikatakan salah apabila di dalam materi pelajaran terdapat suatu kesalahan baik dalam penyajiannya maupun dalam pemberian contoh materi.
    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata Ulang
    Kata ulang adalah
    Berdasarkan jenisnya, kata ulang dapat diklasifikasi menjadi empat, yaitu
    1) Kata ulang utuh yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar.
    Contoh:
    Makan-makan
    Jalan-jalan
    2) Kata ulang sebagian yakni perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata dasar.
    Contoh”
    Pepohonan
    Tetamu
    3) Kata ulang berimbuhan yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat (afiks).
    Contoh:
    Berjalan-jalan
    Berlari-lari
    4) Kata ulang berubah bunyi yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata dasarnya.
    Contoh:
    Mondar-mandir

    b. Perluasan Makna
    Yang dimaksudkan dengan perluasan makna yaitu peristiwa perluasan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh:
    1) Bapak : dahulu digunakan untuk menyebut orang tua laki-laki. Kata “bapak” mengalami perluasan makna digunakan untuk menyebut laki-laki yang lebih tua.
    2) Saudara : dahulu digunakan untuk menyebut saudara kandung atau masih memiliki hubungan darah, sedangkan sekarang kata saudara digunakan untuk menyebut semua orang

    c. Penyempitan Makna
    Yang dimaksudkan dengan penyempitan makna yaitu peristiwa penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    mampus-tewas
    pelacur-pekerja seks komersial

    d. Paragraf Analogi
    Di dalam hidup bermasyarakat, kita hendaknya dapat meneladani burung bangau. Jika ada satu bangau yang kelelahan dan keluar dari formasi, maka dengan senang hati bangau yang lain akan cepat menolong dan formasi tetap pada semula tidak akan berubah hingga sampai di tujuan. Tidak menutup kemungkinan sang pemimpin akan mengalami kesulitan dan merasa kelelahan maka dengan senang hati bangau yang lain akan menggantikannya dengan berpedoman pada yang berada di belakangnya. Hal ini menggambarkan bahwa berbagi dalam kepemimpinan, harus ada rasa saling menyadari pentingnya saling menghormati dan percaya di antara anggota kelompok. Saling berbagi tugas atau masalah yang paling berat.
    6. Beri contoh:
    a. Majas metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya.
    Contoh:
    Ibuku membeli ajinomoto di warung Bu Amir.
    Ayah mengendarai chevrolet.
    b. Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan–ungkapan halus, untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
    Contoh:
    Andai saja Tono tidak panjang tangan pasti dia menjadi pegawai di sini.
    Dia akan tetap menjadi bunga desa meskipun dia sudah menikah.
    c. Majas sinekdok totem pro parte adalah gaya ahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapu yang dimaksudkan sebagian.
    Contoh:
    Indonesia berhasil merebut piala Thomas dalam kejuaraan bulu tangkis.
    Untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, RT 9 mengadakan lomba siskamling.

    d. Majas Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
    Contoh:
    Mampirlah ke gubukku.
    Bisakah kamu membaca tulisanku yang seperti cakar ayam ini?
    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Pembeda Karangan Argumentasi Karangan Ekposisi
    Definisi
    Tujuan

    Contoh Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
    penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
    pernyataan-pernyataan yang logis.

    Digunakan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.

    Hasil penelitian Karangan eksposisi adalah
    karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
    (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
    memperluas pengetahuan kepada pembacanya.

    Digunakan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu mengenai informasi.

    artikel ilmiah, makalah-makalah
    untuk seminar, simposium, atau penataran.

    c. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga kalimat tersebut bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan
    Persamaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap ialah keduanya berada di belakang predikat.

    d. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf Deduktif Paragraf Induktif
    Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang umu untuk menuju kepada kesimpulan khusus.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang umum baru kemudian ke hal-hal yang khusus Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang khusus baru kemudian ke hal-hal yang umum.

    8. Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan / disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua / yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Menurut pendapat saya figur seorang guru yang baik yaitu guru yang dapat membuat siswa-siswinya tertarik untuk mengikuti mata pelajaran dan membuat mereka menyukai mata pelajaran tersebut. Selain itu guru yang baik dapat memahami karakter siswa-siswinya dan tidak pilih-pilih dalam memberi nilai. Dengan kata lain tidak menganakemaskan seseorang.

    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Menurut pendapat saya yang paling bertanggung jawab ialah tenaga pendidik (guru). Seharusnya guru dapat menarik

    Juni 24, 2009 pukul 10:45 am

  33. Ninin Yunita

    NAMA: NININ YUNITA K
    NIM: 070210482015
    ANGKATAN: 2007-Program Dua Gelar (PDG)
    1. Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif! (Contoh tidak boleh sama apabila ditemukan Kesamaan dalam contoh dan jawaban maka Anda Tidak Lulus).
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utama terdapat pada bagian awal kalimat sedangkan kalimat penjelasnya berada di akhir paragraf.
    Contoh paragraf deduktif

    2. Jelaskan Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)!
    Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), Pelengkap (Pel.), maupun keterangan (Ket.). Berdasarkan struktur internnya, klausa dapat diklasifikasi menjadi dua jenis.
    a. Klausa Lengkap
    Yang dimasksud dengan klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1. Klausa versi, yaitu klausa yang subjeknya mendahului predikat. Contoh :
    Rumah itu sangat indah.
    2. Klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya mendahului subjek. Contoh:
    Sangat indah rumah itu
    b. Klausa Tidak Lengkap
    Yang dimaksud dengan klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    Contonya:
    Besok sore
    Selamat tinggal

    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Peyorasi adalah kata yang mengalami penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    bunting-hamil
    b. mampus-tewas
    c. Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera
    Contoh:
    Kata-katanya sungguh pedas.
    Kata pedas pada kalimat di atas dirasakan oleh indra pendengaran. Biasanya, kata pedas dirasakan oleh indra pencecap.
    d. Asosiasi adalah kata yang muncul dengan makna tertentu karena memiliki persamaan sifat.
    Contoh:
    Jangan percaya pada perkataan perempuan itu sebab perkataannya selalu berbusa-busa.
    e. Afiksasi di dalam bahasa Indonesia terbagi empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
    Contoh:
    Awalan : {ber-} + tamasya => bertamasya
    {meN-} + curi => mencuri
    Sisipan : {-em} + tamu => tetamu
    Akhiran : {-kan} + cuci => cucikan
    Awalan dan akhiran : {pe-an} + gunung => pegunungan

    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks” dari kacamata Saudara!

    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata Ulang
    Kata ulang adalah
    Berdasarkan jenisnya, kata ulang dapat diklasifikasi menjadi empat, yaitu
    1) Kata ulang utuh yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar.
    Contoh:
    Lari-lari
    Jalan-jalan
    2) Kata ulang sebagian yakni perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata dasar.
    Contoh”
    Rerumputan
    Perumahan
    3) Kata ulang berimbuhan yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat (afiks).
    Contoh:
    Bernyanyi-nyanyi
    Bertalu-talu
    4) Kata ulang berubah bunyi yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata dasarnya.
    Contoh:
    Sayur-mayur

    b. Perluasan Makna
    Yang dimaksudkan dengan perluasan makna yaitu peristiwa perluasan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh:
    Sarjana : dahulu digunakan untuk menyebut orang yang pintar, sedangkan sekarang digunakan untuk menyebut orang yang telah lulus sarjana.
    Petani : dahulu digunakan untuk menyebut orang yang bekerja di sawah, sekarang dapat digunakan pada bidang lain seperti: perikanan.
    c. Penyempitan Makna
    Yang dimaksudkan dengan penyempitan makna yaitu peristiwa penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    perempuan-wanita
    bini-istri

    d. Paragraf Analogi
    Dalam menilai seseorang, sebaiknya kita dapat berfilosofi pada sebuah koin. Koin yang selama ini kalian anggap sebagai nilai tukar, memiliki makna yang mendalam bagi suatu organisasi bahkan bagi diri Anda sendiri. Ibaratkanlah organisasi atau diri anda adalah sebuah koin. Wujud dari koin hanyalah satu yaitu koin itu sendiri akan tetapi koin memiliki dua sisi yang bisa dipandang dari dua sudut yang berbeda. Dari sudut satu, misal bisa dilihat sebuah gambar yang elok, cerah dan menarik perhatian, akan tetapi koin tersebut jika dilihat dari sudut yang berbeda akan kelihatan suatu gambar yang jelek, suram dan kurang menarik perhatian. Hal seperti itu wajarlah terjadi pada sebuah koin atau diri anda sendiri, dimana ada kelebihan pasti ada kekurangan atau sebaliknya. Koin yang dipandang dari dua sudut yang berbeda akan menghasilkan dua persepsi yang berbeda pula, ada yang menyebut koin itu bagus dan ada pula yang menyebutnya jelek tergantung dari sudut mana orang itu menilai.

    6. Beri contoh:
    a. Majas metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya.
    Contoh:
    Ayahku membeli kompas.
    Paman merokok djarum.
    b. Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan–ungkapan halus, untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
    Contoh:
    Manis tutur katanya tidak sebanding dengan perilakunya.
    Asri anak yang cantik namun tak berbudi.
    c. Majas sinekdok totem pro parte adalah gaya ahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapu yang dimaksudkan sebagian.
    Contoh:
    Dunia berkabung atas meninggalnya mantan presiden Soeharto.
    Juli ini Indonesia memilih.

    d. Majas Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
    Contoh:
    Hanya lauk sekadarnya inilah yang bisa saya sajikan untuk anda.
    Gubuk reot ini mungkin hanya bisa melindungi kita dari dinginnya malam dan panasnya siang.

    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    1. Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti:
    memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah
    karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
    (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
    memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi
    biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalahmakalah
    untuk seminar, simposium, atau penataran.
    Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang
    eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram,
    tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat
    berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola
    pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
    2. Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
    penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
    pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah
    berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
    Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan
    terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional
    dan logis.
    c. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya N
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat N, V, atau Adj
    2. Berada di belakang V semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga kalimat tersebut bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Persamaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap ialah keduanya berada di belakang predikat.

    d. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    a. Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang umu untuk menuju kepada kesimpulan khusus.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang umum baru kemudian ke hal-hal yang khusus
    b. Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang khusus baru kemudian ke hal-hal yang umum.
    8. Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan / disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua / yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Figur seorang guru yang baik adalah guru yang dapat memahami siswanya dalam segala kondisi keterbatasan dan kelebihan mereka. Guru yang baik seharusnya juga tidak terlepas dari penguasaan materi yang dimilikinya. Sehingga diharapkan siswa yang dibina oleh seorang guru yang mampu memahami baik di bidang akademik maupun non akademik memiliki pemahaman yang baik pula dalam memahami hidup.
    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Yang paling bertanggung jaawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah guru. Dapat dikatakan demikian karena dalam penyampaian materi guru mempunyai tanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan belajar mengajar.

    Juni 24, 2009 pukul 10:52 am

  34. mardhiyah ika septi pratiwi

    nama : mardhiyah ika septi pratiwi
    nim : 060210402001
    angkatan 2006

    1.Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini dioawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
    Contoh:
    Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia yang than sebelumnya hanya 30% prosentase angka pengangguran dan tahun inii bertambah menjadi 40%. Angka kriminlitas di Inndonesia juga semakin membeludak. Dan yang paliing marah banyak masyrakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun.

    2. Jenis-jenis klausa
    a. Klausa Kalimat Majemuk Setara
    Adalah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk setara. Artinya setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang sama. Kalimat majemuk setara dibangun dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan.
    Contoh:
    Kakak membaca kompas dan adik bermain bola.
    Ayah bekerja di kantor, tetapi ibu hanya dirumah.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat
    Adalah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk bertingkat. Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang tidak sama, klausa yang satu sebagai induk kalimat dan klausa yang alin sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang berfungsi menerangkan klausa lainnya.
    Contoh:
    Orang itu pindah ke Jombang /setelah seteleh suaminya bekerja di Bank Danamon.
    Induk kalimat anak kalimat
    Meskipun sudah kaya raya/ ia tetap bekerja keras.
    Induk kalimat anak kalimat
    c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
    Gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat terdiri atas tiga klausa atau lebih.
    Contoh:
    Dia pindah ke Jakarta /setelah ayahnya meninggal /dan ibunya kawin lagi.
    Induk kalimat anak kalimat anak kalimat
    Ketika duduk disitu, bapak membaca koran dan ibu menjahit baju.
    Anak kalimat induk kalimat induk kalimat
    Sumber: Tim Penulis bahasa Indonesia UNEJ.2007

    3.Perubahan makna:
    a.Peyorasi (penurunan makna)
    Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/kurang baik/ kurang mmenyenagkan nilainya dari pada makna lama.
    Contoh:
    Makna lama Makna baru
    Bini: Perempuan yang sudah dinikahi lebih rendah dari pada kata istri/nyonya.
    Bunting: mengandung Lebih rendah dari pada kata hamil.
    b.Sinestesia (pertukaran)
    Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda dari indra penglihat ke inndra pendengar, dari indra perasa ke inda pendengar, dan sebagainnya.
    Contoh:
    Suaranya terang sekali (pendengar penglihat).
    Rupanya manis (penglihat perasa).
    c.Asosiasi (persamaan)
    Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dengan makna baru.
    Contoh:
    Makna lama Makna baru
    Amplop:sampul surat uang sogok
    Bunga:kembang gadis cantik
    d.Afiksasi
    Merupakan morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar. Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkakn atau dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus.
    Contoh:
    Maaf bukumu terbawa kemarin
    4.Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah pengkajian yang dilakukan untuk mencarikesalahan yang ada di dalam buku teks. Apakah buku teks tersebut bisa atau layak dipakai untuk siswa dalam pembelajaran sehari-hari disekolah.
    5a. Kata Ulang (reduplikasi)
    Adalah pengulangan satuan gramatik, baikseluruhnya mmaupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh:
    Perhatikan baik-baik gambar di samping ini!
    b. Perluasaan makna (generalisasi)
    Adalah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru lebih baru tersebut lebih luas dari pada makna lama.
    Contoh:
    Makna lama Makna baru
    Bapak: Orang tua laki-laki semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkududukan lebih tinggi.
    c. Penyempitan makna (spesialisasi)
    Adalah perubahan makna dari yang lebih umum/luas ke yang lebih khusus/sempit.
    Cakupan makna baru/ sekarang lebih sempit dari pada makna lama(semula).
    Contoh:
    Makna lama makna baru
    Sarjana: Cendekiawan l ulusan perguruan tingggi.
    e.Paragraf analogi
    Adalah paragraf yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memilikiberbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
    Contoh:
    Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berpendidikan tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang nerilmu dan berpendidikan tinggi, sdemakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.
    6a. Majas Metonomia
    Adalah majas yang berupa pemakaian nama diri/ nama hal yang ditautkan dengan orang/ barang/ hal sebagai penggantinya.
    Contoh:
    Chairil Anwar dibaca semua siswa. (maksudnya karya Chairil anwar)
    b. Majas Eufemisme
    Adalah majas yang mengungkapkan ungkapan yang lebih halus untuk menggantikan ungkapan yang dirasakan kasar.
    Contoh:
    Kasihan anak-anak tuna netra itu. (maksudnya buta)
    c. Majas Sinekdoke Totem Pro Parte
    Adalah Majas yang menyebutkan sebagian hal untuk menyatakan keseluruan.
    Contoh:
    d. Majas Litotes
    Adalah Majas yang melukiskan sesuatu keadaan kebalikan dari sebenarnya dengan maksud untuk merendahkan diri.
    Contoh:
    Aku orang tak punya tak bias apa-apa

    7a. karangan argumentasi VS karangan eksposisi
    Karangan Argumentasi : Karangan yang berisi pendapat yang disertai Pembahasan logis dan diperkuat dengan fakta-fakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya.
    Karangan eksposisi: Karangan yang berisis penjelasan-penjelasan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.
    Jadi, perbedaannya adalah karangan argumnetasi lebih pada alasan-alasan atau pendapat-pendapat dan eksposisi lebih pada pemaparan suatu hal atau adanya proses.
    b. Kalimat berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek: objek yang merupakan pelengkap yang membentuk kesatuan dalam kalimat. Jika subjek dan predikat dalam kalimat cenderung muncul secara eksplisit, ojek dalam kalimat tidak demiikian. Objek hadir dalam kalimat apabila predikatnya transitif yaitu memerlukan objek.Dan tidak didahului kata depan.
    Kalimat berpelengkap: posisi pelengkap dalam kalimat sama dengan posisi objek. Tetapi disebut pelengkap apabila predikatnya intransitive ayau tidak memerlukan objek.
    c. Paragraf Deduktif VS Paragraf Induktif
    Paragraf Deduktif:
    Adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini dioawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
    Contoh:
    Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia yang than sebelumnya hanya 30% prosentase angka pengangguran dan tahun inii bertambah menjadi 40%. Angka kriminlitas di Inndonesia juga semakin membeludak. Dan yang paliing marah banyak masyrakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun.
    Paragraf Induktif
    Adalah paragraph yang kalimat utamanya terletak diakhir paragraf.
    Contoh:
    Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berpendidikan tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang nerilmu dan berpendidikan tinggi, sdemakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya /dan disertai Guntur yang menggelegar /Andi pergi menolong/ kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Guru yang baik adalah guru yang bisa sukses dalam 2 bidang. Pertama bidang pendidikan, kedua non penndidikan. Dibidang pendidikan guru harus bisa menguasai materi yang diajarkan, guru bisa menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan tepat guna sehingga siswa tidak bosen dan acuh dengan kehadiran guru dikelas. guru tidak menjadi momok(hantu) bagi siswa. Dibidang non pendidikan guru bisa menjadi teman bagi siswanya, bisa mengontrol siswanya. Walaupun siswa menganggap guru ersebut teman tetapi siswa masih bisa menjaga kewibawaan dari guru tersebut. Guru yang baik adalah guru yang bisa menjadikan siswanya lebih baik tidak hanya dalam bidang pendidikan tetapi juga dalam bidang non pendidikan.

    10. Yang harus bertanggung jawab apabilaada siswa yang tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah GURU.
    Karena guru bisa dikatakan sukses apabila guru bisa membawa siswanya pada dunianya. Guru yang bisa memotivasi siswanya untuk mengikuti pelajarannya dengan baik dan semangat. Apabila ada siswa yang tidak suka dengan mata pelajarannya secara tidak langsung berarti siswa tidak suka dengan gurunya, sebaliknya apabila siswa suka dengan gurunya secara tida langsung siswa akan menyukai mata pelajarannya. Selain itu apabila guru bisa memakai cara dalam pembelajarannya baik strategi penyampaian materi, penugasan terhadap siswa saya yakin siswa tidak akanj pernah merasakan yang namanya tidak suka terhadap mata pelajaran tersebut.

    Juni 24, 2009 pukul 11:27 am

  35. SHANTI YANUAR KRISTI

    Jawaban
    Nama :shanti yanuar kristi
    NIM : 060210402050
    Angkatan : 2006

    1. Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif! (Contoh tidak boleh sama apabila ditemukan Kesamaan dalam contoh dan jawaban maka Anda Tidak Lulus).
    Jawaban:
    Paragraf deduktif ialah sebuah paragraf yang kalimat topiknya terletak di bagian awal.
    Contoh paragraf deduktif
    Kondisi kebun binatang Satwa Taru, Solo, kian memprihatinkan. Koleksi satwa di objek wisata tepian Bengawan Solo itu banyak yang tidak terawatt. Kondisi binatang di sana tampak kurus-kurus. Kemarin seekor komodo bantuan presiden yang tergolong hewan favorit pengunjung, mati.
    2. Jelaskan Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)!
    Jawaban:
    Klausa ialah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat.
    Jenis-jenis klausa:
    a) Klausa kalimat majemuk setara ialah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk setara (koordinatif). Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang sama.
    Contoh:
    1. Kakak membaca jawa pos dan adik bermain bola.
    2. Ayah bekerja di kantor, tetapi ibu hanya di rumah.
    b) Klausa kalimat majemuk bertingkat ialah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk bertingkat (subordinatif). Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang tidak sama.
    Contoh:
    1. Rina pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia
    2. Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras
    c) Klausa gabungan ialah gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat (kalimat subordinatif-koordinatif) terdiri atas tiga klausa atau lebih.
    Contoh:
    1. Setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi, dia pindah ke Jakarta.
    2. Ketika duduk di situ, bapak membaca Koran dan ibu menjahit celana.
    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. peyorasi
    Peyorasi ialah perubahan nilai rasa menjadi lebih rendah daripada sebelumnya. Contoh: abang, perempuan, betina, emak dan lain-lain. Dahulu kata abang mempunyai arti kata sejajar dengan kata kakak. Karena abang terlalu sering digunakan untuk menunjuk orang-orang dan lapisan sosial seperti abang becak, abang bakso, dan lain-lain. Kemudian, orang dari lapisan sosial tertentu tidak suka jika di sapa dengan kata abang. Dengan demikian, nilai kata tersebut menjadi merosot.
    b. sinestesia
    Sinestesia ialah perubahan arti kata karena adanya pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda. Misalnya: kata pedas, keras, lembut, manis dalam ungkapan kata-katanya pedas, suaranya keras, gerak tubuhnya lembut, wajahnya manis. Kata manis yang seharusnya berhubungan dengan indera pengecap di sini diterapkan pada indra penglihatan.
    c. Asosiasi
    Asosiasi ialah perubahan arti karena adanya persamaan sifat atau hubungan makna secara tidak langsung. Misalnya, kata amplop dihubungkan dengan sesuatu yang dimasukkan di dalamnya, yang biasanya berupa uang untuk melancarkan suatu urusan. Misalnya dalam ungkapan berikut: agar persolan itu lekas beres, beri saja dia amplop. Begitu juga dengan kata catut yang dihubungkan dengan arti kata korupsi.
    d. Afiksasi
    Afiksasi yaitu proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar. Contoh: imbuhan ber- +tani menjadi kata bertani.
    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks” dari kacamataSaudara!
    Kesalahan dalam pengkajian Buku teks ialah kesalahan dalam menyampaikan konsep keilmuan dan seperangkat kompetensi yang seharusnya dimiliki dan dikembangkan dalam pembelajaran.
    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata Ulang
    kata ulang ialah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bantuk dasar. Macam-macam kata ulang ialah kata ulang penuh, dwipurwa, dwilingga salin suara, kata ulang berimbuhan, kata ulang semu. Contoh: buku-buku, rerumputan, sayur-mayur, tulis- menulis, laba-laba.
    b. Perluasan Makna
    perluasan makna ialah perubahan arti kata yang semula cakupan maknanya lebih sempit dari yang sekarang. Contohnya: perubahan arti kata pada saudara, bapak, ibu, berlayar, dan lain-lain.
    c. Penyempitan Makna
    penyempitan makna ialah perubahan arti kata karena adanya pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda. Contoh: perubahan arti pada kata ulama, pendeta, sarjana, dan lain-lain.
    d. Paragraf Analogi
    parafgraf analogi ialah paragraf yang isinya membandingkan dua hal yang banyak persamaannya atau perbedaannya. Contoh:
    Sebuah perahu yang mengarungi lautan akan mengalami rintangan, seperti ombak, badai, topan, dan batu karang. Jika juru mudi dan nahkoda tidak pandai mengendalikan perahunya karamlah. Akan tetapi, juru mudi dan nahkoda yang pandai, dapat melalui rintangan itu sehingga selamat mencapai pantai tujuan. Begitu pula dengan kehidupan berumah tangga, tidak selalu berjalan mulus. Cobaan, kesukaran, dan rintangan selalu ada. Jika suami istri bisa mengatasi semua itu, kebahagiaan pasti menunggu mereka. Jadi, kehidupan berumah tangga itu sama halnya sebuah perahu yang mengarungi lautan.
    6. Beri contoh:
    a. Majas Metonemia
    Contoh: Snowman jauh lebih murah daripada pilot, karena kualitasnya lebih tinggi.
    b. Majas Eufemisme
    Contoh: Mobil itu membawa peserta tunadaksa
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.
    Contoh: Dalam pertandingan bulu tangkis kemarin, Indonesia mengalahkan China.
    d. Majas Litotes
    Contoh: Silakan mampir ke gubuk saya kalau tidak keberatan.
    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi adalah sebuah wacana yang berusaha meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan. Dalam argumentasi, suatu gagasan atau pernyataan dikemukakan dengan alasan yang kuat dan meyakinkan sehingga orang yang membacanya akan terpengaruh untuk membenarkan pernyataan, pendapat, dan sikap yang diajukan. Sedangkan karangan eksposisi merupakan salah satu bantuk karangan yang bermaksud menginformasikan, menjelaskan, mengembangkan, atau menerangkan suatu gagasan. Dalam eksposisi bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha untuk mengubah pendirian atau mempengaruhi sikap pembaca.
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berpelengkap Kalimat berobjek
    • Pelengkap mengikuti predikat berawalan ter-, ber-.
    • Pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.
    • Pelengkap bisa berupa nomina, verba, adjektiva • Objek mengikuti predikat berawalan me-, di-
    • Objek dapat diubah menjadi subjek apabila dipasifkan.
    • Objek selalu berupa nomina.

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf induktif ialah sebuah paragraf yang kalimat topiknya terletak di bagian akhir. Kalimat utama paragraph ini terletak di akhir paragraph. Kalimat-kalimat penjelasnya ditulis sebelum kalimat utama. Sedangkan, Paragraf deduktif ialah sebuah paragraf yang kalimat topiknya terletak di bagian awal. Kalimat utama paragraf ini terletak di awal paragraf. Kalimat utama itu selanjutnya dijelaskan dalam kalimat-kalimat penjelas di bawahnya.

    8. Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-
    masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar Andi
    pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    Jawaban:
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar /Andi
    pergi menolong/ kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    Ketika hujan turun dengan derasnya (klausa 1).
    hujan turun disertai Guntur yang menggelegar (klausa 2).
    Andi pergi menolong kakek tua yang kelparan (klausa 3).
    Andi pergi ke puskemas (klausa 4).

    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Menurut saya, guru yang baik adalah guru yang tidak hanya bisa mengajar tetapi juga mendidik. Guru yang mengajar hanya berpedoman pada materi pembelajaran saja dan menjadikan siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan, mendidik tidak hanya terpaku pada pokok materi pembelajaran saja tetapi juga di luar aspek tersebut misalnya moral, kesopanan, norma, dan lain-lain.
    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata
    pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Menurut saya, orang yang paling bertanggung jawab adalah guru. Karena menarik tidaknya sebuah mata pelajaran tergantung dari bagaimana cara guru menyampaikan materi, sikap guru dalam mengajar, serta wibawa seorang guru. Guru merupakan orang yang menjadi contoh tauladan dari peserta didik. Oleh karena itu, apabila seorang siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran itu adalah produk kesalahan guru dalam mengajar dan mendidik siswa di sekolah.

    Juni 24, 2009 pukul 11:27 am

  36. aisa nur rohmah

    Jawaban

    NAMA : Aisa Nur Rohmah
    NIM : 060210402079
    Angkatan : 2006

    Juni 24, 2009 pukul 11:34 am

  37. lita yuli hartatik

    Nama : Lita Yuli Hartatik
    NIM : 060210402155
    Angkatan : 2006
    Jawaban
    1. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di awal kalimat.
    Contoh:
    Memasuki abad ke-21, sejumlah masalah kependudukan menghadang umat manusia secara “tumpang tindih”. Sebagai contoh, masalah lanjut usia (lansia) muncul pada saat pertumbuhan penduduk masih besar. Kemiskinan menjadi kian kasatmata di tengah rumitnya masalah ketenagakerjaan. Masalah kesehatan turut mewarnai lanskap kehidupan pada awal milenium ketiga, menyangkut kesehatan wanita dan anak.
    2. Jenis-jenis Klausa
    a. kalusa kalimat majemuk setara
    Kalusa kalimat majemuk setara adalah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk setara. Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang sama. Kalimat majemuk setara dibangun dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan.
    Contoh:
    Kakak andik pergi ke kampus atau ke rumah temannya.
    Ayah bekerja di kantor, tetapi ibu hanya di rumah.
    b. klausa kalimat majemuk bertingkat
    Klausa kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang ada di dalam kalimat majemuk bertingkat. Artinya, setiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang tidak sama. Klausa yang satu sebagai induk kalimat dan yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat dibangun dengan klausa yang berfungsi menerangkan.klausa lainnya.
    Contoh:
    Orang itu pindah ke jakarta setelah suaminya bekerja di bank indonesia
    Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras
    c. klausa gabungan
    klausa gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat terdiri atas tiga klausa.
    Contoh:
    Dia pindah ke jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin lagi.
    Ketika duduk di situ, bapak membaca koran dan ibu menjahit baju.
    3. a. Peyorasi: gejala perubahan pandangan pada makna yang sebelumnya dirasakan biasa, bahkan dianggap baik, tetapi kemudian dianggap kasar atau kurang baik. Makna sekarang lebih rendah daripada makna dulu.
    Contoh:
    Kata abang, dulu digunakan untuk sebutan kakak laki-laki, namun sekarang digunakan untuk laki-laki yang berstatus rendah.
    b. Sinestesia: perubahan makna akibat adanya pertukaran pandangan indra yang berbeda.
    Contoh: Wajahnya masam sekali.
    Kata masam, sebenarnya untuk indera perasa lidah.
    c. Asosiasi: perubahan makna akibat adanya persamaan sifat. Makna baru hasil asosiasi itu menunjukkan makna kiasan.
    Contoh: beri saja dia amplop pasti urusannya beres.
    d. Afiksasi: perubahan makna akibat adanya imbuhan, baik awalan, akhiran maupun sisipan.
    Contoh: setrika adalah alat untuk menghaluskan pakaian
    Menyetrika adalah kegiatan menghaluskan pakaian dengan menggunakan alat .
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah pengkajian kesalahan kesalahan yang ada dalam buku teks yang tidak sesuai untuk diajarkan untk anak-anak karena masih membingungkan dengan itu kita dapat mencari solusinya tentang kesalahan itu dengan mencari cara agar materi itu dapat dimengerti oleh siswa dam memperbaiki kesalahan itu.
    5. a. kata ulang adalah bentuk kata dasar dalam pemakaian bahasa yang terjadinya dari pengulangan kata, baik dalam pengucapan maupun penulisannya.
    Contoh: bapak-bapak
    b. perluasan makna adalah gejala pada sebuah kata, yang pada mulanya hanya memiliki semua makna, namunkarena berbagai faktor kata ini memiliki makna lainnya.
    Contoh: kata ibu, makna sebelumnya ialah orang tua perempuan, namun sekarang maknanya meluas menjadi semua orang dewasa perempuan yang dihormati.
    c. penyempitan makna adalah gejala pada sebuah kata yang semula mempunyai pengertian cukup luas, namun karena berbagai faktor kata ini selanjutnya memiliki makna terbatas.
    Contoh: kata sarjana, makna duluy adalah orang pintar, namun makna sekarang orang yang sudah diwisuda s1.
    d. paragraf analogi
    analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal secara umum dengan sesuatu yang belum dikenal oleh umum.
    Contoh:
    Media komunikasi yang digunakan di indonesia saat ini bermacam-macam. Beberapa diantara media tersebut adalah buku, majalah, surat kabar, radio, telepon, film dan televisi. Dari segi kulaitas televisi mengungguli media komunikasi lainnya. Televisi mampu merekam dan menampilkan garis, gambar, warna, gerak dan suara. Televisi bahkan dapat menayangkan suatu peristiwa secara lengkap pada saat terjadinya peristiwa itu. Kemampuan yang terakhir ini tidak dimiliki oleh media komunikasi lainnya.
    6. a. . Majas Metonemia, contohnya: mereka pergi naik kijang
    b. Majas Eufemisme, contohnya: di dalam hutan itu ditunggui kakek dan nenek yang sangat buas (maksudnya harimau jantan dan betina)
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte, contohnya: indonesia meraih medali emas dalam pertandingan sea games tahun lalu.
    d. Majas Litotes, contohnya: mampirlah ke gubuk kami.
    7. a. perbedaan antara paragraf argumentasi dan eksposisi.
    Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis.
    Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.
    Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi.
    Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk menginformasikan sesuatu untuk memperluas wawasan pembaca.
    b. perbedaan kalimat berobjek dan berpelengkap
    kalimat berobjek adalah kalimat yang dapat berubah dari objek menjadi subjek apabila dipasifkan. Kalimat berobjek adalah kalimat yang terdiri dari subjek predikat dan objek. ciri penanda: kalimat dapat dipasifkan, objek bisa dijadikan subjek
    kalimat berpelengkap adalah kalimat yang memeliki unsur yang berfungsi sebagai melengkapi predikat sehingga arti predikat itu menjadi utuh. Dan apabila dipasifkan pelengkap tetap berperan sebagai pelengkap.
    c. perbedaan paragraf deduksi dan induksi
    Paragraf deduksi adalah paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di awal kalimat.
    Paragraf induksi adalah paragraf yang letak kalimat utamanya terdapat di akhir kalimat.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi/
    pergi menolong/ kakek tua yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Guru yang baik adalah guru yang memegang teguh tanggung jawabnya sebagai pengajar dan pendidik. Selalu bisa menyesuaikan diri dengan murid-muridnya. Bisa menjadi seorang teman, bisa menjadi seorang pembimbing waktu murid membutuhkan dukungan dan motivasi dan dalam meghadapi hidup mara murid yang emosinya masih tidak stabil, guru harus bisa kreatif dalam menyesuaikan pelajaran agar pelajaran mudah dipahami dan menyenangkan. Memberikan ilmu dan juga pengarahan hidup atau nasihat terhadap murid-muridnya dalam menghadapi masa depannya nanti dan juga ajaran moral.
    10. Orang yang bertanggung jawab apabila siswa tidak suka terhadap suatu pelajaran adalah guru karena pertama kali yang dilihat siswa adalah guru dan apabila siswa tidak suka pada gurunya maka dia juga tidaka akan suka pada pelajarannya. Faktor yang mempengaruhi juga cara mengajar guru yang serimg monoton sehingga siswa menjadi bosan dan mengakibatkan siswa tidak suka terhadap pelajaran itu dan siswa akan cenderung meremahkan dan tidak a kan memperhatikan guru dalam mengajar.

    Juni 24, 2009 pukul 11:35 am

  38. aisa nur rohmah

    Jawaban

    NAMA : Aisa Nur Rohmah
    NIM : 060210402079
    Angkatan : 2006

    Jawaban Saol Ujian Semester Mata Kuliah Kajian Buku Paket FKIP-FBS-UNEJ
    1.Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
    Contoh:
    Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, penghasilan sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.
    2.Klausa merupakan kelompok kata yang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa berbeda pula dengan kalimat, klausa tidak mengandung unsur intonasi atau kesenyapan akhir. Klausa kedudukannya merupakan bagian dari suatu kalimat.
    Klausa terbagi menjadi dua, sebagai berikut:
    a.Klausa Utama
    Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Dalam kalimat majemuk, klausa utama disebut pula induk kalimat, klausa atasan, atau klausa utama.
    Contoh: (1) Irwan datang ketika kami sedang menonton film.
    Keterangan: Irwan datang (Klausa Utama).
    (2)Ibu pergi ke pasar ketika adik sedang mandi.
    Keterangan: Ibu pergi ke pasar (Klausa Utama).
    b.Klausa Bawahan
    Klausa bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya. Klausa ini tidak dapat berdiri sendiri. Dalam kalimat majemuk, klausa bawahan merupakan perluasan dari satu fungsi dalam kalimat. Klausa bawahan disebut pula anak kalimat. Klausa bawahan juga ditandai dengan kata sambung.
    Contoh: (1) Irwan datang ketika kami sedang menonton film.
    Keterangan: Ketika kami sedang menonton film (klausa bawahan).
    (2) Penjelasan diberikan seminggu sekali sehingga anak-anak mengerjakan tugas dengan teratur.
    Keterangan: Sehingga anak-anak mengerjakan tugas dengan teratur (klausa bawahan).
    3.Pengertian dan contoh:
    a.Peyorasi
    Adalah perubahan makna kata yang nilainya menjadi lebih rendah daripada sebelumnya.
    Contoh:
    Contoh kata
    Makna asal
    Makna baru
    Gerombolan
    Orang-orang yang berjalan secara bergerombol
    Kelompok pengacau
    Kroni
    Sahabat
    Kawan dari seorang penjahat

    b.Sinestesia
    Adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.
    Contoh kata
    Makna asal
    Makna baru
    Kata-katanya pedas
    Indra pengecap
    Indra pendengaran
    Berwajah dingin
    Indra perasa
    Indra penglihatan

    c.Asosiasi
    Adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
    Contoh kata
    Makna asal
    Makna baru
    Amplop
    Wadah untuk memberi uang
    Suap
    kepala
    Organ tubuh paling atas
    Atasan

    d.Afiksasi
    Adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan. Afiksasi atau imbuhan adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk menghasilkan suatu kata. Bentuk dasar dalam proses afiksasi sering pula disebut morfem bebas. Dengan demikian, kata berimbuhan merupakan gabungan morfem bebas dengan morfem terikat.
    Morfem yang dapat berdiri sendiri disebut morfem bebas. Contohnya, tali, itu, dan putus. Adapun morfem terikat adalah morfem yang dalam penggunaannya selalu memerlukan kehadiran morfem lain. Morfem ini tidak dapat berdiri sendiri. Contohnya, me- dan –kan.
    4.Kesalahan dalam Pengkajian Buku Teks menurut saya, seorang guru dalam memberikan materi pembelajaran yang bersumber dari buku teks atau buku panduan tidak sesuai. Guru memberikan materi tersebut hanya berpatok pada buku teks tersebut tanpa merujuk kepada sumber-sumber lain. Dalam hal ini, materi yang diberikan seharusnya berdasarkan kesesuaian dan kebutuhan siswa.
    5.Pengertian dan Contoh:
    a.Kata ulang (reduplikasi) adalah kata yang mengalami proses perulangan, baik sebagian ataupun seluruhnya dengan disertai perubahan bunyi ataupun tidak.
    Contoh perulangan seluruh:
    Bentuk dasar
    Bentuk perulangan
    Pagi
    Pagi-pagi
    Lari
    Lari-lari
    Contoh perulangan sebagian:
    Bentuk dasar
    Bentuk perulangan
    Pagi
    Pagi-pagi
    Lari
    Lari-lari
    Contoh perulangan berubah bunyi:
    Bentuk dasar
    Bentuk perulangan
    Lauk
    Bolak-balik
    Sayur
    Sayur-mayur

    b.Perluasan makna (generalisasi) adalah cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
    Contoh:
    Contoh kata
    Makna asal
    Makna baru
    Bapak
    Ayah
    Setiap laki-laki dewasa, tuan
    Putri
    Anak wanita raja
    Semua anak wanita
    c.Penyempitan makna (spesialisasi) adalah makna suatu kata lebih sempit cakupannya daripada makna asalnya.
    Contoh:
    Contoh kata
    Makna asal
    Makna baru
    Sarjana
    Cendekiawan
    Gelar universitas
    Gadis
    Anak dara
    Perawan
    d.Paragraf analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki persamaan. Berdasarkan banyak persamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
    Contoh:
    Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya?. Begitu pula dengan menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah dia sanggup melaluinya?
    Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.
    6.Contoh majas:
    a.Majas Metonemia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya.
    Para siswa di sekolah kami senang sekali membaca St. Alisyahbana.
    Ayah baru saja membeli zebra, padahal saya ingin Kijang.
    b.Majas Eufemisme adalah majas perbandingan yang melukiskan suatu benda dengan kata-kata yang lebih lembut untuk menggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu-bahasa (pantang).
    Contoh:
    Saya mau ke belakang. (Kata ‘ke belakang’ untuk menghaluskan kata ‘kencing’).
    Ia dinonaktifkan dari kepartaian. (Kata ‘dinonaktifkan’ untuk menghaluskan kata ‘diberhentikan’).
    c.Majas Sinekdok Totem Pro Parte adalah majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud sebagian.
    Contoh:
    Indonesia gagal meraih piala Thomas dan Uber.
    d.Majas Litotes adalah majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnyaa guna merendah diri.
    Contoh:
    Kami berharap Anda dapat menerima pemberian yang tidak berharga ini.
    Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan anak dan istri.

    7.Perbedaan:
    a.Karangan argumentasi VS karangan eksposisi
    Perbedaan dua jenis karangan ini terletak pada tujuannya, yaitu: karangan argumentasi tujuannya, untuk meyakinkan pembaca sehingga mereka membenarkan pendapat, sikap, dan keyakinan kita. Sedangkan karangan eksposisi tujuannya, agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Selain tujuannya, perbedaannya terletak pada pengertiannya. Karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi.
    b.Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Objek dan pelengkap merupakan fungsi kalimat yang letaknya selalu berada di belakang predikat. Objek diisi oleh kata benda, sedangkan pelengkap bisa pula diisi oleh kata kerja, kata sifat, atau kata bilangan.
    Contoh kalimat yang berobjek:
    Kita harus menyelesaikan pekerjaan ini hingga selesai.
    Saya pasti akan memaafkan dia seandainya dia itu mau mengakui kesalahannya.
    Contoh kalimat berpelengkap:
    Rumah koruptor itu berjumlah dua puluh buah.
    Kekayaannya bernilai miliaran rupiah.
    c.Paragraf Deduktif VS paragraf Induktif
    Perbedaan kedua paragraf tersebut terdapat pada letak gagasan utamanya. Paragraf Deduktif gagasan utamanya terletak di awal kalimat. Sedangkan paragraf Induktif gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Hal ini berdasarkan pada pengertian kedua paragraf tersebut. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Sedangkan paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian. Kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.
    8.Penanda penjedaan dari masing-masing klausa:
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9.Menurut saya, figur guru yang baik adalah guru yang dapat menjadi panutan atau tauladan bagi siswanya. Selain itu, figur guru yang baik juga harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus bisa mengemas materi pembelajaran secara menarik, inovatif, menyenangkan, kreatif, efektif, dan tepat guna, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
    10.Menurut saya, apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran maka yang paling bertanggung jawab adalah guru mata pelajaran. Guru seharusnya dapat mengintropeksi diri, memperbaiki kemampuan diri dalam penguasaan materi, pengelolaan kelas, keterampilan dalam menjelaskan, dan metode yang digunakan sebelumnya serta pemberian motivasi pada setiap siswanya. Seorang guru hendaknya selalu berinovasi dalam menyampaikan materi baik dari segi menjelaskan, menyajikan materi pembelajaran maupun memilih metode yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 11:39 am

  39. Syuhadak

    Nama : Syuhadak
    NIM : 070210482003
    Angkatan : 2007

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya terletak di awal paragraf. Paragraph deduktif dapat juga diartikan sebagai pragraf yang di awali dari pernyataan umum menuju ke pernyataan khusus.
    Contoh :
    Crayon Shin-Chan sudah menyebar bak virus. Dia ada di tangan mungil anak-anak berusia lima tahun, di mal, di pinggir jalan, di toko buku, dan di layar televisi. Dia menciptakan kehebohan. Dia menimbulkan rasa ngeri di rumah tangga Indonesia karena hidup bak tumor yang menjalar ke dalam tubuh anak-anak. Kelakuan anak ini memang tidak lazim. Dia gemar membaca majalah orang dewasa sehingga hafal di luar kepala nama-nama perempuan seksi yang suka berpose telanjang. Tak aneh bila pandangan anak kecil berusia lima tahun itu penuh dengan visualisasi dan imajinasi seksual.

    2. Klausa dibedakan menjadi dua macam, yaitu klausa terbuka (klausa suasta) dan klausa tertutup (klausa tan suasta).
    a) Klausa Terbuka (Klausa Suasta)
    Klausa Terbuka ialah klausa yang masih membutuhkan klausa lain sebagai pelengkapnya. Klausa terbuka ini tidak dapat berdiri sendiri, dan tidak dapat dijadikan kalimat.
    Contoh :
    a. Ketika saya pergi …
    b. Ketika saya membawa buku …
    b) Klausa Tertutup
    Klausa Tertutup ialah klausa yang tidak membutuhkan klausa lain sebagai pelengkapnya. Klausa tertutup dapat berdiri sendiri dan dapat dijadikan sebuah kalimat tunggal dengan jalan mengubah unsur segmental dan unsur supraseg- mentalnya.
    Contoh :
    a. Saya pergi ke Surabaya
    b. Ia tiba di sini,…

    3. a. Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya menjadi lebih rendah dari makna sebelumnya atau asalnya.
    Contoh :
    • Fundamentalis
    makna asal : orang yang berpegang teguh pada prinsip.
    makna baru : orang yang hidup eksklusif, mengutamakan kekerasan
    Gerombolan : makna asal : orang-orang yang berjalan secara bergerombol.
    makna baru : kelompok pengacau.
    b. Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berlainan.
    Contoh :
    • Pedas
    makna asal indera pengecap (cabe rasanya pedas)
    makna baru indera pendengaraan (kata-katanya pedas)
    • Dingin
    makna asal indera perasa (cuacanya sangat dingin)
    makna baru indera penglihatan (mukanya tampak dingin)
    c. Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
    Contoh :
    • Amplop
    makna asal wadah untuk memberi uang
    makna baru suap
    • Buaya
    makna asal binatang buas sejenis kadal raksasa
    makna baru orang jahat
    d. Afiksasi adalah kata yang mengalami proses morfologis (proses pengimbuhan).
    Contoh :
    • Membaca, gemetar, tulisan, dan keamanan.

    4. Menurut saya yang dimaksud dengan kesalahan dalam pengkajian Buku Teks adalah ketidaktepatan atau ketidaksesuaian dalam memahami dan menggunakan buku ajar yang akan digunakan sebagai sumber belajar, banyak penyimpangan materi yang tidak sesuai pada tempatnya atau keluar dari koridor penyusunannya.
    5. a. Kata Ulang adalah pengulangan bentuk, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh :
    • Buku-buku, berjalan-jalan, setinggi-tingginya dan sayur mayor.
    b. Perluasan Makna (Generalisasi) terjadi apabila cangkupan makna dalam suatu kata lebih luas dari makna asal atau sebelumnya.

    Contoh :
    • Berlayar
    makna asal : mengarungi lautan dengan kapal layer
    makna baru : mengarungi lautan dengan berbagai jenis kapal (tidak hanya kapal yang memakai layar)
    • Ikan
    makna asal : hewan laut yang dagingnya bisa dimakan
    makna baru : teman nasi, tetapi tidak terbatas pada ikan laut saja.
    c. Penyempitan makna (spesialisasi) terhadi apabila makna dalam suatu kata lebih sempit cangkupannya daripada makna asalnya.
    Contoh :
    • Sarjana
    makna asal : cendekiawan, orang yang pandai
    makna baru : gelar untuk lulusan universitas
    • Ulama’
    makna asal : orang yang berilmu
    makna baru : pemuka dalam agama islam
    d. Paragraf analogi adalah paragraf yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki berbagai kesamaan.
    Contoh :
    Otak manusia ibarat sebilah pisau. Otak manusia yang cerdas tidak akan dapat prestasi yang tinggi bila tidak belajar dan berlatih. Demikian pula, sebilah pisau yang tajam akan menjadi tumpul bila tidak diasah. Sebaliknya otak manusia yang IQ-nya sedang-sedang saja akan mendapat prestasi yang gemilang jika belajar terus menerus. Demikian halnya, sebilah pisau yang tumpul akan menjadi tajam bila diasah terus menerus. Dengan demikian, bila kita ingin menjadi orang yang berprestasi hendaknya seperti pisau yang diasah terus.

    6. a. Majas Metonemia
    Contoh :
    • Bapak menyuruh adik untuk membeli Marlboro di warung.
    • Kakak naik Merpati ke Jakarta.
    b. Majas Eufemisme
    Contoh :
    • Rupanya anak saudara kurang pandai sehingga tidak naik kelas (bodoh)
    • Anak itu sudah berubah akal (gila)
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    Contoh :
    • Sekolah kami meraih juara 1 dalam pertandingan sepak bola minggu kemarin.
    • Indonesia meraih medali emas dalam kejuaraan bulu tangkis Djarum
    d. Majas Litotes
    Contoh :
    • Bermainlah kegubuk saya
    • Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan saja

    7. a. Karangan Argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan, alasan, dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan ini ditulis dengan maksud memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.
    Karangan Eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Karangan yang memaparkan suatu keadaan, proses, atau masalah sejelas-jelasnya. Tujuannya memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan.

    b. Perbedaan antara kalimat bersubjek dengan kalimat berpelengkap adalah.
    Kedudukan objek dan pelengkap perlu dibedakan karena keduanya memiliki fungsi yang berlainan. Objek berfungsi sebagai sasaran perbuatan subjek (sebagai penderita), sedangkan pelengkap berperan sebagai penerang atau penjelas (suplemen bagi predikat).

    No. Objek Pelengkap
    1 Kategori katanya berupa nomina atau kata benda. Selain nomina, pelengkap bisa diisi oleh verba atau adjektiva
    2 Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi Berada dibelakang verba semi transitif atau disintransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3 Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif Tidak dapat dijadikan bentuk pasif
    4 Dapat diganti dengan-nya Tidak dapat diganti dengan-nya, kecuali didahului oleh preposisi

    Untuk lebih jelasnya, perbedaan objek dan pelengkap adalah sebagai berikut.
    1. objek diperlukan setelah kata kerja yang berawalan me (N)-, sedangkan pelengkap diperkirakan setelah kata kerja yang berawalan ber- atau ke-an.
    2. objek dapat dijadiakn subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak bias.
    3. objek berupa kata atau frase benda, sedangkan pelengkap dapat berupa kata atau frase benda, kerja, dan sifat.

    c. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya terletak di awal paragraf. Paragraph deduktif dapat juga diartikan sebagai pragraf yang di awali dari pernyataan umum menuju ke pernyataan khusus.
    Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya terletak di akhir paragraf. Paragraph Induktif dapat juga diartikan sebagai pragraf yang di awali dari pernyataan khusus menuju ke pernyataan umum.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar /
    Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas /

    9. Menurut saya figur guru yang baik adalah guru yang bisa menjadi suri tauladan bagi siswa-siswanya, berpengetahuan luas, adil dan bijaksana, berwibawa, pandaii berkomunikasi, sopan, dapat memahami kemauan siswa dan sebagainya.

    10.Yang harus bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah siswa itu sendiri dan guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak suak terhadap sebuah mata pelajaran karena siswa tersebut tidak paham atau mengerti terhadap mata pelajaran tersebut. Dari pihak guru dikarenakan guru kurang bisa menyampaikan atau mentransper ilmu yang dikuasainya kepada siswa sehingga mengakibatkan siswa tidak suka terhadap sebuah mata pelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 11:43 am

  40. Siska Muawanah

    Nama : Siska Muawanah
    NIM : 060210402062
    Angkatan :2006

    1.Paragraf Deduktif.
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.Contoh: Kondisi kebun binatang Satwa Taru, Solo, kian memprihatinkan. Koleksi satwa di objek tepian Bengawan Sole itu banyak yang tidak terawat. Kondisi binatang di sana tampak kurus-kurus. Kemarin seekor komodo bantuan presiden yang tergolong hewan favorit pengunjung mati.
    2. Berdasarkan kategori unsur yang menjadi predikatnya. Klausa dapat dibedakan menjadi klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektival, klausa adverbial, dan klausa preposisional.
    a) . Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba.
    Contoh:
    • nenek mandi
    • susi menari
    Kemudian, sesuai dengan adanya berbagai tipe verba maka dikenal adanya klausa transitif dan klausa intransitif.
    a. Klausa transitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif (memerlukan objek). Misalnya:
    • nenek menulis surat
    • kakek membaca buku silat
    b. Klausa intransitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitif (tidak memerlukan objek). Contohnya:
    • nenek menangis
    • adik melompat-lompat
    b). Klausa nominal, yaitu klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal. Contohnya:
    • Ayahnya petani di desa itu
    • Pacarnya karyawan bank swasta
    c) Klausa ajektival adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektif, baik berupa kata maupun frase.
    Contoh:
    • Ibu guru itu cantik sekali
    • Bumi ini sangat luas
    d) Klausa adverbial, yaitu klausa yang predikatnya berupa adverbia. Misalnya: klausa bandelnya teramat sangat. Dalam bahasa Indonesia klausa adverbial sangat terbatas, sejalan dengan jumlah kata atau frase adverbia yang memang tidak banyak.
    e) Klausa preposisional, yaitu klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi. Contohnya:
    • nenek di kamar
    • kakek ke pasar baru
    f). Klausa numeral, yaitu klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia. Contohnya:
    • gajinya satu juta sebulan
    • anaknya dua belas orang
    3.a) perubahan makna memburuk (peyorasi)
    Peyorasi adalah perubahan nilai rasa menjadi lebih rendah daripada sebelumnya. Arti kata dianggap mengalami peyorasi jika nilainya merosot dari yang semula bernilai hormat manjadi hina, disukai menjadi tidak disukai, dan sebagainya. Contoh: abang, perempuan, bibi, gerombolan, betina, emak, eksekusi..
    b) pertukaran tanggapan indera (sinestesia).
    Sinestesia adalah perubahan arti kata karena adanya pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda.. Contoh; wajahnya manis. Kata manis yang seharusnya berhubungan dengan indra pengecap di sini diterapkan pada indra penglihatanatau visual..
    c) adanya persamaan sifat (asosiasi).
    Asosiasi adalah perubahan arti karena adanya persamaan sifat atau hubungan makna secara tidak langsung. Misalnya: kata amplop dihubungkan dengan sesuatu yang dimasukkan di dalamnya, yang biasanya berupa uang untuk melancarkan suatu urusan atau dengan kata lain uang sogok. Misalnya dalam ungkapan berikut: Agar persoalan itu lekas beres, beri saja dia amplop.
    d) Afiksasi
    Afiksasi (penambahan imbuhan) adalah proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar. Afiks atau imbuhan adalah morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan –kan, di-
    dan –kan yang dapat mengubah arti gramatikal seperti afiks arsip menjadi diarsipkan dan mengarsipkan.
    4. Menurut saya, kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah objeknya yan dikaji yang salah. Terkadang orang mengkaji sebuah buku teks itu dilihat apakah buku teks tersebut sudah lengkap menampilkan semua kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum yang berlaku apa belum. Sebenarnya pengkajian buku teks adalah suatau kajian yang dilakukan terhadap isi buku tersebut. Artinya objek yang dikaji adalah isi dari buku tersebut apakah teori ataupun latihan-latihan yang ada di dalamnya sudah benar apa belum. Tidak hanya melihat apakah buku tersebut sudah menampilkan semua kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam kurikulum apa belum.
    5. a) kata ulang
    Kata ulang adalah sebuah kata yang mengalami pengulangan bentuk dasar atau kata dasarnya.
    Contoh: buku-buku, rumah-rumah.
    b) perubahan makna meluas (generalisasi).
    Generalisasi adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah ‘makna’, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna- makna lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi perluasan makna, antara lain:
    – Berkembangnya bidang aktivitas manusia.
    Aktivitas manusia yang semakin beraneka ragam menyebabkan kebutuhan akan konsep baru, tetapi tidak selamanya harus diperoleh dengan penciptaan kata baru, melainkan dengan memperluas komponen makna kata- kata yang sudah ada. Contoh: akar ‘bagian tumbuhan yang berfungsi untuk memperkokoh tumbuhan bersangkutan’ seiring dengan berkembangnya ilmu matematika, akar mendapatkan tambahan makna baru ‘penguraian pangkat’.
    – Rendahnya frekuensi penggunaan sebuah kata.
    Makna kata yang jarang digunakan akan dipindahkan ke bentuk imbangannya yang frekuensi pemakaiannya lebih tinggi. Contoh; kakak ‘saudara sekandung atau memiliki hubungan darah’ tapi sekarang meluas ‘sebutan untuk orang walaupun tidak sedarah’

    c) perubahan makna menyempit (spesialisasi).
    Spesialisasi adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Kata-kata asing biasanya mengalami penyempitan makna dalam bahasa yang menerimanya. Contoh; madrasah ‘sekolah’ dipersempit menjadi ‘sekolah islam’.
    d) paragraf analogi.
    Paragraf analogi adalah paragraf yang isinya membandingkan dua hal yang banyak persamaannya atau perbedaannya.
    Contoh :
    Sebuah perahu yang mengarungi lautan akan mengalami rintangan seperti ombak, badai, topan, dan batu karang. Jika juru mudi dan nahkoda tidak pandai mengendalikan perahunya karamlah. Akan tetapi, juru mudi dan nahkoda yang pandai, dapat melalui rintanan itu sehinga selamat mencapai pantai tujuan. Begitu pula dengan kehidupan berumah tangga, tidak selalu berjalan mulus. Cobaan, kesukaran dan rintangan selalu ada. Jika suami istri bisa mengatasi semua itu, kebahagiaan pasti menunggu mereka. Jadi, kehidupan berumah tangga itu sama halnya sebuah perahu yang mengarungi lautan.
    6. a) majas metonimia
    Contoh: Presiden naik Garuda ke luar negeri.
    b) majas eufimisme.
    Contoh: Pejabat itu dibebastugaskan karena kesalahannya.
    c) Majas Sinekdoke totem pro parte.
    Contoh: Sekolah kami mendapat juara lomba cerdas cermat IPA.
    d) Majas Litotes
    Contoh: Perjuangan ini hanyalah setitik air dalam samudera luas.
    7. a) Perbedaan karangan argumentasi VS karangan Eksposisi berdasarkan pengertiannya.
    Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Sedangkan Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
    b) Perbedaan kalimat Berpelengkap  VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan. Sedangkan kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berdasarkan ciri-cirinya perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)

    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c) . Perbedaan Paragraf Deduktif   VS Paragaraf Induktif
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama. Sedangkan paragraf induktif adalah paragraf dimana ide pokok terlatak di akhir paragraf dan kalimat penjelas berada pada bagian awal paragraf.
    8. Ketika / hujan turun / dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua / yang kelaparan itu / ke puskesmas.
    Hujan turun = klausa verba.
    Yang kelaparan = klausa adjektiva
    Ke puskesmas = klausa preposisi.
    9. Menurut saya, figur guru yang baik adalah seorang guru yang mampu memberikan teladan yang baik bagi muridnya. Bukan hanya dalam teorinya saja akan tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, jika ada murid yang sedang kesusahan menyelesaikan tugasnya, guru setidaknya memberikan arahan kepada siswa itu agar nantinya dia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Guru yang baik adalah sosok seorang guru yang tidak hanya berperan sebagai guru atau pendidik melainkan sebagai teman yang selalu membantu jika ada persoalan.
    10. Menurut pendapat saya, siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah pelajaran adalah guru. Sebenarnya tidak 100% kesalahan guru, hal ini bergantung kepada muridnya juga. Seorang anak yang suka berhitung biasanya tidak suka dengan bahasa dan sebaliknya. Kondisi tersebut merupakan tugas seorang guru agar siswa menyukai semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Misalnya: menggunakan media yang menarik waktu menjelaskan, hal ini merupakan upaya agar siswa mulai menyukai semua mata pelajaran. Siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran juga dipengaruhi dengan cara mengajar dan sikap guru waktu mangajar. Sikap dan cara mengajar guru yang tidak enak atau bertele-tele akan membuat siswa bosan atau jenuh dan akhirnya tidak suka dengan mata poelajaran itu.

    Juni 24, 2009 pukul 11:45 am

  41. Silvy Dwi Rahmawati

    Nama : Silvy Dwi Rahmawati
    Nim : 060210402331
    Angkatan : 2006

    Jawaban!

    1.Pengertian Paragraf Deduktif
    Paragraf Deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh
    kalimat-kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
    Contoh 1
    Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
    Keterangan: Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
    Contoh 2
    Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
    Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
    2.Pengertian Klausa
    Klausa ialah satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dkk, 1980:208). Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa (Rusmaji, 113). Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban (Ramlan, 1981:62.
    Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O, dan Ket. Demikian seterusnya.Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai unsur inti klausa adalah S dan P.
    Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimta jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
    Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
    Jawaban : teman satu kampus  S dan P-nya dihilangkan.
    Contoh pada bahasa tidak resmi : saya telat!  P-nya dihilangkan.
    Klausa merupakan bagian dari kalimat. Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap. Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai P.

    Jenis-jenis Klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    a. Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    • Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P.
    Contoh :
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    Mobil itu masih baru.
    • Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.
    Contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    Masih baru mobil itu.
    b. Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    2. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
    a. Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
    Contoh :
    Ariel seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
    Mereka pergi ke kampus.
    b. Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.
    Contoh :
    Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
    Mereka tidak pergi ke kampus.
    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya, memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan ‘Dia tidak mengambil sesuatu apapun’, maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.

    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a. Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh :
    Dia seorang sukarelawan.
    Mereka bukan sopir angkot.
    Nenek saya penari.
    b. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh :
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.

    c. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Hotel itu sudah tua.
    Gedung itu sangat tinggi.
    d.Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh :
    Anaknya lima ekor.
    Mahasiswanya sembilan orang.
    Temannya dua puluh orang.
    e. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh :
    Sepatu itu di bawah meja.
    Baju saya di dalam lemari.
    Orang tuanya di Jakarta.
    f. Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh :
    Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
    Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    d. Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat.
    Contoh :
    Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
    Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    Semua orang mengatakan bahwa dialah yang bersalah.
    e. Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram.
    Contoh :
    Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
    Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
    Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.
    5. Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.

    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    d. Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :
    Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    Meskipun sedikit, kami tahu tentang hal itu.
    e. Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh :
    Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
    Jika tidak ada rotan, akarpun jadi.

    3. a. Peyorasi
    Peyorasi adalah kebalikan dari ameliorasi. Artinya, sebuah kata yang wajar akan mengalami penurunan derajat. Penggunaan kata yang mengalami peyorasi adalah kata-kata yang akan digunakan secara tidak sopan atau tidak berkenan. Perhatikan tabel berikut!
    Sebelum berpeyorasi Sesudah berpeyorasi
    Istri Bini
    Mati Mampus
    Jenazah Mayat

    b. Sinestesia
    Sinestesia adalah kata yang mengalami perbedaan pada dua indera yang berbeda. Artinya, satu kata di dalam kalimat akan menggunakan kata yang secara lugas/sederhana menjadi lain artinya. Maka, diperlukan pengertian dengan menggunakan indera lain agar makna kata dalam kalimat tersebut dapat dipahami. Perhatikan kalimat berikut!
    • Orang itu selalu berkata kasar kepada setiap orang yang dijumpainya.
    Secara lugas, kata `kasar` di dalam kalimat di atas berarti ditangkap oleh indera peraba, sehingga terjadi kerancuan (kesalahpengertian). Namun, jika mengunakan indera pendengaran, maka kata `kasar` dalam kalimat di atas sudah benar sehingga maksudnya dapat diterima.
    • Gadis itu memiliki wajah yang amat manis.
    Secara lugas, kata `manis` hanya diperoleh dengan indera pencecap. Namun, jika kata tersebut menggunakan indera pengelihatan, maka kalimat tersebut dapat diterima sebagai kalimat yang benar.
    c. Asosiasi
    Sebuah kata mengalami asosiasi apabila penggunaannya di dalam kalimat telah mengalami perubahan fungsi dari arti/makna kata tersebut. Perhatikan kalimat berikut!
    • Banyak orang memperebutkan kursi di DPR.
    Secara lugas, kata `kursi` di dalam kalimat tersebut adalah alat yang digunakan untuk duduk. Namun, dalam kalimat tersebut telah terjadi perubahan fungsi. Kata `kursi` di dalam kalimat tersebut brmakna jabatan atau kedudukan.
    • Jika ingin urusannya cepat beres, berikan saja dia amplop.
    Secara lugas, kata `amplop` bermakna tempat surat. Namun dalam kalimat tersebut, kata `amplop` berubah fungsinya menjadi uang suap.
    d. Afiksasi
    Pengertian Afiksasi
    Afiksasi merupakan morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar.

    Proses Afiksasi
    Proses afiksasi merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa. Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Berdasarkan posisi morfem terikat pada morfem bebas tersebut, dibedakan atas:
    a. Prefiks, yaitu morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar, misalnya: ber-, me-, se-, per-, ter-, ke-, pe-, dan seterusnya yang terdapat pada kata.
    Contoh: berbaju, menangis, serumah, perasa.
    b. Infiks, yaitu merupakan morfem yang disisipkan ke dalam kata, misalnya: -el, -er, -em dalam bahasa Indonesia.
    Contoh:
    – getar + el → geletar
    – getar + em → gemetar
    – gigi + er → gerigi
    c. Sufiks, yaitu merupakan morfem yang ditambahkan pada akhir atau megikuti bentuk dasar, misalnya: -an, -kan, -i.
    Contoh:
    Tanam → tanaman, tanamkan, tanami
    d. Konfiks bisa juga disebut dengan simulfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit dasar kata dan membentuk satu kesatuan. Atau bisa juga diartikan dua buah afiks yang secara bersama-sama (simultan) bergabung dengan bentuk dasar. misalnya: ke-an, per-an, pe-an, dan seterusnya.
    Contoh:
    Per – an → perbedaan ke – an → keterangan
    perjungan kesatuan
    pembuktian
    pe – an → perumahan
    pekarangan

    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks yaitu kesalahan dalam menata tata urutan dan isi di dalam buku teks sehingga membuat kesulitan siswa dalam memahami isinya.

    5. a. Kata Ulang
    Kata ulang dapat dibahas dengan meninjaunya dari segi bentuk dan dari segi makna atau fungsi perulangan kata.
    • Bentuk Kata Ulang
    Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut.
    1. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
    Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit.
    2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran.
    Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman.
    3. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
    Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.
    4. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut.
    Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang.
    5. Kata ulang dwipurwa, yang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris “reduplication” yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut reduplikasi.
    Misalnya: lelaki, tetua.
    • Makna dan Fungsi Kata Ulang
    1. Perulangan kata benda
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata benda.
     Menyatakan benda itu bermacam-macam. Misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran.
     Menyatakan benda yang menyerupai bentuk dasar itu. Misalnya: anak-anakan, orang-orangan.
    2. Perulangan kata kerja
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata kerja.
     Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa kali.
    Misalnya: meloncat-loncat, menyebut-nyebut.
     Menyatakan aspek duratif, yaitu proses pekerjaan, pembuatan, atau keadaan yang berlangsung lama.
    Misalnya: berenang-renang, duduk-duduk.
     Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.
    Misalnya: cetak-mencetak, karang-mengarang.
     menyatakan pekerjaan yang dilakukan oleh dua belah pikak atau berbalasan.
    Misalnya: tembak-menembak, tuduh-menuduh
    3. Perulangan kata sifat
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata sifat.
     Menyatakan makna lebih (intensitas).
    Misalnya: Berjalan cepat-cepat! Kerjakan baik-baik!
     Menyatakan makna sampai atau pernah.
    Misalnya: Tak sembuh-sembuh sakitnya walaupun ia sudah berobat ke luar negeri (tak pernah sembuh). Habis-habisan ia berbelanja (sampai habis).
     Digabungkan dengan awalan se- dan akhiran -nya mengandung makna superlatif (paling).
    Misalnya: Kerjakan sebaik-baiknya agar hasilnya memuaskan. Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya.
     Berlawanan dengan makna nomor satu atau melemahkan arti kata sifat itu.
    Misalnya: Badanku sakit-sakit saja rasanya. (sakit di sana-sini, tapi tidak terlalu sakit) Kalau kepalamu pening-pening, bawalah tidur. (agak pening; pening sedikit)
     Bentuk yang seolah-olah sudah mejadi ungkapan dalam bahasa Indonesia, makna perulangannya kurang jelas.
    Misalnya: Jangan menakut-nakuti anak-anak karena akan memengaruhi jiwanya kelak.
    4. Perulangan kata bilangan
     Perulangan kata satu menjadi satu-satu memberi makna “satu demi satu”.
    Misalnya: Peserta ujian masuk ruangan itu satu-satu.
     Perulangan kata satu dengan tambahan akhiran -nya memberi makna “hanya satu itu”.
    Misalnya: Ini anak saya satu-satunya.
     Perulangan kata dua-dua, tiga-tiga, dst. memberi pengertian “sekaligus dua, tiga, dst.”.
    Misalnya: Jangan masuk dua-dua karena pintu itu tidak lebar.
     Bentuk perulangan berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu, dst. menyatakan makna “kelipatan sepuluh, seratus, seribu, dst..
    Misalnya: Beribu-ribu orang yang mati dalam peperangan itu.
    Bentuk perulangan kata bilangan dengan awalan ber-, saat ini sering diganti dengan bentukan dengan akhiran -an. Misalnya: berpuluh-puluh menjadi puluhan.

    b. Perluasan Makna
    Kata yang mengalami perluasan adalah kata yang maknanya menjadi lebih umum dibandingkan makna sebelumnya. Kata yang mengalami perluasan dapat juga dikatakan mengalami generalisasi.
    Contoh:
    Kata Makna dahulu Makna sekarang
    bapak Orang tua kandung Orang tua pada umumnya
    saudara Kakak/adik kandung Sebutan untuk orang sebaya
    yang belum dikenal
    berlayar Berperahu menggunakan layar (tanpa mesin) Berperahu dengan atau
    tanpa menggunakan layar dan mesin

    c. Penyempitan Makna
    Kata yang mengalami penyempitan adalah kata yang maknanya menjadi lebih khusus dibandingkan makna sebelumnya. Kata yang mengalami penyempitan dinamakan juga kata yang mengalami spesialisasi.
    Contoh:
    Kata Makna dahulu Makna sekarang
    sarjana Orang yang pintar/cerdas Lulusan S1 pada sebuah universitas
    pendeta Pemipin agama pada umumnya Pemimpin umat agama
    Kristen Protestan
    kitab Nama lain dari buku Buku suci

    d. Paragraf Analogi
    Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata – kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
    Contoh pengembangan cara analogi:
    Dalam persoalan Poso kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalu terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.

    6. a. Contoh Majas Metonomia
    Ayah pergi ke Amerika dengan garuda.
    b. Contoh Majas Eufemisme
    Para tunakarya itu perlu diperhatikan.
    c. Contoh Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    • Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup.
    • Desa itu diserang muntaber.
    b. Contoh Majas Litotes
    Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)

    7. a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Eksposisi :
    • Menjelaskan dan menerangkan, sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya
    • Grafik, statistik, dan data lain pada Eksposisi untuk menjelaskan
    • Pendahuluan pada Eksposisi memperkenalkan topik dan tujuan yang akan dipaparkan
    • Penutup pada akhir Eksposisi biasanya menegaskan lagi apa yang telah diuraikan sebelumnya

    Argumentasi :
    • Mempengaruhi pembaca, sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa pendapat, keyakinan, dan sikap penulis benar
    • Grafik, statistik dan lain-lain pada argumentasi untuk membuktikan
    • Pendahuluan berisi latar belakang dan sejarah persoalan, sistematika yang digunakan, pengertian persoalan, sera tujuan argumentasi
    • Akhir argumentasi biasanya menyimpulkan apa yang telah diuraikan sebelumnya
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar(klausa bawahan)/Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas(klausa utama).
    9. Menurut saya, figur guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan mendidik siswanya. Dikatakan mampu mengajar, apabila seorang guru tersebut mampu mentransferkan ilmu yang beliau punya dengan baik kepada siswanya, dan akhirnya siswapun bisa memperoleh wawasan yang luas. Selain mengajar, guru juga harus bisa mendidik siswa dalam artian guru harus bisa mengarahkan perilaku siswa agar tidak melenceng dari norma-norma yang berlaku.
    10. Kita tidak bisa menghakimi siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, karena hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya dari pihak guru. Biasanya cara mengajar guru yang kurang tepat dan kurang bervariasi dapat menyebabkan siswa malas mengikuti pelajarannya. Untuk itu seorang guru harus mencari cara yang menarik agar siswa tidak merasa bosan. Selain dari pihak guru, faktor dari dalam diri siswa itu sendiri juga sangat berpengaruh karena apabila dari siswa tersebut tidak semangat dan mulai awal sudah merasa tidak menyukai pelajarannya maka secara otomatis akan menghambat dalam penangkapan materi pelajarannya pula. Untuk itu motivasi dari dalam diri siswa juga sangat penting. Walaupun begitu seorang guru sepatutnya mampu memberikan motivasi kepada siswa.

    Juni 24, 2009 pukul 11:46 am

  42. Rahma Wulan puspareni

    JAWABAN

    NAMA : Rahma Wulan Puspareni
    NIM :060210402041
    Angkatan: 2006

    1. Paragraf Deduktif adalah paragraph dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus
    Contoh
    Pulau-pulau di Indonesia rata-rata memiliki tanah yang subur dan kaya raya. Segala jenis tanaman dapat tumbuh dengan suburnya. Hujan tropis merupakan salah satu bukti kesuburan tanah kita. Disamping itu banyak mineral dan bahan tambang lain yang dapat dihasilkan dari bumi Indonesia.

    2. a Klausa Nominal adalah kalusa yang predikatnya terdiri atas kata atau frase golongan nomina atau benda.
    Misalnya: bapaknya dokter, dia seorang peminpin.
    b. Klausa Verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atu frase golongan verba (kata kerja).
    Misalnya, petani mengerjakan sawahnya, ibu memasak di Dapur.
    c. Klausa Bilangan (Numeral) adalah klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frase golongan bilangan (numeral)
    misalnya, roda truk itu empat, boneka itu ada enam buah.
    d. Klausa Depan adalah klausa yang predikatnya terdiri atas frase depan, yaitu farse yang diawalai oleh kata depan sebagai penanda.
    Misalnya, orang tuanya dirumah, pegawai itu ke kantor setiap hari.

    3. a. Peyorasi adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah (kurang baik. kurang halus, kurang menyenangkan) dari pada makna semula (makna lama)
    misalnya: kata bini terasa lebih kasar dari pada kata Istri
    kata bunting terasa lebih kasar dari pada kata hamil
    b. Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbeda. Misalnya indra pengelihatan ke indra pendengaran, indra perasa kwe Indra pendengar, dan sebagainya
    misalnya: suaranya terang sekali (pendengar ke pengelihatan)
    kata-katanya pedas (pendengar ke perasa)
    c. Asosiasi adalaah perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat diantara dua hal.
    Misalnya: kursi itu telah lama diincarnya (berasosiasi dengan jabatan)
    Jangan membeli karcis pada tukang catut (catut’ menganbil sebagian keuntungan)

    b. Afiksasi adalah proses melekatnya imbuhan pada suatu kata dasar, yang bisa didepan,tengah, belakang dan Depan belakang,
    misalnya, mengajar >< pertanggungjawaban

    4. kesalahan pengkajian buku teks adalah kesalahan menelaah atau menganalisis buku panduan siswa yang digunakan untuk belajar disekolah.
    5. a. Kata Ulang adalaah kata yang terbentuk karena proses reduplikasi atau pengulangan
    Contoh : rumah-rumah,
    Tarik-menarik
    Sayur mayur
    Berkejar-kejaran
    b. perluasan makna adalah kata yang dahulu maknanya terbatas pada lingkup tertentu kini mencakup suatu lingkup yang luas.
    Contoh : kata putra dan putri
    Kata tersebut dahulu dipakai untuk menyebut anak-anak raja, tetapi sekarang dipakai untuk menyebut anak laki-laki dan perempuan pada umumnya.
    c. Penyempitan makna adalah kata yang dahulu maknanya mencakup suatu lingkup yang luas, sekarang mencakup lingkup yang lebih sempit.
    Contoh : kata Sarjana , kata tersebut dahulu dipakai untuk menyebut golongan cendekiawan, sekarang terbatas untuk lulusan perguruan tinggi program SI.
    d. Paragraf Analogi adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan atau inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran khusus lain yang memiliki sifat- sifat esensial yang bersamaan (menunjukkan kesamaan antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya.
    Contoh:
    Bagaikan badai mengamuk, yang telah memporak-porandakan segala sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah hancur pohon-pohon tumbang tiada bersisa. Akhirnya, tinggallah dayaran yang luas, sunyi., dengan puing-puing gedung, dengan segala reruntuhannya serta pohon-pohon yang telah tumbang. Demikianlah Penderitaan yang telah membuatnya hancur luluh tanpa ampun, searasa tiada lagi tersisa, kecuali badan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya.
    Analogi: badai yang mengamuk dan menghancurkan segala yang ditemuinya tanpa sisa dapat dianalogikan dengan penderitaan yang datang bertubi-tubi, yang menghancurleburkan jiwa sampai tiada bersisa.

    6. a Majas Metonimia, contoh buka H.B Jasssin halaman 11 ( maksud, buka buku karangan H.B. Jassin halaman 11)
    dia membeli pilot di toko alat tulis itu ( nama merek sebuah bolpoin)
    b. Majas Eufimisme contoh, ayahnya sudah tidak berada di tengah-tengah mereka (meninggal dunia)
    kasihan, anak itu hilang akal setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. (gila)
    c. Majas Sinekdok Totem Proparte contoh, indonesia menang 3-0 melawan malaysia dalam pertandingan sepak bola tadi malam.
    d. majas Sinekdok pro toto contoh, sudah lama dia tidak tampak batang hidungnya (dirinya). Setiap kepala harus membangun iuran seribu rupiah
    e. Majas Litotes contoh, Mari Pak, singgah ke gubuk saya.

    7. a. Karangan argumentasi merupakan sebuah karangan yang berusaha membuktikan suatu pendapat berdasarkan kebenaran dengan alasan-alasan yang kuat untuk menyakinkan pendengar atau pembaca. Disertai dengan bukti, contoh yang logis. Sedangkan Karangan Eksposisi adalah karangan yang berusaha untuk memaparkan, menguraikan, menjelaskan tentang suatu objek, hal, atau cara sehingga memperluas pandanga pembaca atau memperjelas suatau hal kepada pembaca.
    b. Kalimat berpelengkap
    – bisa berupa benda atau hal yang dibicarakan
    – letaknya selalu di belakng predikat atau objek
    – letaknya tidak bisa diubah-ubah
    – merupakan kalimat aktif intransitif
    – biasanya predikat berimbuhan ber-
    – Kalimat tidak bisa dipasifkan

    Kalimat berobjek
    berupa kata benda
    objek merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang terletak langsung di belakang predikat transitif
    merupakan kalimat aktif transitif
    biasanya predikat berimbuhan Me-
    objek dapat menduduki fungsi subjek jika kalimat dipasifkan

    .c Paragraf Deduktif adalah paragraph dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus, sedangkan paragraf induktif adalah paragraf dengan menyebutkan gagasan yang bersifat khusus kemudian ke gagasan yang bersifat umum.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke Puskesmas.

    9. guru yang baik adalah guru yang dapat mengajar sekaligus dapat mendidik siswa dengan baik. Baik dalam arti, guru dapat memberikan materi ajar dengan sungguh-sungguh, tidak kaku, sesuai antara metode dan teknik yang diajarkan. Metode dan teknik tersebut dapat disukai siswa, Sehingga siswa dapat suka dengan guru dan cara mengajarnya. Mendidik dalam arti, guru sekiranya dapat mengarahkan, mendidik, serta memberi contoh dengan benar. Melalui cara mengajar dan berpenampilan. Guru bisa sebagai tempat curhat bagi siswa. Istilahnya orang tua kedua bagi siswa di sekolah.

    10. Guru sendiri, kemauan siswa dalam menerima sebuah mata pelajaran tergantung cara mengajar guru (metode dan teknik), cara berpenampilan yang menarik. Apabila siswa tidak suka dengan mata pelajaran tersebut, mungkin saja ada yang salah dengan cara mengajar atau penampilannya. Cara mengajar mungkin kaku, tidak ramah pada siswa, kurang menguasai materi, metode dan teknik yang membosankan dll, sedangkan cara berpenampilan, mungkin saja guru berpenampilan terlalu seksi bagi perempuan. laki-laki, kurang rapi, bernampilan semerawut.

    Juni 24, 2009 pukul 11:46 am

  43. santi Nur Indah Sari

    Nama : Santi Nur Indah Sari
    Nim : 060210402180
    Angkatan : 2006

    JAWABAN !!!
    Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif
    Contoh paragraph deduktif :
    Hari jumat, tanggal 21 januari 2005, merupakan hari libur nasional. Pada hari itu sekolah libur. Guru, murid dan karyawan sekolah tidak masuk. Semua kantor rurup. Begitu juga semua karyawan kantor tidak masuk.
    Kalimat pertama pada paragraph tersebut merupakan gagasan utama yang mengemukakan peristiwa yang bersifat umum.

    Berdasarkan contoh di atas paragraph deduktif adalah paragraph yang mempunyai gagasan di awal kalimat.
    Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)
    Berdasarkan strukturnya
    Klausa bebas adalah klausa yang unsurnya lengkap (subjek dan predikat) contoh : 1. adik tidur. 2. Ibu pergi
    Klausa terikat adalah memiliki struktur yang tidak lengkap contoh : 1. Makan 2. tidur
    Berdasarkan unsur segmentalnya
    Klausa verbal contoh : 1. Mandi 2. Menyapu
    Klausa nominal contoh 1. Buku 2. meja
    Klausa adjektik contoh 1. Cantik, 2. Baik
    Klausa adverbial contoh 1. Di dapur 2. ke laut
    Klausa preporsional contoh 1. Dan 2. Pun

    A. Peyorasi adalah perubahan makna yang lebih buruk atau jelek
    contoh : kata bini lebih jelek daripada istri
    dan kata buruh lebih jelek dari pada karyawan
    B. Sinestesia adalah perubahan makna karena pertukaran 2 indera yang berbeda
    Contoh : kata-katanya pedas sekali
    C. Asosiasi dalah perubahan makna karena persamaan sifat
    Contoh : karyawan itu memberikan amplop kepada atasannya.
    Amplop = uang sogokan
    D. Afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau katadasar ilmiah. Contoh menyapu

    Menurut saya kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah suatu kesalahan dalam mengkaji materi yang terdapa dalam buku teks. Yaitu salah memilih buku teks mana yang pantas dan tidak pantas untuk digunakan

    5. a. kata ulang adalah kata yang mempunyai perulangan baik secara utuh maupun dengan imbuhan
    Contoh: kata ulang utuh : rumah-rumah
    Kata ulang berimbuhan : bermacam-macam
    perluasan makna adalah cakupan makna sekarang lebih luas dari sebelumnya
    contoh : bapak
    saudara

    penyempitan makna adalah cakupan makna sekarang lebih sempit dari sebelumnya
    contoh : sarjana
    madrasah

    paragraph analogi adlah paragraph yang membandingkan 2 hal yang banyak persamaanya.
    Contoh : siswa smp 3 dan smp 2 jember merupakan siswa yang pintar-pintar. Sekolah mereka sama-sama smp favorit dang unggulan dijember. Smp 2 merupakn smp yang input dan outpunnya mempunyai nilai tertinggi. Sedangkan smp 3 meruapkan sekolah berstandart internasional.
    6. a. Majas Metonemia
    Contoh : korban Hercules yang meninggal banyak yang berasal dari TNI
    Majas Eufemisme
    Contoh ; paman sidah pulang ke Rahmatullah ( meninggal )
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.
    d. Majas Litotes
    contoh : silahkan mampir ke gubuk saya.

    7. Perbedaan

    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    kalau paragraph argumentasi berisi ide/gagasan yang disertai alas an atau bukti dan bertujuan untuk meyakinkan pembaca.
    Kalau paragraph eksposisi berisi penjelasan/paparan mengenai suatu peristiwa/ proses dan bertujuan untuk memberikan penjelasan yangs ejelas-jelasnya
    Kalimat Berpelengkap  VS kalimat berobjek

    Kalimat Berpelengkap  kalimat berobjek
    Berupa nomina, verba , atau adjektifa
    Berada dibelakang verba semi transitif atau dwi transitif dan dapat didahului oleh preposisis
    Tidak dapat dipasifkan
    Tidak dapat diganti dengan kata-nya kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dar, dan akan Berupa nomina
    Berada langsung di belakan verbatransitif aktif tanpa preposisi kata depan
    Dapat dipasifkan
    Dapat diganti dengan -nya

    c. Paragraf Deduktif   VS Paragaraf Induktif
    kalau Paragraf Deduktif  kalimat utama terdapat di awal paragraph
    kalau Paragraf induktif  kalimat utama terdapat di akhir paragraph

    8. Ketika hujan turun/ dengan derasnya/ dan disertai Guntur/
    Klausa terikat klausa terikat klausa terikat
    Yang menggelegar/ Andi pergi / menolong kakek tua/ yang kelaparan itu/
    Klausa terikat klausa terikat klausa terikat klausa terikat
    /ke puskesmas.
    Klausa terikat

    9. buat saya figure guru yang baik adalah guru yang bisa dekat dengan semua muridnya. Baik yang pitar maupun yang bodoh, yang jelek ataupun yang cakep.
    Guru juga harus bisa menempatkan dirinya sendiri kapan menjadi teman. Dan kapan harus menjadi pendidik. Intinya berwibawa mnamun tetap dekat dengan ana-anak agar kegiatan pembelajaran di sukai anak-anak

    10. Yang bertanggung jawab kalau siswa tidak suka dengan mata pelajaran adalah guru. Karena guru harusny bisa membuat suatu pelajharan menjadi menarik dan membuat siswa senagng. Guru harus mengetahui mengapa siswa tidak menyukai suatu pelajaran sehingga bisa dicari solusinya afgar siswa menadi senang terhadap peljarannya.

    Juni 24, 2009 pukul 11:47 am

  44. Fatimah Az_Zahra
    060210402101
    Ujian Akhir Semester Analisis Buku Teks

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya terdapat di awal paragraf.
    Contoh :
    Diabetes
    Penyakit diabetes memiliki banyak jenis, tetapi secara garis besar dibagi empat jenis. Pertama adalah diabetes tipe 1. Ini biasanya menyerang anak-anak dan orang muda, yang disebabkan oleh sel beta yang terletak di pankreas sehingga tubuh tidak memproduksi insulin. Kerusakan ini disebabkan faktor keturunan atau kesalahan tubuh membangun kekebalan sehingga sistem kekebalan tubuh menyerang daerah dalam pankreas. Kedua adalah diabetes tipe 2. Ini diakibatkan oleh sel-sel tubuh yang tidak mampu merespon kerja insulin yang disebabkan oleh kekelituan orang itu dalam mengurus tubuhnya. Tipe 2 ini lebih mudah ditangani karena karena masih memproduksi insulin. Jenis ketiga adalah gestational daiabetes mellitus. Jenis ini sering dialami oleh wanita hamil. Ini terjadi karena perubahan hormon yang dialaminya. Tipe ini bida disembuhkan dan biasanya hilang dengan sendirinya bagitu persalinan usai. Keempat adalah diabetes yang disebabkan sindrom tertentu. Ini menyebabkan terjadinya gangguan pada pankreas. Penyebabnya adalah alkohol, obat-obat kimia tertentu, infeksi, dan lain-lain.

    2. Jenis-jenis klausa beserta contohnya:
    a) Penggolongan klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klausa lengkap, berdasarkan unsur internnya dibedakan menjadi 2, yaitu:
     klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P.
    Contoh: Binatang itu sangat menjijikkan
    Gedung Sudirman itu baru direnovasi
     klausa inversi atau klausa lengkap yang S-nya terletak di belakang P.
    Contoh: Sangat menjijikkan binatang itu.
    Baru direnovasi Gedung Sudirman itu.
    Klausa tidak lengkap sudah tentu terdiri atas unsur P, disertai O, K, atau tidak. Misalnya, telah berangkat ke Jordania.
    b) Penggolongan klausa berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatika mengatifkan P.
    Penggolongan klausa ini dibedakan menjadi 2 :
     Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : Ayahku seorang pegawai bank.
    Mahasiswa berdemo di gedung DPR
     Klausa negatif ialah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : Dia bukan anak pejabat, tetapi anak penjual sayur.
    Anita tidak mengerjakan ujian akhir semesternya.
    c) Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan penggolongan klausa kata tau frase tergolong menjadi empat, yakni klausa nominal, klausa verbal, kalusa bilangan, dan klausa depan. (Ramlan dalam Putrayasa, 2006:15)
     Klausa Nominal
    Kalusa nominal adalah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frase golongan N.
    Contoh : Ayahku pegawai bank
    Dia bukan penjilat
     Klausa verbal
    Klausa verbal adalah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frase golongan Verba atau kerja.
    Contoh : Ali memukul pencopet.
    Dia menoleh ibunya.

     Klausa bilangan
    Klausa bilangan ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frase golongan bilangan.
    Contoh : Kambing itu mempunyai tanduk tiga.
    Mala membeli kerudung satu kodi
     Klausa depan
    Klausa yang P-nya terdiri atas frase depan, yaitu frase yang oleh kata depan sebagai penanda.
    Contoh : Rizviyah melanjutkan kuliahnya di Iran
    Barack Obama berasal dari keturunan Afrika.
    d) Penggolongan klausa berdasarkan kriteria tataran dalam kalimat
    Penggolongan klausa ini terdiri dari klausa atas dan klausa bawahan.
     Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh : Ketika pipa bocor, ledakan terjadi.
    Karena hujan tiba, sungai meluap.
     Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa lain.
    Contoh : Jika tidak ada payung, daun pisangpun jadi.
    SBY mengira bahwa bantuan BLT dapat menyejahterakn rakyat.

    3. Beberapa pengertian dari :
    a) Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna kata menjadi lebih jelas atau lebih rendah daripada makna semula
    Contoh : Pemerintah Kabupaten Jember menertibkan gelandangan di kawasan jalan protokol.
    b) Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.
    Contoh : Bicaranya setajam silet.

    c) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat.
    Contoh : Ayah memancing di kolam.
    Opick memancing kekisruhan.
    d) Afiksasi ialah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori tertentu, sehingga berstatus kata, dan (3) sedikit banyak berubah maknanya.
    Contoh : Semua pelajar harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah.
    Seorang pengajar harus mencerminkan intelektualnya yang tinggi.

    4. Pengertian dari “Kesalahan Pengkajian Buku teks” adalah bagian konversi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma kajian yang dilakukan pada buku teks khususnya buku bahasa Indonesia. Buku bahasa Indonesia yang digunakan harus sesuai dengan kematangan sosial emosional peserta didik dalam mengusung konsep lokal sampai dengan global. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam bahan ajar seharusnya menggunakan bentuk kata, istilah, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah bahasa untuk berkomunikasi. Kesalahan pengkajian buku teks tidak mengacu pada pembaca, bacaan, dan latar. Ketiga komponen tersebut sangat berpengaruh besar pada pengakjian buku teks.

    5. Penjelasan dari beberapa pengertian di bawah ini.
    a) Kata ulang merupakan kata jadian. Proses pembentukannya disebut reduplikasi. Jadi kata ulang adalah kata yang terdiri dari perulangan kata dasar.
    Contoh : (Kata ulang Dwilingga salin suara (kata ulang berubah bunyi)).
    Gerak-gerik orang itu mencurigakan pemilik rumah.

    b) Perluasan makna adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang lebih khusus ke yang lebih umum, atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.
    Contoh : Ikan
    Makna dulu (lauk-pauk)
    Makna sekarang (kawan nasi, tidak terbatas pada ikan saja)

    c) Penyempitan makna adalah suatu proses pemnyempitan yang mengacu kepada suatu perubahan yang mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus atau lebih sempit dalam aplikasinya.
    Contoh : Pendeta = Pendeta Paulus Johanes memimpin misa pada malam natal.
    Makna dulu ( orang pandai)
    Makna sekarang (ulama kristen)

    d) Paragraf analogi adalah paragraf yang membandingkan dua hal yang banyak persamaan atau perbedaannya.
    Contoh :
    Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan bentuk latihan jasmani dan rohani. Jasmani kita dilatih untuk tidak selalu bekerja terus terutama bagian dalam perut. Berlatih dengan pola makan yang biasanya siang hari menjadi malam hari. Pola makan malam hari mengurangi beban kerja perut. Organ dalam perut sama halnya dengan onderdil dalam kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor akan rusak apabila terus-menerus dijalankan. Begitu pula perut manusia.
    6. Contoh dan penjelasan dari beberapa majas:
    a. Majas Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya.
    Contoh : Tukang becak itu menghisap tali jagad.
    b. Majas Eufemisme adalah majas yang menggunakan ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan, atau tidak menyenangkan.
    Contoh : Tunasusila yang ada di kompleks Puger sudah ditertibkan.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte (satu untuk keseluruhan)
    Contoh : India mengalahkan China di turnamen Djarum Super Series.
    d. Majas Litotes adalah majas yang di dalam pengungkapan menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
    Contoh : gagasan para calon presiden mengenai pembangunan bangsa sama sekali bukan khayalan yang tidak bisa dilaksanakan.
    7. Perbedaan dari
    Argumentasi
    1. Karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.
    2. Setiap karangan argumentasi selalu didapati alasan ataupun bantahan yang memperkuat ataupun menolak seseuatu guna mempengaruhi keyakinan pembaca sehingga berpihak kepada atau sependapat dengan penulis

    Eksposisi
    1.Karangan yang mengupas, memberitahu, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
    2. hal yang dikomunikasikan berupa data faktual dan suatu analasis yang objektif terhadap seperangkat fakta.

    Kalimat berpelengkap
    1. Berwujud frase nominal, frase verbal, frase adjektiva, frase preposisional, atau klausa.
    2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir.
    3. Tidak dapat menjdai subjek akibat pemasifan kalimat.
    4. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari
    Kalimat berobjek
    1. Berwujud frase nominal atau klausa.
    2. Berada langsung di belakang predikat.
    3. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat.
    4. Dapat diganti dengan pronominya –nya.
    Paragraf Deduktif
    1. Ide pokok ada di awal paragraf.
    2. Bersifat umum-khusus

    Paragraf Induktif
    1. ide pokok berada di akhir paragraf.
    2. Bersifat dari yang khusus ke yang umum.

    8. Menentukan klausa di bawah ini.
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur/ yang menggelegar/ /Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Menurut saya figur yang baik dari sesorang guru adalah seseorang yang dapat menjadi tauladan bagi siswanya yang dapat membekali siswanya untuk kebaikan dunia dan akhirat. Untuk kebaikan dunia dan masa depan siswanya seorang guru harus dapat mentransformasikan pengetahuannya. Mentransformasikan pengetahuannya bukan hal yang paling mudah karena dia harus memahamkan orang lain (siswa). Sejalan dengan pengertian dari orang pintar adalah orang yang dapat memahamkan orang lain. Jadi, jika seorang guru masih belum dapat memahamkan siswa atau mahasiswanya maka guru itu tidak dapat dikatakan sebagai guru yang baik dan pintar. Idealnya seorang guru guru harus mencakup semua itu (baik dan pintar). Beban moral yang ditanggung seorang guru sangatlah besar. Beliau tidak hanya sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik. Tak lupa, selain mentransformasikan ilmu seorang guru harus mengingatkan siswa atau mahasiswanya ketika mereka salah jalan. Rangkullah siswanya agar dia mau mendegar nasehat guru. Menjadi seorang guru yang baik adalah hal yang cukup susah.

    10. Seseorang yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak menyukai mata pelajarannya ialah guru. Di dalam sebuah kelas, guru adalah seorang sutradara yang mengatur semua skenario yang ada di kelas. Jika seorang sutradara tidak dapat memainkan perannya secara baik dan menyenangkan, saya yakin banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajaran tersebut. Ini merupakan pengalaman pribadi saya. Banyak hal yang menyebabkan seorang siswa tidak menyukai mata pelajarannya karena guru tersebut tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang siswa. Seorang siswa lebih menyukai guru yang dapat mengetahui kondisi dari mereka. Misalnya, ketika jam terakhir buatlah suasana kegiatan belajar mengajar agak rileks tetapi tidak meningglkan keseriusan sehingga kompetensi dapat tercapai.

    Juni 24, 2009 pukul 11:48 am

  45. Silvy Dwi Rahmawati

    Nama : Silvy Dwi Rahmawati
    Nim : 060210402331
    Angkatan : 2006

    Jawaban!

    1. Pengertian Paragraf Deduktif
    Paragraf Deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh
    kalimat-kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
    Contoh 1
    Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
    Keterangan: Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
    Contoh 2
    Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
    Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
    2. Pengertian Klausa
    Klausa ialah satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dkk, 1980:208). Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa (Rusmaji, 113). Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban (Ramlan, 1981:62.
    Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O, dan Ket. Demikian seterusnya.Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai unsur inti klausa adalah S dan P.
    Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimta jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
    Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
    Jawaban : teman satu kampus  S dan P-nya dihilangkan.
    Contoh pada bahasa tidak resmi : saya telat!  P-nya dihilangkan.
    Klausa merupakan bagian dari kalimat. Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap. Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai P.

    Jenis-jenis Klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    a. Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    • Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P.
    Contoh :
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    Mobil itu masih baru.
    • Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.
    Contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    Masih baru mobil itu.
    b. Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    2. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
    a. Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
    Contoh :
    Ariel seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
    Mereka pergi ke kampus.
    b. Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.
    Contoh :
    Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
    Mereka tidak pergi ke kampus.
    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya, memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan ‘Dia tidak mengambil sesuatu apapun’, maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.

    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a. Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh :
    Dia seorang sukarelawan.
    Mereka bukan sopir angkot.
    Nenek saya penari.
    b. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh :
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.

    c. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Hotel itu sudah tua.
    Gedung itu sangat tinggi.
    d. Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh :
    Anaknya lima ekor.
    Mahasiswanya sembilan orang.
    Temannya dua puluh orang.
    e. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh :
    Sepatu itu di bawah meja.
    Baju saya di dalam lemari.
    Orang tuanya di Jakarta.
    f. Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh :
    Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
    Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    d. Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat.
    Contoh :
    Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
    Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    Semua orang mengatakan bahwa dialah yang bersalah.
    e. Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram.
    Contoh :
    Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
    Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
    Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.
    5. Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.

    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    d. Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :
    Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    Meskipun sedikit, kami tahu tentang hal itu.
    e. Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh :
    Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
    Jika tidak ada rotan, akarpun jadi.

    3. a. Peyorasi
    Peyorasi adalah kebalikan dari ameliorasi. Artinya, sebuah kata yang wajar akan mengalami penurunan derajat. Penggunaan kata yang mengalami peyorasi adalah kata-kata yang akan digunakan secara tidak sopan atau tidak berkenan. Perhatikan tabel berikut!
    Sebelum berpeyorasi Sesudah berpeyorasi
    Istri Bini
    Mati Mampus
    Jenazah Mayat

    b. Sinestesia
    Sinestesia adalah kata yang mengalami perbedaan pada dua indera yang berbeda. Artinya, satu kata di dalam kalimat akan menggunakan kata yang secara lugas/sederhana menjadi lain artinya. Maka, diperlukan pengertian dengan menggunakan indera lain agar makna kata dalam kalimat tersebut dapat dipahami. Perhatikan kalimat berikut!
    • Orang itu selalu berkata kasar kepada setiap orang yang dijumpainya.
    Secara lugas, kata `kasar` di dalam kalimat di atas berarti ditangkap oleh indera peraba, sehingga terjadi kerancuan (kesalahpengertian). Namun, jika mengunakan indera pendengaran, maka kata `kasar` dalam kalimat di atas sudah benar sehingga maksudnya dapat diterima.
    • Gadis itu memiliki wajah yang amat manis.
    Secara lugas, kata `manis` hanya diperoleh dengan indera pencecap. Namun, jika kata tersebut menggunakan indera pengelihatan, maka kalimat tersebut dapat diterima sebagai kalimat yang benar.
    c. Asosiasi
    Sebuah kata mengalami asosiasi apabila penggunaannya di dalam kalimat telah mengalami perubahan fungsi dari arti/makna kata tersebut. Perhatikan kalimat berikut!
    • Banyak orang memperebutkan kursi di DPR.
    Secara lugas, kata `kursi` di dalam kalimat tersebut adalah alat yang digunakan untuk duduk. Namun, dalam kalimat tersebut telah terjadi perubahan fungsi. Kata `kursi` di dalam kalimat tersebut brmakna jabatan atau kedudukan.
    • Jika ingin urusannya cepat beres, berikan saja dia amplop.
    Secara lugas, kata `amplop` bermakna tempat surat. Namun dalam kalimat tersebut, kata `amplop` berubah fungsinya menjadi uang suap.
    d. Afiksasi
    Pengertian Afiksasi
    Afiksasi merupakan morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar.

    Proses Afiksasi
    Proses afiksasi merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa. Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Berdasarkan posisi morfem terikat pada morfem bebas tersebut, dibedakan atas:
    a. Prefiks, yaitu morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar, misalnya: ber-, me-, se-, per-, ter-, ke-, pe-, dan seterusnya yang terdapat pada kata.
    Contoh: berbaju, menangis, serumah, perasa.
    b. Infiks, yaitu merupakan morfem yang disisipkan ke dalam kata, misalnya: -el, -er, -em dalam bahasa Indonesia.
    Contoh:
    – getar + el → geletar
    – getar + em → gemetar
    – gigi + er → gerigi
    c. Sufiks, yaitu merupakan morfem yang ditambahkan pada akhir atau megikuti bentuk dasar, misalnya: -an, -kan, -i.
    Contoh:
    Tanam → tanaman, tanamkan, tanami
    d. Konfiks bisa juga disebut dengan simulfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit dasar kata dan membentuk satu kesatuan. Atau bisa juga diartikan dua buah afiks yang secara bersama-sama (simultan) bergabung dengan bentuk dasar. misalnya: ke-an, per-an, pe-an, dan seterusnya.
    Contoh:
    Per – an → perbedaan ke – an → keterangan
    perjungan kesatuan
    pembuktian
    pe – an → perumahan
    pekarangan

    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks yaitu kesalahan dalam menata tata urutan dan isi di dalam buku teks sehingga membuat kesulitan siswa dalam memahami isinya.

    5. a. Kata Ulang
    Kata ulang dapat dibahas dengan meninjaunya dari segi bentuk dan dari segi makna atau fungsi perulangan kata.
    • Bentuk Kata Ulang
    Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut.
    1. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
    Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit.
    2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran.
    Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman.
    3. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
    Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.
    4. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut.
    Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang.
    5. Kata ulang dwipurwa, yang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris “reduplication” yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut reduplikasi.
    Misalnya: lelaki, tetua.
    • Makna dan Fungsi Kata Ulang
    1. Perulangan kata benda
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata benda.
     Menyatakan benda itu bermacam-macam. Misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran.
     Menyatakan benda yang menyerupai bentuk dasar itu. Misalnya: anak-anakan, orang-orangan.
    2. Perulangan kata kerja
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata kerja.
     Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa kali.
    Misalnya: meloncat-loncat, menyebut-nyebut.
     Menyatakan aspek duratif, yaitu proses pekerjaan, pembuatan, atau keadaan yang berlangsung lama.
    Misalnya: berenang-renang, duduk-duduk.
     Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.
    Misalnya: cetak-mencetak, karang-mengarang.
     menyatakan pekerjaan yang dilakukan oleh dua belah pikak atau berbalasan.
    Misalnya: tembak-menembak, tuduh-menuduh
    3. Perulangan kata sifat
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata sifat.
     Menyatakan makna lebih (intensitas).
    Misalnya: Berjalan cepat-cepat! Kerjakan baik-baik!
     Menyatakan makna sampai atau pernah.
    Misalnya: Tak sembuh-sembuh sakitnya walaupun ia sudah berobat ke luar negeri (tak pernah sembuh). Habis-habisan ia berbelanja (sampai habis).
     Digabungkan dengan awalan se- dan akhiran -nya mengandung makna superlatif (paling).
    Misalnya: Kerjakan sebaik-baiknya agar hasilnya memuaskan. Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya.
     Berlawanan dengan makna nomor satu atau melemahkan arti kata sifat itu.
    Misalnya: Badanku sakit-sakit saja rasanya. (sakit di sana-sini, tapi tidak terlalu sakit) Kalau kepalamu pening-pening, bawalah tidur. (agak pening; pening sedikit)
     Bentuk yang seolah-olah sudah mejadi ungkapan dalam bahasa Indonesia, makna perulangannya kurang jelas.
    Misalnya: Jangan menakut-nakuti anak-anak karena akan memengaruhi jiwanya kelak.
    4. Perulangan kata bilangan
     Perulangan kata satu menjadi satu-satu memberi makna “satu demi satu”.
    Misalnya: Peserta ujian masuk ruangan itu satu-satu.
     Perulangan kata satu dengan tambahan akhiran -nya memberi makna “hanya satu itu”.
    Misalnya: Ini anak saya satu-satunya.
     Perulangan kata dua-dua, tiga-tiga, dst. memberi pengertian “sekaligus dua, tiga, dst.”.
    Misalnya: Jangan masuk dua-dua karena pintu itu tidak lebar.
     Bentuk perulangan berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu, dst. menyatakan makna “kelipatan sepuluh, seratus, seribu, dst..
    Misalnya: Beribu-ribu orang yang mati dalam peperangan itu.
    Bentuk perulangan kata bilangan dengan awalan ber-, saat ini sering diganti dengan bentukan dengan akhiran -an. Misalnya: berpuluh-puluh menjadi puluhan.

    b. Perluasan Makna
    Kata yang mengalami perluasan adalah kata yang maknanya menjadi lebih umum dibandingkan makna sebelumnya. Kata yang mengalami perluasan dapat juga dikatakan mengalami generalisasi.
    Contoh:
    Kata Makna dahulu Makna sekarang
    bapak Orang tua kandung Orang tua pada umumnya
    saudara Kakak/adik kandung Sebutan untuk orang sebaya
    yang belum dikenal
    berlayar Berperahu menggunakan layar (tanpa mesin) Berperahu dengan atau
    tanpa menggunakan layar dan mesin

    c. Penyempitan Makna
    Kata yang mengalami penyempitan adalah kata yang maknanya menjadi lebih khusus dibandingkan makna sebelumnya. Kata yang mengalami penyempitan dinamakan juga kata yang mengalami spesialisasi.
    Contoh:
    Kata Makna dahulu Makna sekarang
    sarjana Orang yang pintar/cerdas Lulusan S1 pada sebuah universitas
    pendeta Pemipin agama pada umumnya Pemimpin umat agama
    Kristen Protestan
    kitab Nama lain dari buku Buku suci

    d. Paragraf Analogi
    Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata – kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
    Contoh pengembangan cara analogi:
    Dalam persoalan Poso kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalu terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.

    6. a. Contoh Majas Metonomia
    Ayah pergi ke Amerika dengan garuda.
    b. Contoh Majas Eufemisme
    Para tunakarya itu perlu diperhatikan.
    c. Contoh Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    • Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup.
    • Desa itu diserang muntaber.
    b. Contoh Majas Litotes
    Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)

    7. a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Eksposisi :
    • Menjelaskan dan menerangkan, sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya
    • Grafik, statistik, dan data lain pada Eksposisi untuk menjelaskan
    • Pendahuluan pada Eksposisi memperkenalkan topik dan tujuan yang akan dipaparkan
    • Penutup pada akhir Eksposisi biasanya menegaskan lagi apa yang telah diuraikan sebelumnya

    Argumentasi :
    • Mempengaruhi pembaca, sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa pendapat, keyakinan, dan sikap penulis benar
    • Grafik, statistik dan lain-lain pada argumentasi untuk membuktikan
    • Pendahuluan berisi latar belakang dan sejarah persoalan, sistematika yang digunakan, pengertian persoalan, sera tujuan argumentasi
    • Akhir argumentasi biasanya menyimpulkan apa yang telah diuraikan sebelumnya
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar(klausa bawahan)/Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas(klausa utama).
    9. Menurut saya, figur guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan mendidik siswanya. Dikatakan mampu mengajar, apabila seorang guru tersebut mampu mentransferkan ilmu yang beliau punya dengan baik kepada siswanya, dan akhirnya siswapun bisa memperoleh wawasan yang luas. Selain mengajar, guru juga harus bisa mendidik siswa dalam artian guru harus bisa mengarahkan perilaku siswa agar tidak melenceng dari norma-norma yang berlaku.
    10. Kita tidak bisa menghakimi siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, karena hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya dari pihak guru. Biasanya cara mengajar guru yang kurang tepat dan kurang bervariasi dapat menyebabkan siswa malas mengikuti pelajarannya. Untuk itu seorang guru harus mencari cara yang menarik agar siswa tidak merasa bosan. Selain dari pihak guru, faktor dari dalam diri siswa itu sendiri juga sangat berpengaruh karena apabila dari siswa tersebut tidak semangat dan mulai awal sudah merasa tidak menyukai pelajarannya maka secara otomatis akan menghambat dalam penangkapan materi pelajarannya pula. Untuk itu motivasi dari dalam diri siswa juga sangat penting. Walaupun begitu seorang guru sepatutnya mampu memberikan motivasi kepada siswa.

    Juni 24, 2009 pukul 11:50 am

  46. Nama : Ari Mulyaningsih
    NIM : 060210402118
    FKIP Bahasa Indonesia dan Sastra
    UAS Analisis Buku Teks

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari sesuatu yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus.

    Contoh:
    Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Surabaya, pada tanggal 15-20 Januari 2009 mengadakan pameran bonsai di Gedung Jatim Expo Surabaya. Pameran ini diikuti oleh 80 orang anggota PPBI yang berasal dari Jawa Timur. Pada pemeran yang diberi tema Pesona Alam ini, untuk pertama kalinya juga dipamerkan suiseki yaitu seni menampilkan batu-batuan alam yang merupakan miniatur dari pemandangan alam atau bentuk-bentuk unik lainnya. Dalam sambutannya, Saiful Anam selaku Ketua PPBI Surabaya menyatakan bahwa bonsai dan suiseki jika dipersandingkan seolah-olah menjadi alam yang dipindahkan ke ruangan yang bisa menambah rangsangan imajinasi kita ke alam bebas yang penuh pesona.

    1. Jenis-jenis klausa beserta contoh (2)
    1) Penggolongan klausa berdasarkan struktur internya.
    a. Klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P
    Contoh : baju itu masih baru
    gadis muda itu sangat cantik
    b. Klausa lengkap yang S-nya terletak di belakang P (klausa inversi)
    Contoh : sudah rusak mobil itu
    sangat cantik gadis kecil itu
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.

    2) Penggolongan klausa berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P
    a. Klausa positif
    Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : ibunya seorang guru
    wajah anak itu berseri-seri

    b. Klausa negatif
    Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : pria itu tidak langsung pulang ke rumah, tetapi singgah dulu di warung kopi.
    sudah lama sekali sepasang kekasih itu tidak pernah bertemu
    3) Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi P
    a. Klausa nominal adalah klusa yang P-nya terdiri atas kata atau frase atau golongan N (nominal/benda)
    Contoh : ayahnya dokter
    mereka bukan wartawan
    b. Klausa verbal adalah klausa yang P-nya terdiri atas kata ata frase golongan Verba.
    Contoh : saya membaca puisi
    Saiful membantu ibunya
    c. Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh : adiknya sangat cantik
    pohon itu sangat tinggi
    d. Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk
    kategori numeralia.
    Contoh : roda truk itu enam
    Temannya sepuluh orang
    e. Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : kekasihnya di Jakarta
    saya pergi ke pasar
    f. Klausa pronominial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi pronominal.
    Contoh :
    dialah yang bersalah dalam kasus ini
    aku akan menunggunya di taman ini setiap hari

    4) Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh :
    Wanita tua itu tersenyum, tetapi hatinya menangis.
    Teman kita yang baru itu rumahnya di Surabaya
    2. Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh :
    Semua baju boleh kamu ambil, kecuali yang berwarna ungu.
    Semua lelaki tidak bisa membuatku jatuh hati, kecuali dia

    5. Klasifikasi klausa berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain. Contoh :
    Ketika ayah datang, kami sedang menggoreng ikan
    Meskipun sedikit, aku akan tetap mengambil bagianku
    2. Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain. Contoh :
    dia mengira bahwa suaminya tidak akan datang
    jika tidak ada majalah, pakai koran saja

    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah dari makna asalnya.
    Contoh : Bini pak Amin melahirkan di rumah sakit.
    b. sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: Rayuan kekasihku sangat sedap didengar.
    c. Asosiasi adalah makna kata yang timbul karena persamaan sifat.
    Contoh : Lelaki tua itu menerima amplop dari atasannya.
    d. Afiksasi adalah proses pembubuhan morfem yang memberikan makna tertentu pada bentukan yang terdiri atas morfem-morfem itu.
    Contoh : Ibu membeli ikan di pasar
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan yang timbul ketika menganalisis materi ataupun bahasa yang digunakan dalam suatu buku teks. Kesalahan ini bisa terjadi karena ada perbedaan konsep antara orang yang mengkaji buku teks dengan penulis buku teks itu sendiri. Kesalahan dalam pengkajian buku teks juga bisa terjadi karena pengkaji/ peneliti tidak mengkaji berdasarkan kurikulum yang berlaku, sehingga menimbulkan ketimpangan dalam menganalisis buku teks. Buku teks hendaknya memiliki tingkat keterbacaan yang baik agar tidak terjadi kesalahan dalam pengkajian buku teks. Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya, yakni hal-hal yang berhubungan dengan kemudahan membaca bentuk tulisan atau topografi, lebar spasi dan aspek-aspek grafika lainnya, kemenarikan bahan ajar sesuai dengan minat pembaca, kepadatan gagasan dan informasi yang ada dalam bacaan, dan keindahan gaya tulisan, serta kesesuaian dengan tatabahasa baku.

    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata ulang adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh : Buku-buku itu akan kusimpan di dalam lemari.
    b. Perluasan makna adalah perubahan makna yang terjadi apabila makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
    Contoh : Saya harap Ibu bisa meresmikan pembangunan gedung ini.
    c. Penyempitan makna adalah perubahan makna yang terjadi apabila suatu kata yang pada mulanya mempunyai makna yang luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna.
    Contoh : Sarjana itu menangis di hadapan kedua orang tuanya.
    d. Paragraf Analogi adalah paragraf yang menggunakan penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki berbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
    Contoh:
    Dalam kehidupan ini, seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berpendidikan tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi, semakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir beras.
    6. Beri contoh:
    a. Majas Metonemia
    Saya menulis dengan pilot
    b. Majas Eufemisme
    Para penyandang tuna netra mendapat beasiswa dari pemerintah.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.
    Pertandingan sepak bola antara Brazil dan Inggris berakhir seri.
    d. Majas Litotes
    Goresan pena ini adalah hadiah untuk ibu.
    (Pada kenyataannya, ia menyerahkan ijazah kesarjanaan kepada ibunya)
    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Bedanya dengan karangan eksposisi, karangan eksposisi bertujuan untuk membagikan informasi, dan tidak sama sekali untuk mendesak atau memaksa pembaca untuk menerima pandangan atau pendirian tertentu sebagai sesuatu yang benar.
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Objek
    1. Berwujud frase nominal atau klausa

    2. Berada langsung di belakang predikat.

    3. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat.

    4. Dapat diganti dengan pronominal –nya.

    Pelengkap
    1. Berwujud frase nominal, frase verbal, frase ajektival, frase preposisional, atau klausa.
    2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir.
    3. Tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
    4. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, akan

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari sesuatu yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus. Ide pokok paragraf deduktif, terletak di awal paragraf. Paragraf induktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Ide pokok paragraf induktif terletak di akhir paragraf.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur /yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua /yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Guru yang baik adalah seorang guru yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi guru harus bisa mendidik siswanya menjadi siswa yang baik. Artinya, guru harus menjadi teladan bagi siswanya, baik dalam sikap, pakaian, maupun tutur bicaranya. Guru mempunyai tanggung jawab untuk membentuk moral anak didiknya menjadi generasi muda yang berbakti baik bagi orang tua, agama, maupun bangsa dan negara. Tugas guru tidak hanya mencerdaskan anak didiknya, tetapi lebih dari itu. Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada murid-muridnya untuk lebih giat belajar dalam menuntut ilmu. Jika ada muridnya bersikap tidak sopan dalam kegiatan pembelajaran, guru harus cepat tanggap dan mengarahkan murid tersebut agar dapat memperbaiki sikapnya. Selain itu, guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan amanat atau pesan-pesan moral kepada murid-muridnya di sela-sela atau di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan begitu, mereka dapat mengerti dan menerapkan pesan- pesan moral dalam kehidupannya sehari-hari.

    10. Apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, hal ini menjadi tanggung jawab seorang guru. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus mengetahui karakteristik siswanya. Dengan begitu, guru dapat menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya. Cara mengajar guru juga ikut mempengaruhi minat siswa pada mata pelajaran tertentu. Cara mengajar guru yang monoton dan membosankan akan membuat siswa juga ikut merasa bosan. Cara menagajar harus bervariasi. Metode pembelajaran juga hendaknya diperhatikan, metode pembelajaran juga perlu divariasi. Misalnya, guru bisa menggunakan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Untuk membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu, guru dapat memanfaatkan media pembelajaran semaksimal mungkin. Guru yang kreatif, adalah guru yang mampu menciptakan media pembelajaran yang unik dan menarik. Selain itu, guru harus bisa menjalin hubungan yang hangat dan harmonis dengan siswanya. Artinya, guru harus melakukan pendekatan dengan siswa agar hubungan yang terjalin bertambah akrab tanpa mengurangi rasa kewibawaan seorang guru. Jika siswa merasa diperhatikan oleh gurunya, maka secara tidak langsung siswa tersebut juga akan memperhatikan gurunya ketika menjelaskan materi pelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 11:54 am

  47. Ari Mulyaningsih

    Nama : Ari Mulyaningsih
    NIM : 060210402118
    Angkatan : 2006
    FKIP Bahasa Indonesia dan Sastra
    UAS Analisis Buku Teks

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari sesuatu yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus.

    Contoh:
    Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Surabaya, pada tanggal 15-20 Januari 2009 mengadakan pameran bonsai di Gedung Jatim Expo Surabaya. Pameran ini diikuti oleh 80 orang anggota PPBI yang berasal dari Jawa Timur. Pada pemeran yang diberi tema Pesona Alam ini, untuk pertama kalinya juga dipamerkan suiseki yaitu seni menampilkan batu-batuan alam yang merupakan miniatur dari pemandangan alam atau bentuk-bentuk unik lainnya. Dalam sambutannya, Saiful Anam selaku Ketua PPBI Surabaya menyatakan bahwa bonsai dan suiseki jika dipersandingkan seolah-olah menjadi alam yang dipindahkan ke ruangan yang bisa menambah rangsangan imajinasi kita ke alam bebas yang penuh pesona.

    1. Jenis-jenis klausa beserta contoh (2)
    1) Penggolongan klausa berdasarkan struktur internya.
    a. Klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P
    Contoh : baju itu masih baru
    gadis muda itu sangat cantik
    b. Klausa lengkap yang S-nya terletak di belakang P (klausa inversi)
    Contoh : sudah rusak mobil itu
    sangat cantik gadis kecil itu
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.

    2) Penggolongan klausa berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P
    a. Klausa positif
    Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : ibunya seorang guru
    wajah anak itu berseri-seri

    b. Klausa negatif
    Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : pria itu tidak langsung pulang ke rumah, tetapi singgah dulu di warung kopi.
    sudah lama sekali sepasang kekasih itu tidak pernah bertemu
    3) Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi P
    a. Klausa nominal adalah klusa yang P-nya terdiri atas kata atau frase atau golongan N (nominal/benda)
    Contoh : ayahnya dokter
    mereka bukan wartawan
    b. Klausa verbal adalah klausa yang P-nya terdiri atas kata ata frase golongan Verba.
    Contoh : saya membaca puisi
    Saiful membantu ibunya
    c. Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh : adiknya sangat cantik
    pohon itu sangat tinggi
    d. Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk
    kategori numeralia.
    Contoh : roda truk itu enam
    Temannya sepuluh orang
    e. Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh : kekasihnya di Jakarta
    saya pergi ke pasar
    f. Klausa pronominial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi pronominal.
    Contoh :
    dialah yang bersalah dalam kasus ini
    aku akan menunggunya di taman ini setiap hari

    4) Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat. Contoh :
    Wanita tua itu tersenyum, tetapi hatinya menangis.
    Teman kita yang baru itu rumahnya di Surabaya
    2. Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram. Contoh :
    Semua baju boleh kamu ambil, kecuali yang berwarna ungu.
    Semua lelaki tidak bisa membuatku jatuh hati, kecuali dia

    5. Klasifikasi klausa berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    1. Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain. Contoh :
    Ketika ayah datang, kami sedang menggoreng ikan
    Meskipun sedikit, aku akan tetap mengambil bagianku
    2. Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain. Contoh :
    dia mengira bahwa suaminya tidak akan datang
    jika tidak ada majalah, pakai koran saja

    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah dari makna asalnya.
    Contoh : Bini pak Amin melahirkan di rumah sakit.
    b. sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh: Rayuan kekasihku sangat sedap didengar.
    c. Asosiasi adalah makna kata yang timbul karena persamaan sifat.
    Contoh : Lelaki tua itu menerima amplop dari atasannya.
    d. Afiksasi adalah proses pembubuhan morfem yang memberikan makna tertentu pada bentukan yang terdiri atas morfem-morfem itu.
    Contoh : Ibu membeli ikan di pasar
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan yang timbul ketika menganalisis materi ataupun bahasa yang digunakan dalam suatu buku teks. Kesalahan ini bisa terjadi karena ada perbedaan konsep antara orang yang mengkaji buku teks dengan penulis buku teks itu sendiri. Kesalahan dalam pengkajian buku teks juga bisa terjadi karena pengkaji/ peneliti tidak mengkaji berdasarkan kurikulum yang berlaku, sehingga menimbulkan ketimpangan dalam menganalisis buku teks. Buku teks hendaknya memiliki tingkat keterbacaan yang baik agar tidak terjadi kesalahan dalam pengkajian buku teks. Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya, yakni hal-hal yang berhubungan dengan kemudahan membaca bentuk tulisan atau topografi, lebar spasi dan aspek-aspek grafika lainnya, kemenarikan bahan ajar sesuai dengan minat pembaca, kepadatan gagasan dan informasi yang ada dalam bacaan, dan keindahan gaya tulisan, serta kesesuaian dengan tatabahasa baku.

    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata ulang adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh : Buku-buku itu akan kusimpan di dalam lemari.
    b. Perluasan makna adalah perubahan makna yang terjadi apabila makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
    Contoh : Saya harap Ibu bisa meresmikan pembangunan gedung ini.
    c. Penyempitan makna adalah perubahan makna yang terjadi apabila suatu kata yang pada mulanya mempunyai makna yang luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna.
    Contoh : Sarjana itu menangis di hadapan kedua orang tuanya.
    d. Paragraf Analogi adalah paragraf yang menggunakan penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki berbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
    Contoh:
    Dalam kehidupan ini, seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berpendidikan tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi, semakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir beras.
    6. Beri contoh:
    a. Majas Metonemia
    Saya menulis dengan pilot
    b. Majas Eufemisme
    Para penyandang tuna netra mendapat beasiswa dari pemerintah.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte.
    Pertandingan sepak bola antara Brazil dan Inggris berakhir seri.
    d. Majas Litotes
    Goresan pena ini adalah hadiah untuk ibu.
    (Pada kenyataannya, ia menyerahkan ijazah kesarjanaan kepada ibunya)
    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Bedanya dengan karangan eksposisi, karangan eksposisi bertujuan untuk membagikan informasi, dan tidak sama sekali untuk mendesak atau memaksa pembaca untuk menerima pandangan atau pendirian tertentu sebagai sesuatu yang benar.
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Objek
    1. Berwujud frase nominal atau klausa

    2. Berada langsung di belakang predikat.

    3. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat.

    4. Dapat diganti dengan pronominal –nya.

    Pelengkap
    1. Berwujud frase nominal, frase verbal, frase ajektival, frase preposisional, atau klausa.
    2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir.
    3. Tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
    4. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, akan

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari sesuatu yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus. Ide pokok paragraf deduktif, terletak di awal paragraf. Paragraf induktif adalah paragraf yang proses berpikirnya bertolak dari hal-hal yang khusus menuju sesuatu yang umum. Ide pokok paragraf induktif terletak di akhir paragraf.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur /yang menggelegar/ Andi pergi menolong kakek tua /yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Guru yang baik adalah seorang guru yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi guru harus bisa mendidik siswanya menjadi siswa yang baik. Artinya, guru harus menjadi teladan bagi siswanya, baik dalam sikap, pakaian, maupun tutur bicaranya. Guru mempunyai tanggung jawab untuk membentuk moral anak didiknya menjadi generasi muda yang berbakti baik bagi orang tua, agama, maupun bangsa dan negara. Tugas guru tidak hanya mencerdaskan anak didiknya, tetapi lebih dari itu. Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada murid-muridnya untuk lebih giat belajar dalam menuntut ilmu. Jika ada muridnya bersikap tidak sopan dalam kegiatan pembelajaran, guru harus cepat tanggap dan mengarahkan murid tersebut agar dapat memperbaiki sikapnya. Selain itu, guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan amanat atau pesan-pesan moral kepada murid-muridnya di sela-sela atau di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan begitu, mereka dapat mengerti dan menerapkan pesan- pesan moral dalam kehidupannya sehari-hari.

    10. Apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, hal ini menjadi tanggung jawab seorang guru. Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus mengetahui karakteristik siswanya. Dengan begitu, guru dapat menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya. Cara mengajar guru juga ikut mempengaruhi minat siswa pada mata pelajaran tertentu. Cara mengajar guru yang monoton dan membosankan akan membuat siswa juga ikut merasa bosan. Cara menagajar harus bervariasi. Metode pembelajaran juga hendaknya diperhatikan, metode pembelajaran juga perlu divariasi. Misalnya, guru bisa menggunakan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Untuk membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu, guru dapat memanfaatkan media pembelajaran semaksimal mungkin. Guru yang kreatif, adalah guru yang mampu menciptakan media pembelajaran yang unik dan menarik. Selain itu, guru harus bisa menjalin hubungan yang hangat dan harmonis dengan siswanya. Artinya, guru harus melakukan pendekatan dengan siswa agar hubungan yang terjalin bertambah akrab tanpa mengurangi rasa kewibawaan seorang guru. Jika siswa merasa diperhatikan oleh gurunya, maka secara tidak langsung siswa tersebut juga akan memperhatikan gurunya ketika menjelaskan materi pelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 11:59 am

  48. Nama : Luluk Kamilia
    NIM : 060210402061

    1. Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif!
    Sebuah wacana atau karangan terbentuk atas sekumpulan paragraf. Ada paragraf yang dimulai dari gagasan yang paling penting dan bersifat umum. Gagasan umum ini sekaligus menjadi inti sari atau simpulan dari keseluruhan gagasan yang disampaikan. Gagasan-gagasan yang disampaikan selanjutnya hanya berfungsi sebagai penopang untuk memperjelas gagasan utama. Dengan kata lain, paragraf ini didahului dengan pernyataan yang bersifat umum, kemudian diikuti dengan pernyataan-pernyataan khusus yang lebih terperinci atau mendetail. Paragraf yang dikembangkan dengan pola seperti ini disebut dengan paragraf deduktif.
    Contoh:
    Beberapa tahun terakhir, kota Yogya dihiasi dengan lukisan dinding atau sering disebut mural. Hanya saja, karya yang dibuat menghabiskan dana jutaan rupiah tersebut ternyata tidak aman dari corat-coret tangan-tangan jahil. Pembuat mural sering dibuat jengkel dan kesal. Apakah tidak mungkin karya mural mendapatkan perlindungan hukum atau dibuatkan Perda (Peraturan Daerah).

    2. Jelaskan jenis-jenis klausa dengan menyertakan contoh masing-masing dua!
    Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa, sebagai berikut.
    1) Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada ada atau tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Unsur klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Adapun klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, antara lain.
    a) Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang memiliki unsur S dan P.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    • Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P.
    Contoh :
     bukunya sudah terjual
     Teguh sangat pintar
    • Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.
    Contoh :
     sudah terjual bukunya
     sangat pintar Teguh
    b) Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S atau P.

    2) Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan klausa sebagai berikut.
    a) Klausa Positif
    Klausa positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
    Contoh :
     Teguh Permana seorang penyanyi
     Ayu Utami menerbitkan novel
    b) Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P. Contoh :
     Teguh Permana bukan seorang penulis
     Ayu Utami bukan seorang penyanyi

    3) Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

    a) Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh :
     ayahnya seorang guru
     Dina bukan pegawai bank
    b) Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh :
     Dia mengerjakan tugas
     nenek membeli nasi pecel
    c) Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh :
     Agnes sangat pintar
     rumahnya sangat mewah
    d) Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh :
     karyanya menjadi sepuluh halaman
     bintang tamunya ada tiga band
    e) Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh :
     bukunya ada di rak buku
     konsernya di luar Jawa

    3. Jelaskan dengan memberi contoh!
    a) Peyorasi
    Peyorasi adalah makna sekarang lebih jelek daripada makna kata asalnya.
    Contoh:
    Kericuan saat berlangsungnya konser disebabkan oleh segerombolan pemuda.
    b) Sinestesia
    Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.
    Contoh:
    Andra tidak disukai temannya karena kata-katanya selalu pedas.
    c) Asosiasi
    Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
    Contoh:
    Tahun ajaran baru, membuat para guru sering menerima amplop.
    d) Afiksasi
    Proses pembubuhan morfem yang memberikan makna pada bentukan yang terdiri dari morfem-morfem.
    Contoh:
    Adik menggambar pemandangan laut.

    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajian Buku Teks” dari kacamata Saudara!
    Buku teks merupakan sarana yang strategis untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Biasanya, buku teks digunakan di sekolah-sekolah sebagai buku panduan dalam setiap pelajaran. Bahasa Indonesia digunakan sebagai media komunikasi dalam buku teks pelajaran antara penulis buku dengan peserta didik. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan seharusnya dapat mengusung dan menjelaskan konsep lokal hingga global sesuai dengan perkembangan emosional peserta didik. Namun, saat ini sering terjadi kesalahan yang terdapat dalam buku teks, sehingga memerlukan pengkajian lebih mendalam.
    Kesalahan dalam pengkajian buku teks dapat diartikan sebagai kesalahan dalam penulisan buku teks yang berupa buku pelajaran dan berpusat terhadap aspek bacaan. Baik hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan wacana, paragraf, kalimat, dan kata yang dipandang dari kaidah bahasa Indonesia dan ketersesuaian bahasa dengan peserta didik. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam buku teks pelajaran berfungsi sebagai media komunikasi. Namun, informasi tentang interaksi antara pembaca (peserta didik) dengan bacaan (bahasa Indonesia) seringkali tidak sesuai dengan tujuan. Hal ini disebabkan tidak adanya keterkaitan antara pembaca dengan bacaan. Padahal untuk menentukan keterbacaan suatu teks pelajaran dilakukan kajian pada tiga hal, yaitu keterbacaan teks, latar belakang pembaca, dan interaksi antara teks dengan pembaca.

    5. Jelaskan dengan memberi contoh!
    a) Kata Ulang
    Pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh:
    Novel-novel karya Ayu Utami menjadi novel best seller.
    b) Perluasan Makna
    Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus ke yang lebih umum. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
    Contoh:
    Ibu Tina merupakan teladan seorang guru yang baik dan disiplin waktu.
    Ibu memiliki makna asal yaitu orang tua perempuan, sedangkan makna sekarang yaitu orang perempuan.
    c) Penyempitan Makna
    Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Makna baru lebih sempit daripada makna lama (semula).
    Contoh:
    Pada saat ini, sudah tidak mengherankan jika para sarjana menjadi pengangguran.
    Sarjana memiliki makna lama cendikiawan dan memiliki makna baru orang yang lulus dari perguruan tinggi.
    d) Paragraf Analogi
    Paragraf analogi merupakan paragraf yang biasanya digunakan oleh penulis untuk membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal. Dengan kata lain, analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
    Contoh:
    Menciptakan sebuah lagu merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan perasaan. Orang yang kreatif akan mampu menuangkan perasaan dalam bentuk kata-kata. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang tentu memiliki sahabat. Fungsi sahabat yaitu sebagai tempat untuk berbagi duka dan cita. Setelah itu, seseorang akan merasa nyaman karena telah menemukan jalan keluar terbaik. Begitu juga dengan seorang pencipta lagu yang menjadikan pengalaman dirinya dan orang lain sebagai sumber inspirasi. Sumber inspirasi tersebut akan mendatangkan kepuasan jika telah menjadi rangkaian lirik dengan iringan nada indah.

    6. Beri contoh!
    a. Majas Metonemia
    Contoh:
    Ke mana pun ia pergi selalu membawa Kuatkan Aku. (Kuatkan Aku adalah judul novel Vagetoz).
    b. Majas Eufemisme
    Contoh:
    Pemkab Jember semakin gencar dalam menertibkan tuna wisma yang semakin bertambah.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    Contoh:
    Indonesia dan Malaysia saling tuduh mengenai penyiksaan para TKI.
    d. Majas Litotes
    Contoh:
    Cobalah baca karya saya yang tak bermakna ini.

    7. Jelaskan perbedaan!
    a. Karangan Argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis untuk maksud memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Jadi pada setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau bantahan yang memperkuat atau menolak suatu pendapat. Sebaliknya, karangan eksposisi merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Seringkali eksposisi itu pendek dan sederhana. Misalnya petunjuk bagaimana menggunakan obat pelangsing.

    b. Kalimat berpelengkap VS kalimat berobjek
     Kalimat berpelengkap yaitu pelengkapnya dapat berwujud frasa nomina, frasa verbal, frasa adjectival, frasa preposisional. Sementara kalimat berobjek, objeknya berwujud frasa nominal atau klausa.
     Kaliamat berpelengkap, pelengkapnya tak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat. Sementara kalimat berobjek, objeknya menjadi subjek akibat pemasifan kalimat.
     Kalimat berpelengkap, pelengkapnya tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan. Sementara kalimat berobjek, objeknya dapat diganti dengan pronominal –nya.

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Sebuah wacana atau karangan terbentuk atas sekumpulan paragraf. Ada paragraf yang dimulai dari gagasan yang paling penting dan bersifat umum. Gagasan umum ini sekaligus menjadi inti sari atau simpulan dari keseluruhan gagasan yang disampaikan. Gagasan-gagasan yang disampaikan selanjutnya hanya berfungsi sebagai penopang untuk memperjelas gagasan utama. Dengan kata lain, paragraf ini didahului dengan pernyataan yang bersifat umum, kemudian diikuti dengan pernyataan-pernyataan khusus yang lebih terperinci atau mendetail. Paragraf yang dikembangkan dengan pola seperti ini disebut dengan paragraf deduktif. Sebaliknya, ada paragraf yang memulai pemaparannya dengan menampilkan fakta, bukti, alasan, contoh, ilustrasi, atau melukiskan sesuatu keadaan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah penulis menarik suatu kesimpulan atau membuat pernyataan umum untuk merangkai gagasan yang sudah dikemukakan. Paragraf ini desebut paragraf induktif.

    8. Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.

    Kalimat di atas terdiri dari klausa, sebagai berikut.
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur /yang menggelegar /Andi pergi menolong kakek tua/yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Figur seorang guru yang baik sulit diperoleh oleh setiap guru. Namun, figur seorang guru yang baik akan diperoleh jika guru tersebut mau berintropeksi diri. Intropeksi tersebut dapat berupa pemberian kesempatan pada siswa untuk memberikan penilaian. Menurut saya, figur seorang guru yang baik adalah guru yang mampu menyesuaikan penjelasan dengan peserta didik. Artinya, guru tersebut mampu menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu, figur seorang guru yang baik adalah guru yang disiplin dan konsekuen dalam bersikap serta bertutur kata. Guru yang disiplin bukan berarti hanya disiplin waktu, tetapi juga disiplin dalam memberikan penjelasan. Artinya, guru tidak memberikan penjelasan tanpa adanya skenario pembelajaran. Selain itu, guru tersebut juga mampu mempertanggungjawabkan setiap tutur katanya, baik mengenai materi pelajaran atau mengenai segala nasihat yang ia berikan.

    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Pada hakikatnya, setiap mata pelajaran tidak ada yang menduduki tingkat teratas atau paling penting. Hal ini dikarenakan setiap ilmu saling membutuhkan satu sama lain. Jadi, jika siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, maka gurulah orang yang paling bertanggung jawab. Setiap siswa pasti memiliki alasan tersendiri untuk tidak menyukai sebuah mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut pasti berbeda satu sama lain. Ada siswa yang tidak suka dengan pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan lain sebagainya. Biasanya, perasaan tidak suka diawali oleh kesan pertama siswa terhadap guru. Baik dari segi fisik atau dari cara guru menjelaskan. Dari segi fisik, biasanya berupa penampilan guru, salah satunya berupa cara guru dalam bertutur kata. Sementara dari segi menjelaskan, biasanya guru kurang mempedulikan, apakah siswa mampu menerima penjelasan yang diberikan atau tidak.
    Sebagai guru yang bertanggung jawab, tentunya hal ini akan menjadi sebuah persoalan yang harus segera diselesaikan. Guru akan mencari jalan keluar dengan cara intropeksi diri. Selain itu, guru tersebut akan mengubah apa yang tidak disukai oleh siswa, sehingga siswa menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan.

    Juni 24, 2009 pukul 11:59 am

  49. maaf pak,, tadi tidak ada angkatannya, jadi saya kirim lagi

    Nama : Luluk Kamilia
    NIM : 060210402061
    Angkatan 2006

    1. Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif!
    Sebuah wacana atau karangan terbentuk atas sekumpulan paragraf. Ada paragraf yang dimulai dari gagasan yang paling penting dan bersifat umum. Gagasan umum ini sekaligus menjadi inti sari atau simpulan dari keseluruhan gagasan yang disampaikan. Gagasan-gagasan yang disampaikan selanjutnya hanya berfungsi sebagai penopang untuk memperjelas gagasan utama. Dengan kata lain, paragraf ini didahului dengan pernyataan yang bersifat umum, kemudian diikuti dengan pernyataan-pernyataan khusus yang lebih terperinci atau mendetail. Paragraf yang dikembangkan dengan pola seperti ini disebut dengan paragraf deduktif.
    Contoh:
    Beberapa tahun terakhir, kota Yogya dihiasi dengan lukisan dinding atau sering disebut mural. Hanya saja, karya yang dibuat menghabiskan dana jutaan rupiah tersebut ternyata tidak aman dari corat-coret tangan-tangan jahil. Pembuat mural sering dibuat jengkel dan kesal. Apakah tidak mungkin karya mural mendapatkan perlindungan hukum atau dibuatkan Perda (Peraturan Daerah).

    2. Jelaskan jenis-jenis klausa dengan menyertakan contoh masing-masing dua!
    Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa, sebagai berikut.
    1) Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada ada atau tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Unsur klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Adapun klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, antara lain.
    a) Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang memiliki unsur S dan P.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    • Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P.
    Contoh :
     bukunya sudah terjual
     Teguh sangat pintar
    • Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.
    Contoh :
     sudah terjual bukunya
     sangat pintar Teguh
    b) Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S atau P.

    2) Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan klausa sebagai berikut.
    a) Klausa Positif
    Klausa positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
    Contoh :
     Teguh Permana seorang penyanyi
     Ayu Utami menerbitkan novel
    b) Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P. Contoh :
     Teguh Permana bukan seorang penulis
     Ayu Utami bukan seorang penyanyi

    3) Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

    a) Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh :
     ayahnya seorang guru
     Dina bukan pegawai bank
    b) Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh :
     Dia mengerjakan tugas
     nenek membeli nasi pecel
    c) Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh :
     Agnes sangat pintar
     rumahnya sangat mewah
    d) Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh :
     karyanya menjadi sepuluh halaman
     bintang tamunya ada tiga band
    e) Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh :
     bukunya ada di rak buku
     konsernya di luar Jawa

    3. Jelaskan dengan memberi contoh!
    a) Peyorasi
    Peyorasi adalah makna sekarang lebih jelek daripada makna kata asalnya.
    Contoh:
    Kericuan saat berlangsungnya konser disebabkan oleh segerombolan pemuda.
    b) Sinestesia
    Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.
    Contoh:
    Andra tidak disukai temannya karena kata-katanya selalu pedas.
    c) Asosiasi
    Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
    Contoh:
    Tahun ajaran baru, membuat para guru sering menerima amplop.
    d) Afiksasi
    Proses pembubuhan morfem yang memberikan makna pada bentukan yang terdiri dari morfem-morfem.
    Contoh:
    Adik menggambar pemandangan laut.

    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajian Buku Teks” dari kacamata Saudara!
    Buku teks merupakan sarana yang strategis untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Biasanya, buku teks digunakan di sekolah-sekolah sebagai buku panduan dalam setiap pelajaran. Bahasa Indonesia digunakan sebagai media komunikasi dalam buku teks pelajaran antara penulis buku dengan peserta didik. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan seharusnya dapat mengusung dan menjelaskan konsep lokal hingga global sesuai dengan perkembangan emosional peserta didik. Namun, saat ini sering terjadi kesalahan yang terdapat dalam buku teks, sehingga memerlukan pengkajian lebih mendalam.
    Kesalahan dalam pengkajian buku teks dapat diartikan sebagai kesalahan dalam penulisan buku teks yang berupa buku pelajaran dan berpusat terhadap aspek bacaan. Baik hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan wacana, paragraf, kalimat, dan kata yang dipandang dari kaidah bahasa Indonesia dan ketersesuaian bahasa dengan peserta didik. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam buku teks pelajaran berfungsi sebagai media komunikasi. Namun, informasi tentang interaksi antara pembaca (peserta didik) dengan bacaan (bahasa Indonesia) seringkali tidak sesuai dengan tujuan. Hal ini disebabkan tidak adanya keterkaitan antara pembaca dengan bacaan. Padahal untuk menentukan keterbacaan suatu teks pelajaran dilakukan kajian pada tiga hal, yaitu keterbacaan teks, latar belakang pembaca, dan interaksi antara teks dengan pembaca.

    5. Jelaskan dengan memberi contoh!
    a) Kata Ulang
    Pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh:
    Novel-novel karya Ayu Utami menjadi novel best seller.
    b) Perluasan Makna
    Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus ke yang lebih umum. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
    Contoh:
    Ibu Tina merupakan teladan seorang guru yang baik dan disiplin waktu.
    Ibu memiliki makna asal yaitu orang tua perempuan, sedangkan makna sekarang yaitu orang perempuan.
    c) Penyempitan Makna
    Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Makna baru lebih sempit daripada makna lama (semula).
    Contoh:
    Pada saat ini, sudah tidak mengherankan jika para sarjana menjadi pengangguran.
    Sarjana memiliki makna lama cendikiawan dan memiliki makna baru orang yang lulus dari perguruan tinggi.
    d) Paragraf Analogi
    Paragraf analogi merupakan paragraf yang biasanya digunakan oleh penulis untuk membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal. Dengan kata lain, analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
    Contoh:
    Menciptakan sebuah lagu merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan perasaan. Orang yang kreatif akan mampu menuangkan perasaan dalam bentuk kata-kata. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang tentu memiliki sahabat. Fungsi sahabat yaitu sebagai tempat untuk berbagi duka dan cita. Setelah itu, seseorang akan merasa nyaman karena telah menemukan jalan keluar terbaik. Begitu juga dengan seorang pencipta lagu yang menjadikan pengalaman dirinya dan orang lain sebagai sumber inspirasi. Sumber inspirasi tersebut akan mendatangkan kepuasan jika telah menjadi rangkaian lirik dengan iringan nada indah.

    6. Beri contoh!
    a. Majas Metonemia
    Contoh:
    Ke mana pun ia pergi selalu membawa Kuatkan Aku. (Kuatkan Aku adalah judul novel Vagetoz).
    b. Majas Eufemisme
    Contoh:
    Pemkab Jember semakin gencar dalam menertibkan tuna wisma yang semakin bertambah.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    Contoh:
    Indonesia dan Malaysia saling tuduh mengenai penyiksaan para TKI.
    d. Majas Litotes
    Contoh:
    Cobalah baca karya saya yang tak bermakna ini.

    7. Jelaskan perbedaan!
    a. Karangan Argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi ialah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis untuk maksud memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan. Jadi pada setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau bantahan yang memperkuat atau menolak suatu pendapat. Sebaliknya, karangan eksposisi merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Seringkali eksposisi itu pendek dan sederhana. Misalnya petunjuk bagaimana menggunakan obat pelangsing.

    b. Kalimat berpelengkap VS kalimat berobjek
     Kalimat berpelengkap yaitu pelengkapnya dapat berwujud frasa nomina, frasa verbal, frasa adjectival, frasa preposisional. Sementara kalimat berobjek, objeknya berwujud frasa nominal atau klausa.
     Kaliamat berpelengkap, pelengkapnya tak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat. Sementara kalimat berobjek, objeknya menjadi subjek akibat pemasifan kalimat.
     Kalimat berpelengkap, pelengkapnya tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan. Sementara kalimat berobjek, objeknya dapat diganti dengan pronominal –nya.

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Sebuah wacana atau karangan terbentuk atas sekumpulan paragraf. Ada paragraf yang dimulai dari gagasan yang paling penting dan bersifat umum. Gagasan umum ini sekaligus menjadi inti sari atau simpulan dari keseluruhan gagasan yang disampaikan. Gagasan-gagasan yang disampaikan selanjutnya hanya berfungsi sebagai penopang untuk memperjelas gagasan utama. Dengan kata lain, paragraf ini didahului dengan pernyataan yang bersifat umum, kemudian diikuti dengan pernyataan-pernyataan khusus yang lebih terperinci atau mendetail. Paragraf yang dikembangkan dengan pola seperti ini disebut dengan paragraf deduktif. Sebaliknya, ada paragraf yang memulai pemaparannya dengan menampilkan fakta, bukti, alasan, contoh, ilustrasi, atau melukiskan sesuatu keadaan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah penulis menarik suatu kesimpulan atau membuat pernyataan umum untuk merangkai gagasan yang sudah dikemukakan. Paragraf ini desebut paragraf induktif.

    8. Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.

    Kalimat di atas terdiri dari klausa, sebagai berikut.
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur /yang menggelegar /Andi pergi menolong kakek tua/yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Figur seorang guru yang baik sulit diperoleh oleh setiap guru. Namun, figur seorang guru yang baik akan diperoleh jika guru tersebut mau berintropeksi diri. Intropeksi tersebut dapat berupa pemberian kesempatan pada siswa untuk memberikan penilaian. Menurut saya, figur seorang guru yang baik adalah guru yang mampu menyesuaikan penjelasan dengan peserta didik. Artinya, guru tersebut mampu menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu, figur seorang guru yang baik adalah guru yang disiplin dan konsekuen dalam bersikap serta bertutur kata. Guru yang disiplin bukan berarti hanya disiplin waktu, tetapi juga disiplin dalam memberikan penjelasan. Artinya, guru tidak memberikan penjelasan tanpa adanya skenario pembelajaran. Selain itu, guru tersebut juga mampu mempertanggungjawabkan setiap tutur katanya, baik mengenai materi pelajaran atau mengenai segala nasihat yang ia berikan.

    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Pada hakikatnya, setiap mata pelajaran tidak ada yang menduduki tingkat teratas atau paling penting. Hal ini dikarenakan setiap ilmu saling membutuhkan satu sama lain. Jadi, jika siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, maka gurulah orang yang paling bertanggung jawab. Setiap siswa pasti memiliki alasan tersendiri untuk tidak menyukai sebuah mata pelajaran. Mata pelajaran tersebut pasti berbeda satu sama lain. Ada siswa yang tidak suka dengan pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan lain sebagainya. Biasanya, perasaan tidak suka diawali oleh kesan pertama siswa terhadap guru. Baik dari segi fisik atau dari cara guru menjelaskan. Dari segi fisik, biasanya berupa penampilan guru, salah satunya berupa cara guru dalam bertutur kata. Sementara dari segi menjelaskan, biasanya guru kurang mempedulikan, apakah siswa mampu menerima penjelasan yang diberikan atau tidak.
    Sebagai guru yang bertanggung jawab, tentunya hal ini akan menjadi sebuah persoalan yang harus segera diselesaikan. Guru akan mencari jalan keluar dengan cara intropeksi diri. Selain itu, guru tersebut akan mengubah apa yang tidak disukai oleh siswa, sehingga siswa menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan.

    Juni 24, 2009 pukul 12:03 pm

  50. Denies Hermawan

    Nama : Denies Hermawan
    NIM : 060210402198
    Angkatan : 2006

    1. Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
    Contoh :
    Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
    2.
    a. Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina. Contoh :
    Nenek saya penari.
    b. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : Pemuda itu menolong nenek tua.
    c. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh : Gedung itu sangat tinggi.
    d. Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia. Contoh :Temannya dua puluh orang.
    e. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona. Contoh : Sepatu itu di bawah meja.
    f. Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial. Contoh :Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.
    3.Peyorasi : penurunan makna
    contoh : bini, bunting
    Sinestesia : nilai rasa pada suatu kalimat
    contoh : ucapanmu pedas
    asosiasi : persamaan sifat antara makna lama dengan yang baru
    contoh : amplop : surat = uang sogok
    afiksasi : Merupakan morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar
    contoh : bajuku tersiram air
    4. kesalahan dalam mengkaji buku teks adalah kesalahan yang dilakukan seseorang dalam membuat sebuah buku teks, kesalahan ini biasanya diakibatkan karena kesalahan baik dalam penggunaan bahasa maupun pilihan kata dan keterbatasan seseorang sebagai menusia.
    5. Kata ulang : kata yang mengalami pengulangan baik sebagian atau keseluruhan dengan menggunakan variasi maupun tidak
    contoh : saya duduk-duduk tadi sore
    Perluasan makna : proses meluasnya makna, makna sekarang lebih luas dari yang dulu
    contoh : Bapak, Ibu
    penyempitan makna : proses menyempitnya makna, makna sekarang lebih sempit
    contoh : sarjana
    paragraf analogi : paragraf yang didalamnya terdapat suatu perbandingan antara dua hal yang berbeda
    contoh : Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merundu
    6. majas metonimia : ia pulang dengan garuda
    majas eufimisme : anak itu berlapang dada ( sabar )
    majas sinekdok totem pro parte :
    majas litotes : mampirlah ke gubuk saya
    7. a. argumentasi : karangan yang berisi pendapat/alasam penulis
    eksposisi : memberikan paparan dan adanya proses dan disertai penguat
    b. kalimat berpelengkap : kalimat yang pelengkapnya berupa keterangan dan kalimat berpelnegkap tidak dapat dipasifkan
    kalimat berobjek : kalimat yang predikatnya berkata kerja transitif (memerlukan objek). Objek bisa dipasifkan
    c. paragraf deduktif : paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf
    paragraf induktif : paragraf yang kalimat utamanya ada di akhir paragraf
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi / menolong kakek tua yang kelaparan itu / ke puskesmas/.
    9. Guru yang baik memiliki kewibawaan yang membuatnya selalu dihormati dan dihargai. Dalam mengajar seorang guru yang baik dapat memberikan ilmunya secara sukarela ,sepenuh hati dan bertanggungjawab. Ia juga harus bertindak adil terhadap siswanya istilah pilih kasih atau anak kesayangan. Ia menganggap semua anak didiknya menjadi anak yang pandai. Seorang guru yang baik harus sabar dan tabah dalam menjalankan tugasnya dan dapat menjadi sandaran bagi siswanya yang membutuhkan, selain itu guru yang baik harus mampu menjadi orang tua pengganti.
    10. yang paling bertanggungjawab adalah seorang guru, karena seorang guru merupakan orang tua ke dua bagi siswanya. Apabila siswa tidak suka terhadap sebuah mata pelajaran otomatis yang pertama kali yang menyebabkan siswa seperti itu adalah gurunya. Apabila seorang guru menginginkan siswanya suka terhadap pelajarannya maka terlebih dulu guru tersebut mampu mengambil hati siswa. Dari segi manapun seorang guru bertanggungjawab penuh terhadap anak didiknya saat siswa berada di sekolah

    Juni 24, 2009 pukul 12:10 pm

  51. Syuhadak

    Nama : Syuhadak
    Nim : 070210482003
    Angkatan : 2007

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya terletak di awal paragraf. Paragraph deduktif dapat juga diartikan sebagai pragraf yang di awali dari pernyataan umum menuju ke pernyataan khusus.
    Contoh :
    Crayon Shin-Chan sudah menyebar bak virus. Dia ada di tangan mungil anak-anak berusia lima tahun, di mal, di pinggir jalan, di toko buku, dan di layar televisi. Dia menciptakan kehebohan. Dia menimbulkan rasa ngeri di rumah tangga Indonesia karena hidup bak tumor yang menjalar ke dalam tubuh anak-anak. Kelakuan anak ini memang tidak lazim. Dia gemar membaca majalah orang dewasa sehingga hafal di luar kepala nama-nama perempuan seksi yang suka berpose telanjang. Tak aneh bila pandangan anak kecil berusia lima tahun itu penuh dengan visualisasi dan imajinasi seksual.

    2. Klausa dibedakan menjadi dua macam, yaitu klausa terbuka (klausa suasta) dan klausa tertutup (klausa tan suasta).
    a) Klausa Terbuka (Klausa Suasta)
    Klausa Terbuka ialah klausa yang masih membutuhkan klausa lain sebagai pelengkapnya. Klausa terbuka ini tidak dapat berdiri sendiri, dan tidak dapat dijadikan kalimat.
    Contoh :
    a. Ketika saya pergi …
    b. Ketika saya membawa buku …
    b) Klausa Tertutup
    Klausa Tertutup ialah klausa yang tidak membutuhkan klausa lain sebagai pelengkapnya. Klausa tertutup dapat berdiri sendiri dan dapat dijadikan sebuah kalimat tunggal dengan jalan mengubah unsur segmental dan unsur supraseg- mentalnya.
    Contoh :
    a. Saya pergi ke Surabaya
    b. Ia tiba di sini,…

    3. a. Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya menjadi lebih rendah dari makna sebelumnya atau asalnya.
    Contoh :
    • Fundamentalis
    makna asal : orang yang berpegang teguh pada prinsip.
    makna baru : orang yang hidup eksklusif, mengutamakan kekerasan
    Gerombolan : makna asal : orang-orang yang berjalan secara bergerombol.
    makna baru : kelompok pengacau.
    b. Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berlainan.
    Contoh :
    • Pedas
    makna asal indera pengecap (cabe rasanya pedas)
    makna baru indera pendengaraan (kata-katanya pedas)
    • Dingin
    makna asal indera perasa (cuacanya sangat dingin)
    makna baru indera penglihatan (mukanya tampak dingin)
    c. Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
    Contoh :
    • Amplop
    makna asal wadah untuk memberi uang
    makna baru suap
    • Buaya
    makna asal binatang buas sejenis kadal raksasa
    makna baru orang jahat
    d. Afiksasi adalah kata yang mengalami proses morfologis (proses pengimbuhan).
    Contoh :
    • Membaca, gemetar, tulisan, dan keamanan.

    4. Menurut saya yang dimaksud dengan kesalahan dalam pengkajian Buku Teks adalah ketidaktepatan atau ketidaksesuaian dalam memahami dan menggunakan buku ajar yang akan digunakan sebagai sumber belajar, banyak penyimpangan materi yang tidak sesuai pada tempatnya atau keluar dari koridor penyusunannya.
    5. a. Kata Ulang adalah pengulangan bentuk, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
    Contoh :
    • Buku-buku, berjalan-jalan, setinggi-tingginya dan sayur mayor.
    b. Perluasan Makna (Generalisasi) terjadi apabila cangkupan makna dalam suatu kata lebih luas dari makna asal atau sebelumnya.

    Contoh :
    • Berlayar
    makna asal : mengarungi lautan dengan kapal layer
    makna baru : mengarungi lautan dengan berbagai jenis kapal (tidak hanya kapal yang memakai layar)
    • Ikan
    makna asal : hewan laut yang dagingnya bisa dimakan
    makna baru : teman nasi, tetapi tidak terbatas pada ikan laut saja.
    c. Penyempitan makna (spesialisasi) terhadi apabila makna dalam suatu kata lebih sempit cangkupannya daripada makna asalnya.
    Contoh :
    • Sarjana
    makna asal : cendekiawan, orang yang pandai
    makna baru : gelar untuk lulusan universitas
    • Ulama’
    makna asal : orang yang berilmu
    makna baru : pemuka dalam agama islam
    d. Paragraf analogi adalah paragraf yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki berbagai kesamaan.
    Contoh :
    Otak manusia ibarat sebilah pisau. Otak manusia yang cerdas tidak akan dapat prestasi yang tinggi bila tidak belajar dan berlatih. Demikian pula, sebilah pisau yang tajam akan menjadi tumpul bila tidak diasah. Sebaliknya otak manusia yang IQ-nya sedang-sedang saja akan mendapat prestasi yang gemilang jika belajar terus menerus. Demikian halnya, sebilah pisau yang tumpul akan menjadi tajam bila diasah terus menerus. Dengan demikian, bila kita ingin menjadi orang yang berprestasi hendaknya seperti pisau yang diasah terus.

    6. a. Majas Metonemia
    Contoh :
    • Bapak menyuruh adik untuk membeli Marlboro di warung.
    • Kakak naik Merpati ke Jakarta.
    b. Majas Eufemisme
    Contoh :
    • Rupanya anak saudara kurang pandai sehingga tidak naik kelas (bodoh)
    • Anak itu sudah berubah akal (gila)
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    Contoh :
    • Sekolah kami meraih juara 1 dalam pertandingan sepak bola minggu kemarin.
    • Indonesia meraih medali emas dalam kejuaraan bulu tangkis Djarum
    d. Majas Litotes
    Contoh :
    • Bermainlah kegubuk saya
    • Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan saja

    7. a. Karangan Argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan, alasan, dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan ini ditulis dengan maksud memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.
    Karangan Eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Karangan yang memaparkan suatu keadaan, proses, atau masalah sejelas-jelasnya. Tujuannya memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan.

    b. Perbedaan antara kalimat bersubjek dengan kalimat berpelengkap adalah.
    Kedudukan objek dan pelengkap perlu dibedakan karena keduanya memiliki fungsi yang berlainan. Objek berfungsi sebagai sasaran perbuatan subjek (sebagai penderita), sedangkan pelengkap berperan sebagai penerang atau penjelas (suplemen bagi predikat).

    No. Objek Pelengkap
    1 Kategori katanya berupa nomina atau kata benda. Selain nomina, pelengkap bisa diisi oleh verba atau adjektiva
    2 Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi Berada dibelakang verba semi transitif atau disintransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3 Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif Tidak dapat dijadikan bentuk pasif
    4 Dapat diganti dengan-nya Tidak dapat diganti dengan-nya, kecuali didahului oleh preposisi

    Untuk lebih jelasnya, perbedaan objek dan pelengkap adalah sebagai berikut.
    1. objek diperlukan setelah kata kerja yang berawalan me (N)-, sedangkan pelengkap diperkirakan setelah kata kerja yang berawalan ber- atau ke-an.
    2. objek dapat dijadiakn subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak bias.
    3. objek berupa kata atau frase benda, sedangkan pelengkap dapat berupa kata atau frase benda, kerja, dan sifat.

    c. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya terletak di awal paragraf. Paragraph deduktif dapat juga diartikan sebagai pragraf yang di awali dari pernyataan umum menuju ke pernyataan khusus.
    Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utama atau ide pokoknya terletak di akhir paragraf. Paragraph Induktif dapat juga diartikan sebagai pragraf yang di awali dari pernyataan khusus menuju ke pernyataan umum.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar /
    Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas /

    9. Menurut saya figur guru yang baik adalah guru yang bisa menjadi suri tauladan bagi siswa-siswanya, berpengetahuan luas, adil dan bijaksana, berwibawa, pandaii berkomunikasi, sopan, dapat memahami kemauan siswa dan sebagainya.

    10.Yang harus bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah siswa itu sendiri dan guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak suak terhadap sebuah mata pelajaran karena siswa tersebut tidak paham atau mengerti terhadap mata pelajaran tersebut. Dari pihak guru dikarenakan guru kurang bisa menyampaikan atau mentransper ilmu yang dikuasainya kepada siswa sehingga mengakibatkan siswa tidak suka terhadap sebuah mata pelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 12:13 pm

  52. Fatimah Az_Zahra
    060210402101
    Ujian Akhir Semester Analisis Buku Teks

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya terdapat di awal paragraf.
    Contoh :
    Diabetes
    Penyakit diabetes memiliki banyak jenis, tetapi secara garis besar dibagi empat jenis. Pertama adalah diabetes tipe 1. Ini biasanya menyerang anak-anak dan orang muda, yang disebabkan oleh sel beta yang terletak di pankreas sehingga tubuh tidak memproduksi insulin. Kerusakan ini disebabkan faktor keturunan atau kesalahan tubuh membangun kekebalan sehingga sistem kekebalan tubuh menyerang daerah dalam pankreas. Kedua adalah diabetes tipe 2. Ini diakibatkan oleh sel-sel tubuh yang tidak mampu merespon kerja insulin yang disebabkan oleh kekelituan orang itu dalam mengurus tubuhnya. Tipe 2 ini lebih mudah ditangani karena karena masih memproduksi insulin. Jenis ketiga adalah gestational daiabetes mellitus. Jenis ini sering dialami oleh wanita hamil. Ini terjadi karena perubahan hormon yang dialaminya. Tipe ini bida disembuhkan dan biasanya hilang dengan sendirinya bagitu persalinan usai. Keempat adalah diabetes yang disebabkan sindrom tertentu. Ini menyebabkan terjadinya gangguan pada pankreas. Penyebabnya adalah alkohol, obat-obat kimia tertentu, infeksi, dan lain-lain.

    2. Jenis-jenis klausa beserta contohnya:
    a) Penggolongan klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klausa lengkap, berdasarkan unsur internnya dibedakan menjadi 2, yaitu:
     klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P.
    Contoh: Binatang itu sangat menjijikkan
    Gedung Sudirman itu baru direnovasi
     klausa inversi atau klausa lengkap yang S-nya terletak di belakang P.
    Contoh: Sangat menjijikkan binatang itu.
    Baru direnovasi Gedung Sudirman itu.
    Klausa tidak lengkap sudah tentu terdiri atas unsur P, disertai O, K, atau tidak. Misalnya, telah berangkat ke Jordania.
    b) Penggolongan klausa berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatika mengatifkan P.
    Penggolongan klausa ini dibedakan menjadi 2 :
     Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : Ayahku seorang pegawai bank.
    Mahasiswa berdemo di gedung DPR
     Klausa negatif ialah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatika menegatifkan P.
    Contoh : Dia bukan anak pejabat, tetapi anak penjual sayur.
    Anita tidak mengerjakan ujian akhir semesternya.
    c) Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan penggolongan klausa kata tau frase tergolong menjadi empat, yakni klausa nominal, klausa verbal, kalusa bilangan, dan klausa depan. (Ramlan dalam Putrayasa, 2006:15)
     Klausa Nominal
    Kalusa nominal adalah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frase golongan N.
    Contoh : Ayahku pegawai bank
    Dia bukan penjilat
     Klausa verbal
    Klausa verbal adalah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frase golongan Verba atau kerja.
    Contoh : Ali memukul pencopet.
    Dia menoleh ibunya.

     Klausa bilangan
    Klausa bilangan ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frase golongan bilangan.
    Contoh : Kambing itu mempunyai tanduk tiga.
    Mala membeli kerudung satu kodi
     Klausa depan
    Klausa yang P-nya terdiri atas frase depan, yaitu frase yang oleh kata depan sebagai penanda.
    Contoh : Rizviyah melanjutkan kuliahnya di Iran
    Barack Obama berasal dari keturunan Afrika.
    d) Penggolongan klausa berdasarkan kriteria tataran dalam kalimat
    Penggolongan klausa ini terdiri dari klausa atas dan klausa bawahan.
     Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh : Ketika pipa bocor, ledakan terjadi.
    Karena hujan tiba, sungai meluap.
     Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa lain.
    Contoh : Jika tidak ada payung, daun pisangpun jadi.
    SBY mengira bahwa bantuan BLT dapat menyejahterakn rakyat.

    3. Beberapa pengertian dari :
    a) Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna kata menjadi lebih jelas atau lebih rendah daripada makna semula
    Contoh : Pemerintah Kabupaten Jember menertibkan gelandangan di kawasan jalan protokol.
    b) Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.
    Contoh : Bicaranya setajam silet.

    c) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat.
    Contoh : Ayah memancing di kolam.
    Opick memancing kekisruhan.
    d) Afiksasi ialah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori tertentu, sehingga berstatus kata, dan (3) sedikit banyak berubah maknanya.
    Contoh : Semua pelajar harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah.
    Seorang pengajar harus mencerminkan intelektualnya yang tinggi.

    4. Pengertian dari “Kesalahan Pengkajian Buku teks” adalah bagian konversi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma kajian yang dilakukan pada buku teks khususnya buku bahasa Indonesia. Buku bahasa Indonesia yang digunakan harus sesuai dengan kematangan sosial emosional peserta didik dalam mengusung konsep lokal sampai dengan global. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam bahan ajar seharusnya menggunakan bentuk kata, istilah, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah bahasa untuk berkomunikasi. Kesalahan pengkajian buku teks tidak mengacu pada pembaca, bacaan, dan latar. Ketiga komponen tersebut sangat berpengaruh besar pada pengakjian buku teks.

    5. Penjelasan dari beberapa pengertian di bawah ini.
    a) Kata ulang merupakan kata jadian. Proses pembentukannya disebut reduplikasi. Jadi kata ulang adalah kata yang terdiri dari perulangan kata dasar.
    Contoh : (Kata ulang Dwilingga salin suara (kata ulang berubah bunyi)).
    Gerak-gerik orang itu mencurigakan pemilik rumah.

    b) Perluasan makna adalah suatu proses perubahan makna kata dari yang lebih khusus ke yang lebih umum, atau dari yang lebih sempit ke yang lebih luas.
    Contoh : Ikan
    Makna dulu (lauk-pauk)
    Makna sekarang (kawan nasi, tidak terbatas pada ikan saja)

    c) Penyempitan makna adalah suatu proses pemnyempitan yang mengacu kepada suatu perubahan yang mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus atau lebih sempit dalam aplikasinya.
    Contoh : Pendeta = Pendeta Paulus Johanes memimpin misa pada malam natal.
    Makna dulu ( orang pandai)
    Makna sekarang (ulama kristen)

    d) Paragraf analogi adalah paragraf yang membandingkan dua hal yang banyak persamaan atau perbedaannya.
    Contoh :
    Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan bentuk latihan jasmani dan rohani. Jasmani kita dilatih untuk tidak selalu bekerja terus terutama bagian dalam perut. Berlatih dengan pola makan yang biasanya siang hari menjadi malam hari. Pola makan malam hari mengurangi beban kerja perut. Organ dalam perut sama halnya dengan onderdil dalam kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor akan rusak apabila terus-menerus dijalankan. Begitu pula perut manusia.
    6. Contoh dan penjelasan dari beberapa majas:
    a. Majas Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya.
    Contoh : Tukang becak itu menghisap tali jagad.
    b. Majas Eufemisme adalah majas yang menggunakan ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan, atau tidak menyenangkan.
    Contoh : Tunasusila yang ada di kompleks Puger sudah ditertibkan.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte (satu untuk keseluruhan)
    Contoh : India mengalahkan China di turnamen Djarum Super Series.
    d. Majas Litotes adalah majas yang di dalam pengungkapan menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
    Contoh : gagasan para calon presiden mengenai pembangunan bangsa sama sekali bukan khayalan yang tidak bisa dilaksanakan.
    7. Perbedaan dari
    Argumentasi
    1. Karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.
    2. Setiap karangan argumentasi selalu didapati alasan ataupun bantahan yang memperkuat ataupun menolak seseuatu guna mempengaruhi keyakinan pembaca sehingga berpihak kepada atau sependapat dengan penulis

    Eksposisi
    1.Karangan yang mengupas, memberitahu, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
    2. hal yang dikomunikasikan berupa data faktual dan suatu analasis yang objektif terhadap seperangkat fakta.

    Kalimat berpelengkap
    1. Berwujud frase nominal, frase verbal, frase adjektiva, frase preposisional, atau klausa.
    2. Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir.
    3. Tidak dapat menjdai subjek akibat pemasifan kalimat.
    4. Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari
    Kalimat berobjek
    1. Berwujud frase nominal atau klausa.
    2. Berada langsung di belakang predikat.
    3. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat.
    4. Dapat diganti dengan pronominya –nya.

    Paragraf Deduktif
    1. Ide pokok ada di awal paragraf.
    2. Bersifat umum-khusus

    Paragraf Induktif
    1. ide pokok berada di akhir paragraf.
    2. Bersifat dari yang khusus ke yang umum.

    8. Menentukan klausa di bawah ini.
    Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur/ yang menggelegar/ /Andi pergi menolong kakek tua/ yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Menurut saya figur yang baik dari sesorang guru adalah seseorang yang dapat menjadi tauladan bagi siswanya yang dapat membekali siswanya untuk kebaikan dunia dan akhirat. Untuk kebaikan dunia dan masa depan siswanya seorang guru harus dapat mentransformasikan pengetahuannya. Mentransformasikan pengetahuannya bukan hal yang paling mudah karena dia harus memahamkan orang lain (siswa). Sejalan dengan pengertian dari orang pintar adalah orang yang dapat memahamkan orang lain. Jadi, jika seorang guru masih belum dapat memahamkan siswa atau mahasiswanya maka guru itu tidak dapat dikatakan sebagai guru yang baik dan pintar. Idealnya seorang guru guru harus mencakup semua itu (baik dan pintar). Beban moral yang ditanggung seorang guru sangatlah besar. Beliau tidak hanya sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik. Tak lupa, selain mentransformasikan ilmu seorang guru harus mengingatkan siswa atau mahasiswanya ketika mereka salah jalan. Rangkullah siswanya agar dia mau mendegar nasehat guru. Menjadi seorang guru yang baik adalah hal yang cukup susah.

    10. Seseorang yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak menyukai mata pelajarannya ialah guru. Di dalam sebuah kelas, guru adalah seorang sutradara yang mengatur semua skenario yang ada di kelas. Jika seorang sutradara tidak dapat memainkan perannya secara baik dan menyenangkan, saya yakin banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajaran tersebut. Ini merupakan pengalaman pribadi saya. Banyak hal yang menyebabkan seorang siswa tidak menyukai mata pelajarannya karena guru tersebut tidak mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang siswa. Seorang siswa lebih menyukai guru yang dapat mengetahui kondisi dari mereka. Misalnya, ketika jam terakhir buatlah suasana kegiatan belajar mengajar agak rileks tetapi tidak meningglkan keseriusan sehingga kompetensi dapat tercapai.

    Juni 24, 2009 pukul 12:14 pm

  53. Silvy Dwi Rahmawati

    Nama : Silvy Dwi Rahmawati
    Nim : 060210402331
    Angkatan : 2006

    Jawaban!

    1. Pengertian Paragraf Deduktif
    Paragraf Deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh
    kalimat-kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
    Contoh 1
    Setiap orang dilahirkan dan di besarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seseorang anak adalah perwujudan cinta kasih kepada orang tua. Secara alamiah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
    Keterangan: Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
    Contoh 2
    Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
    Keterangan :Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.
    2. Pengertian Klausa
    Klausa ialah satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dkk, 1980:208). Klausa ialah unsur kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa (Rusmaji, 113). Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban (Ramlan, 1981:62.
    Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, keterangan atau tidak dan merupakan bagian dari kalimat. Penanda klausa adalah P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P, jika mempunyai S, klausa terdiri atas S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari atas S, P, dan O. jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri atas P, O, dan Ket. Demikian seterusnya.Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap sebagai unsur inti klausa adalah S dan P.
    Penanda klausa adalah P, tetapi dalam realisasinya P itu bisa juga tidak muncul misalnya dalam kalimta jawaban atau dalam bahasa Indonesia lisan tidak resmi. Contoh :
    Pertanyaan : kamu memanggil siapa?
    Jawaban : teman satu kampus  S dan P-nya dihilangkan.
    Contoh pada bahasa tidak resmi : saya telat!  P-nya dihilangkan.
    Klausa merupakan bagian dari kalimat. Oleh karena itu, klausa bukan kalimat. Klausa belum mempunyai intonasi lengkap. Sementara itu kalimat sudah mempunyai intonasi lengkap yang ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut sudah selesai. Klausa sudah pasti mempunyai P, sedangkan kalimat belum tentu mempunyai P.

    Jenis-jenis Klausa
    1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
    a. Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    • Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P.
    Contoh :
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    Mobil itu masih baru.
    • Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.
    Contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    Masih baru mobil itu.
    b. Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    2. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
    a. Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
    Contoh :
    Ariel seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu mengerjakan tugas.
    Mereka pergi ke kampus.
    b. Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.
    Contoh :
    Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
    Mahasiswa itu belum mengerjakan tugas.
    Mereka tidak pergi ke kampus.
    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya, memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata negasi itu secara sematik bisa menegatifkan P dan bisa menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan ‘Dia tidak mengambil sesuatu apapun’, maka kata negasi itu menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, melainkan sendok.

    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    a. Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
    Contoh :
    Dia seorang sukarelawan.
    Mereka bukan sopir angkot.
    Nenek saya penari.
    b. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh :
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.

    c. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
    Contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Hotel itu sudah tua.
    Gedung itu sangat tinggi.
    d. Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
    Contoh :
    Anaknya lima ekor.
    Mahasiswanya sembilan orang.
    Temannya dua puluh orang.
    e. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
    Contoh :
    Sepatu itu di bawah meja.
    Baju saya di dalam lemari.
    Orang tuanya di Jakarta.
    f. Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
    Contoh :
    Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
    Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.

    4. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
    d. Klausa Bebas
    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu, sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu kalimat.
    Contoh :
    Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
    Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.
    Semua orang mengatakan bahwa dialah yang bersalah.
    e. Klausa terikat
    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkum : pangilan, salam, judul, motto, pepatah, dan kalimat telegram.
    Contoh :
    Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
    Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.
    Ariel tidak menerima nasihat dari siapa pun selain dari orang tuanya.
    5. Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
    Oscar Rusmaji (116) berpendapat mengenai beberapa jenis klausa. Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.

    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa dapat dibedakan atas :
    d. Klausa Atasan
    Klausa atasan ialah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa yang lain.
    Contoh :
    Ketika paman datang, kami sedang belajar.
    Meskipun sedikit, kami tahu tentang hal itu.
    e. Klausa Bawahan
    Klausa bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
    Contoh :
    Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
    Jika tidak ada rotan, akarpun jadi.

    3. a. Peyorasi
    Peyorasi adalah kebalikan dari ameliorasi. Artinya, sebuah kata yang wajar akan mengalami penurunan derajat. Penggunaan kata yang mengalami peyorasi adalah kata-kata yang akan digunakan secara tidak sopan atau tidak berkenan. Perhatikan tabel berikut!
    Sebelum berpeyorasi Sesudah berpeyorasi
    Istri Bini
    Mati Mampus
    Jenazah Mayat

    b. Sinestesia
    Sinestesia adalah kata yang mengalami perbedaan pada dua indera yang berbeda. Artinya, satu kata di dalam kalimat akan menggunakan kata yang secara lugas/sederhana menjadi lain artinya. Maka, diperlukan pengertian dengan menggunakan indera lain agar makna kata dalam kalimat tersebut dapat dipahami. Perhatikan kalimat berikut!
    • Orang itu selalu berkata kasar kepada setiap orang yang dijumpainya.
    Secara lugas, kata `kasar` di dalam kalimat di atas berarti ditangkap oleh indera peraba, sehingga terjadi kerancuan (kesalahpengertian). Namun, jika mengunakan indera pendengaran, maka kata `kasar` dalam kalimat di atas sudah benar sehingga maksudnya dapat diterima.
    • Gadis itu memiliki wajah yang amat manis.
    Secara lugas, kata `manis` hanya diperoleh dengan indera pencecap. Namun, jika kata tersebut menggunakan indera pengelihatan, maka kalimat tersebut dapat diterima sebagai kalimat yang benar.
    c. Asosiasi
    Sebuah kata mengalami asosiasi apabila penggunaannya di dalam kalimat telah mengalami perubahan fungsi dari arti/makna kata tersebut. Perhatikan kalimat berikut!
    • Banyak orang memperebutkan kursi di DPR.
    Secara lugas, kata `kursi` di dalam kalimat tersebut adalah alat yang digunakan untuk duduk. Namun, dalam kalimat tersebut telah terjadi perubahan fungsi. Kata `kursi` di dalam kalimat tersebut brmakna jabatan atau kedudukan.
    • Jika ingin urusannya cepat beres, berikan saja dia amplop.
    Secara lugas, kata `amplop` bermakna tempat surat. Namun dalam kalimat tersebut, kata `amplop` berubah fungsinya menjadi uang suap.
    d. Afiksasi
    Pengertian Afiksasi
    Afiksasi merupakan morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar.

    Proses Afiksasi
    Proses afiksasi merupakan satu proses yang paling umum dalam bahasa. Proses afiksasi terjadi apabila sebuah morfem terikat dibubuhkan atau dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan lurus. Berdasarkan posisi morfem terikat pada morfem bebas tersebut, dibedakan atas:
    a. Prefiks, yaitu morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar, misalnya: ber-, me-, se-, per-, ter-, ke-, pe-, dan seterusnya yang terdapat pada kata.
    Contoh: berbaju, menangis, serumah, perasa.
    b. Infiks, yaitu merupakan morfem yang disisipkan ke dalam kata, misalnya: -el, -er, -em dalam bahasa Indonesia.
    Contoh:
    – getar + el → geletar
    – getar + em → gemetar
    – gigi + er → gerigi
    c. Sufiks, yaitu merupakan morfem yang ditambahkan pada akhir atau megikuti bentuk dasar, misalnya: -an, -kan, -i.
    Contoh:
    Tanam → tanaman, tanamkan, tanami
    d. Konfiks bisa juga disebut dengan simulfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit dasar kata dan membentuk satu kesatuan. Atau bisa juga diartikan dua buah afiks yang secara bersama-sama (simultan) bergabung dengan bentuk dasar. misalnya: ke-an, per-an, pe-an, dan seterusnya.
    Contoh:
    Per – an → perbedaan ke – an → keterangan
    perjungan kesatuan
    pembuktian
    pe – an → perumahan
    pekarangan

    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks yaitu kesalahan dalam menata tata urutan dan isi di dalam buku teks sehingga membuat kesulitan siswa dalam memahami isinya.

    5. a. Kata Ulang
    Kata ulang dapat dibahas dengan meninjaunya dari segi bentuk dan dari segi makna atau fungsi perulangan kata.
    • Bentuk Kata Ulang
    Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut.
    1. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
    Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit.
    2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran.
    Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman.
    3. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
    Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.
    4. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut.
    Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang.
    5. Kata ulang dwipurwa, yang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris “reduplication” yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut reduplikasi.
    Misalnya: lelaki, tetua.
    • Makna dan Fungsi Kata Ulang
    1. Perulangan kata benda
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata benda.
     Menyatakan benda itu bermacam-macam. Misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran.
     Menyatakan benda yang menyerupai bentuk dasar itu. Misalnya: anak-anakan, orang-orangan.
    2. Perulangan kata kerja
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata kerja.
     Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa kali.
    Misalnya: meloncat-loncat, menyebut-nyebut.
     Menyatakan aspek duratif, yaitu proses pekerjaan, pembuatan, atau keadaan yang berlangsung lama.
    Misalnya: berenang-renang, duduk-duduk.
     Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.
    Misalnya: cetak-mencetak, karang-mengarang.
     menyatakan pekerjaan yang dilakukan oleh dua belah pikak atau berbalasan.
    Misalnya: tembak-menembak, tuduh-menuduh
    3. Perulangan kata sifat
    Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata sifat.
     Menyatakan makna lebih (intensitas).
    Misalnya: Berjalan cepat-cepat! Kerjakan baik-baik!
     Menyatakan makna sampai atau pernah.
    Misalnya: Tak sembuh-sembuh sakitnya walaupun ia sudah berobat ke luar negeri (tak pernah sembuh). Habis-habisan ia berbelanja (sampai habis).
     Digabungkan dengan awalan se- dan akhiran -nya mengandung makna superlatif (paling).
    Misalnya: Kerjakan sebaik-baiknya agar hasilnya memuaskan. Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya.
     Berlawanan dengan makna nomor satu atau melemahkan arti kata sifat itu.
    Misalnya: Badanku sakit-sakit saja rasanya. (sakit di sana-sini, tapi tidak terlalu sakit) Kalau kepalamu pening-pening, bawalah tidur. (agak pening; pening sedikit)
     Bentuk yang seolah-olah sudah mejadi ungkapan dalam bahasa Indonesia, makna perulangannya kurang jelas.
    Misalnya: Jangan menakut-nakuti anak-anak karena akan memengaruhi jiwanya kelak.
    4. Perulangan kata bilangan
     Perulangan kata satu menjadi satu-satu memberi makna “satu demi satu”.
    Misalnya: Peserta ujian masuk ruangan itu satu-satu.
     Perulangan kata satu dengan tambahan akhiran -nya memberi makna “hanya satu itu”.
    Misalnya: Ini anak saya satu-satunya.
     Perulangan kata dua-dua, tiga-tiga, dst. memberi pengertian “sekaligus dua, tiga, dst.”.
    Misalnya: Jangan masuk dua-dua karena pintu itu tidak lebar.
     Bentuk perulangan berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu, dst. menyatakan makna “kelipatan sepuluh, seratus, seribu, dst..
    Misalnya: Beribu-ribu orang yang mati dalam peperangan itu.
    Bentuk perulangan kata bilangan dengan awalan ber-, saat ini sering diganti dengan bentukan dengan akhiran -an. Misalnya: berpuluh-puluh menjadi puluhan.

    b. Perluasan Makna
    Kata yang mengalami perluasan adalah kata yang maknanya menjadi lebih umum dibandingkan makna sebelumnya. Kata yang mengalami perluasan dapat juga dikatakan mengalami generalisasi.
    Contoh:
    Kata Makna dahulu Makna sekarang
    bapak Orang tua kandung Orang tua pada umumnya
    saudara Kakak/adik kandung Sebutan untuk orang sebaya
    yang belum dikenal
    berlayar Berperahu menggunakan layar (tanpa mesin) Berperahu dengan atau
    tanpa menggunakan layar dan mesin

    c. Penyempitan Makna
    Kata yang mengalami penyempitan adalah kata yang maknanya menjadi lebih khusus dibandingkan makna sebelumnya. Kata yang mengalami penyempitan dinamakan juga kata yang mengalami spesialisasi.
    Contoh:
    Kata Makna dahulu Makna sekarang
    sarjana Orang yang pintar/cerdas Lulusan S1 pada sebuah universitas
    pendeta Pemipin agama pada umumnya Pemimpin umat agama
    Kristen Protestan
    kitab Nama lain dari buku Buku suci

    d. Paragraf Analogi
    Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata – kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
    Contoh pengembangan cara analogi:
    Dalam persoalan Poso kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalu terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihan para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan.

    6. a. Contoh Majas Metonomia
    Ayah pergi ke Amerika dengan garuda.
    b. Contoh Majas Eufemisme
    Para tunakarya itu perlu diperhatikan.
    c. Contoh Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    • Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup.
    • Desa itu diserang muntaber.
    b. Contoh Majas Litotes
    Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)

    7. a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Eksposisi :
    • Menjelaskan dan menerangkan, sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya
    • Grafik, statistik, dan data lain pada Eksposisi untuk menjelaskan
    • Pendahuluan pada Eksposisi memperkenalkan topik dan tujuan yang akan dipaparkan
    • Penutup pada akhir Eksposisi biasanya menegaskan lagi apa yang telah diuraikan sebelumnya

    Argumentasi :
    • Mempengaruhi pembaca, sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa pendapat, keyakinan, dan sikap penulis benar
    • Grafik, statistik dan lain-lain pada argumentasi untuk membuktikan
    • Pendahuluan berisi latar belakang dan sejarah persoalan, sistematika yang digunakan, pengertian persoalan, sera tujuan argumentasi
    • Akhir argumentasi biasanya menyimpulkan apa yang telah diuraikan sebelumnya
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. Kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya dan disertai guntur yang menggelegar(klausa bawahan)/Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas(klausa utama).
    9. Menurut saya, figur guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan mendidik siswanya. Dikatakan mampu mengajar, apabila seorang guru tersebut mampu mentransferkan ilmu yang beliau punya dengan baik kepada siswanya, dan akhirnya siswapun bisa memperoleh wawasan yang luas. Selain mengajar, guru juga harus bisa mendidik siswa dalam artian guru harus bisa mengarahkan perilaku siswa agar tidak melenceng dari norma-norma yang berlaku.
    10. Kita tidak bisa menghakimi siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, karena hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya dari pihak guru. Biasanya cara mengajar guru yang kurang tepat dan kurang bervariasi dapat menyebabkan siswa malas mengikuti pelajarannya. Untuk itu seorang guru harus mencari cara yang menarik agar siswa tidak merasa bosan. Selain dari pihak guru, faktor dari dalam diri siswa itu sendiri juga sangat berpengaruh karena apabila dari siswa tersebut tidak semangat dan mulai awal sudah merasa tidak menyukai pelajarannya maka secara otomatis akan menghambat dalam penangkapan materi pelajarannya pula. Untuk itu motivasi dari dalam diri siswa juga sangat penting. Walaupun begitu seorang guru sepatutnya mampu memberikan motivasi kepada siswa.

    Juni 24, 2009 pukul 12:17 pm

  54. Denies Hermawan

    Nama : Denies Hermawan
    NIM : 060210402198
    Angkatan 2006

    1. Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
    Contoh :
    Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.
    2.
    a. Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina. Contoh :
    Nenek saya penari.
    b. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
    Contoh : Pemuda itu menolong nenek tua.
    c. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh : Gedung itu sangat tinggi.
    d. Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia. Contoh :Temannya dua puluh orang.
    e. Klausa Preposisiona
    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona. Contoh : Sepatu itu di bawah meja.
    f. Klausa Pronomia
    Klausa pronomial ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial. Contoh :Sudah diputuskan bahwa ketuanya kamu dan wakilnya saya.
    3.Peyorasi : penurunan makna
    contoh : bini, bunting
    Sinestesia : nilai rasa pada suatu kalimat
    contoh : ucapanmu pedas
    asosiasi : persamaan sifat antara makna lama dengan yang baru
    contoh : amplop : surat = uang sogok
    afiksasi : Merupakan morfem terikat yang ditambahkan pada awal morfem dasar
    contoh : bajuku tersiram air
    4. kesalahan dalam mengkaji buku teks adalah kesalahan yang dilakukan seseorang dalam membuat sebuah buku teks, kesalahan ini biasanya diakibatkan karena kesalahan baik dalam penggunaan bahasa maupun pilihan kata dan keterbatasan seseorang sebagai menusia.
    5. Kata ulang : kata yang mengalami pengulangan baik sebagian atau keseluruhan dengan menggunakan variasi maupun tidak
    contoh : saya duduk-duduk tadi sore
    Perluasan makna : proses meluasnya makna, makna sekarang lebih luas dari yang dulu
    contoh : Bapak, Ibu
    penyempitan makna : proses menyempitnya makna, makna sekarang lebih sempit
    contoh : sarjana
    paragraf analogi : paragraf yang didalamnya terdapat suatu perbandingan antara dua hal yang berbeda
    contoh : Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merundu
    6. majas metonimia : ia pulang dengan garuda
    majas eufimisme : anak itu berlapang dada ( sabar )
    majas sinekdok totem pro parte :
    majas litotes : mampirlah ke gubuk saya
    7. a. argumentasi : karangan yang berisi pendapat/alasam penulis
    eksposisi : memberikan paparan dan adanya proses dan disertai penguat
    b. kalimat berpelengkap : kalimat yang pelengkapnya berupa keterangan dan kalimat berpelnegkap tidak dapat dipasifkan
    kalimat berobjek : kalimat yang predikatnya berkata kerja transitif (memerlukan objek). Objek bisa dipasifkan
    c. paragraf deduktif : paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf
    paragraf induktif : paragraf yang kalimat utamanya ada di akhir paragraf
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi / menolong kakek tua yang kelaparan itu / ke puskesmas/.
    9. Guru yang baik memiliki kewibawaan yang membuatnya selalu dihormati dan dihargai. Dalam mengajar seorang guru yang baik dapat memberikan ilmunya secara sukarela ,sepenuh hati dan bertanggungjawab. Ia juga harus bertindak adil terhadap siswanya istilah pilih kasih atau anak kesayangan. Ia menganggap semua anak didiknya menjadi anak yang pandai. Seorang guru yang baik harus sabar dan tabah dalam menjalankan tugasnya dan dapat menjadi sandaran bagi siswanya yang membutuhkan, selain itu guru yang baik harus mampu menjadi orang tua pengganti.
    10. yang paling bertanggungjawab adalah seorang guru, karena seorang guru merupakan orang tua ke dua bagi siswanya. Apabila siswa tidak suka terhadap sebuah mata pelajaran otomatis yang pertama kali yang menyebabkan siswa seperti itu adalah gurunya. Apabila seorang guru menginginkan siswanya suka terhadap pelajarannya maka terlebih dulu guru tersebut mampu mengambil hati siswa. Dari segi manapun seorang guru bertanggungjawab penuh terhadap anak didiknya saat siswa berada di sekolah

    Juni 24, 2009 pukul 12:17 pm

  55. Nama : Nurul Elfatul Faris
    NIM : 070210482010
    Angkatan : 2007(PDG)

    1.Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utama (ide pokok) terdapat pada bagian awal kalimat sedangkan kalimat lainnya merupakan kalimat penjelas.
    Contoh
    Ribuan siswa SD/ MI dan SMP/ MTs hari-hari ini sedang menunggu nasib masuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Umumnya mereka akan memprioritaskan sekolah-sekolah negeri (dan favorit) sebagai pilihannya, guna mendapatkan prestasi akademik beikutnya. Untuk bisa diterima sebagai siswa baru sekolah-sekolah pilihannya itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Diantaranya hasil ujian nasional (Unas/ UASBN), tes lokal masing-masing sekolah, dan hasil tes kemampuan akademik (TPA). Jika salah satu tidak memenuhi syarat alias jeblok, biasanya sulit untuk menjadi siswa sekolah yang diinginkan.
    2.Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), Pelengkap (Pel), maupun keterangan (Ket). Berdasarkan struktur internnya, klausa dapat diklasifikasi menjadi dua jenis.
    a.Klausa Lengkap adalah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1.Klausa versi, yaitu klausa yang subjeknya mendahului predikat. Contoh :
    Sajadah baru itu sangat luas
    2.Klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya mendahului subjek. Contoh:
    Sangat luas sajadah baru itu

    b.Klausa Tidak Lengkap
    Yang dimaksud dengan klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    Contonya:
    ke Banyuwangi
    Selamat menikmati
    3. jawaban:
    a.Peyorasi adalah kata yang mengalami penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    mati-meninggal bunting-hamil
    pelacur-pekerja seks komersial bini-istri
    b.Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera
    Contoh:
    Tutur kata Anton sungguh manis, sehingga Elfa jatuh cinta.
    Kata manis biasanya dirasakan oleh indra pencecap. Tetapi dalam kalimat tersebut, kata manis dirasakan oleh indra pendengaran.
    c.Asosiasi adalah kata yang muncul dengan makna tertentu karena memiliki persamaan sifat.
    Contoh:
    Sayang sekali perkataannya terlalu berbusa-busa!
    Ajaran guruku menjadi cerminan jalan hidupku.
    d.Afiksasi terbagi menjadi empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
    Contoh:
    Awalan : {ber-} + dusta => berdusta
    {meN-} + putar => memutar
    Sisipan : {-em} + tamu => tetamu
    Akhiran : {-kan} + pilih => pilihkan
    Awalan dan akhiran : {pe-an} + desa => pedesaan
    4. Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks menurut pandangan saya adalah Suatu buku teks dikatakan salah apabila di dalam materi pelajaran terdapat suatu kesalahan. Pengkajian buku teks ini bermaksud mengetahui isi suatu buku tersebut apakah sesuai dengan teori yang sudah ada dan bila terdapat kesalahan maka dapat dengan segera diperbaiki. Jadi, analisis ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemberian materi dari buku teks kepada siswa.
    5. Jawaban:
    a.Kata Ulang
    Kata ulang adalah berdasarkan jenisnya, kata ulang dapat diklasifikasi menjadi empat, yaitu
    1)Kata ulang utuh yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar.
    Contoh:
    Panas-panas
    Pohon-pohon
    2)Kata ulang sebagian yakni perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata dasar.
    Contoh”
    Pertalian
    Pepohonan
    3)Kata ulang berimbuhan yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat (afiks).
    Contoh:
    Berumbai-rumbai
    Berandai-andai
    4)Kata ulang berubah bunyi yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata dasarnya.
    Contoh:
    Mondar-mandir huru-hara
    b.Perluasan Makna adalah peristiwa perluasan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh:
    Petani : dahulu digunakan untuk menyebut orang yang bekerja di sawah, sekarang dapat digunakan pada bidang lain seperti: perikanan.
    Kepala : dahulu digunakan untuk menyebut bagian organ tubuh yang berada di atas, sekarang digunakan untuk sebutan pemimpin.
    Kursi : dahulu digunakan untuk menyebut alat
    c.Penyempitan Makna adalah peristiwa penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    mati-meninggal
    pelacur-pekerja seks komersial
    d.Paragraf analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
    Contoh:
    Setiap manusia harus saling tolong menolong. Jika membantu seseorang kita harus benar-benar ikhlas. Seperti sebuah lilin yang memberikan cahaya untuk menerangi kegelapan. Lilin tidak pernah berlaku sombong dalam menolong siapapun. Dia dengan ikhlas menerangi kegelapan dan memberi cahaya meski dirinya sendiri lebur. Tiap pengorbanan membutuhkan totalitas dan tanpa mengharap imbalan. Hiduplah seperti lilin meskipun kecil namun hidupnya penuh dengan kebajikan dan manfaat.
    6. Beri contoh:
    a.Majas metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya.
    Contoh:
    Aku belajar mengendarai kijang.
    Bibi membawa segalon aqua.
    b.Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan–ungkapan halus, untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
    Contoh:
    Kemiskinan membuat ia menjadi kupu-kupu malam.
    Para tuna susila di bawah jembatan semanggi itu terkena razia.
    c.Majas sinekdok totem pro parte adalah gaya ahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapu yang dimaksudkan sebagian.
    Contoh:
    Rakyat berbahagia atas terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Indonesia.
    Flu babi telah menyerang Eropa.
    d.Majas Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
    Contoh:
    Tasyakuran kecil-kecilan yang ibu adakan tadi pagi sangat hikmat.
    Uang seratus ribu ini mungkin hanya bisa digunakan untuk membeli segelas air.
    7. Jawaban:
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Karangan ini biasanya digunakan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Contohnya adalah hasil suatu penelitian bahasa daerah.
    Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
    c.Kalimat Berpelengkap  VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga kalimat tersebut bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek
    Kalimat Berpelengkap
    1.Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)

    2.Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3.Dapat dipasifkan.
    4.Dapat diganti dengan -nya
    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan
    Persamaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap ialah keduanya berada di belakang predikat.
    d.Paragraf Deduktif  VS Paragaraf Induktif
    Paragraf Deduktif
    Paragraf Induktif
    Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang umu untuk menuju kepada kesimpulan khusus.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang umum baru kemudian ke hal-hal yang khusus
    Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang khusus baru kemudian ke hal-hal yang umum.

    8.  Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan / disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi   menolong kakek tua / yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Figur guru yang baik adalah guru yang dapat memberi contoh kepada siswa dan perilakunya menjadi cerminan bagi siswanya. Guru yang baik mampu menguasai kelas dan memahami karakter tiap anak didiknya serta mampu memperlakukan semua siswanya dengan adil. Guru yang baik juga dapat menjadi orang tua sekaligus teman. Guru yang baik juga selalu membuat suasana kelas menjadi hidup, menyenangkan dan penuh warna, sehingga kehadiran guru selalu di tunggu oleh siswa.
    10. Menurut pendapat saya yang paling bertanggung jawab jika siswa tidak menyukai suatu mata pelajaran ialah tenaga pendidik (guru). Guru yang baik selalu menyampaikan materi dengan bernagai metode yang sekiranya dapat memancing keinginan siswa untuk belajar dan membuat mereka bersemangat dalam belajar. Jika suatu materi disampaikan dengan baik dan menyenangkan tentu siswa juga merasa senang untuk belajar. Guru harus mampu membuat materi itu menjadi mudah untuk dipelajari dengan penyampaian yang mudah juga sesuai dengan kemampuan bahasa siswa. Namun jika semua itu telah dilakukan guru dan siswa tetap tidak menyukai pelajaran, maka guru tidak sepenuhnya dapat disalahkan.

    Juni 24, 2009 pukul 12:27 pm

  56. NAMA: NININ YUNITA K
    NIM: 070210482015
    ANGKATAN: 2007-Program Dua Gelar (PDG)
    1.Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif! (Contoh tidak boleh sama apabila ditemukan Kesamaan dalam contoh dan jawaban maka Anda Tidak Lulus).
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utama terdapat pada bagian awal kalimat sedangkan kalimat penjelasnya berada di akhir paragraf.
    Contoh paragraf deduktif
    Peredaran narkoba di wilayah Polres Jember cukup memprihatinkan. Meski sudah banyak pelaku dibekuk, masih ada yang nekat mengedarkan. Buktinya, Satuan Reskoba Polres Jember kembali membekuk dua tersangka pengedar dan pengguna sabu-sabu (SS).
    Tersangkanya adalah Vicky Wiyono, 27, warga Jogoyudan, Lumajang dan Imam Mudhori, 24 warga desa Lengkong, kecamatan Lengkong Mojokerto. Dengan tertangkapnya Vicky dan Mudhori, berarti dalam seminggu ini sudah ada empat tersangka yang ditahan polisi.
    2.Jelaskan Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)!
    Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), Pelengkap (Pel.), maupun keterangan (Ket.). Berdasarkan struktur internnya, klausa dapat diklasifikasi menjadi dua jenis.
    a.Klausa Lengkap
    Yang dimasksud dengan klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1.Klausa versi, yaitu klausa yang subjeknya mendahului predikat. Contoh :
    Rumah itu sangat indah.
    2.Klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya mendahului subjek. Contoh:
    Sangat indah rumah itu
    b.Klausa Tidak Lengkap
    Yang dimaksud dengan klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    Contonya:
    Besok sore
    Selamat tinggal

    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a.Peyorasi adalah kata yang mengalami penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    bunting-hamil
    b.mampus-tewas
    c.Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera
    Contoh:
    Kata-katanya sungguh pedas.
    Kata pedas pada kalimat di atas dirasakan oleh indra pendengaran. Biasanya, kata pedas dirasakan oleh indra pencecap.
    d.Asosiasi adalah kata yang muncul dengan makna tertentu karena memiliki persamaan sifat.
    Contoh:
    Jangan percaya pada perkataan perempuan itu sebab perkataannya selalu berbusa-busa.
    e.Afiksasi di dalam bahasa Indonesia terbagi empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
    Contoh:
    Awalan : {ber-} + tamasya => bertamasya
    {meN-} + curi => mencuri
    Sisipan : {-em} + tamu => tetamu
    Akhiran : {-kan} + cuci => cucikan
    Awalan dan akhiran : {pe-an} + gunung => pegunungan

    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks” dari kacamata Saudara!
    Kesalahan dalam pengkajaian buku teks adalah kesalahan dalam memahami isi dari suatu bacaan. Maksudnya adalah kesalahan dalam pendalaman pembacaan yang terkandung di dalam buku teks tersebut. Kesalahan ini akan berakibat fatal, karena dengan adanya kesalahan ini penyampaian dan pemahaman yang diinginkan akan salah juga.
    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a.Kata Ulang
    Kata ulang adalah
    Berdasarkan jenisnya, kata ulang dapat diklasifikasi menjadi empat, yaitu
    1)Kata ulang utuh yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar.
    Contoh:
    Lari-lari
    Jalan-jalan
    2)Kata ulang sebagian yakni perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata dasar.
    Contoh”
    Rerumputan
    Perumahan
    3)Kata ulang berimbuhan yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat (afiks).
    Contoh:
    Bernyanyi-nyanyi
    Bertalu-talu
    4)Kata ulang berubah bunyi yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata dasarnya.
    Contoh:
    Sayur-mayur

    b.Perluasan Makna
    Yang dimaksudkan dengan perluasan makna yaitu peristiwa perluasan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh:
    Sarjana : dahulu digunakan untuk menyebut orang yang pintar, sedangkan sekarang digunakan untuk menyebut orang yang telah lulus sarjana.
    Petani : dahulu digunakan untuk menyebut orang yang bekerja di sawah, sekarang dapat digunakan pada bidang lain seperti: perikanan.
    c.Penyempitan Makna
    Yang dimaksudkan dengan penyempitan makna yaitu peristiwa penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    perempuan-wanita
    bini-istri

    d.Paragraf Analogi
    Dalam menilai seseorang, sebaiknya kita dapat berfilosofi pada sebuah koin. Koin yang selama ini kalian anggap sebagai nilai tukar, memiliki makna yang mendalam bagi suatu organisasi bahkan bagi diri Anda sendiri. Ibaratkanlah organisasi atau diri anda adalah sebuah koin. Wujud dari koin hanyalah satu yaitu koin itu sendiri akan tetapi koin memiliki dua sisi yang bisa dipandang dari dua sudut yang berbeda. Dari sudut satu, misal bisa dilihat sebuah gambar yang elok, cerah dan menarik perhatian, akan tetapi koin tersebut jika dilihat dari sudut yang berbeda akan kelihatan suatu gambar yang jelek, suram dan kurang menarik perhatian. Hal seperti itu wajarlah terjadi pada sebuah koin atau diri anda sendiri, dimana ada kelebihan pasti ada kekurangan atau sebaliknya. Koin yang dipandang dari dua sudut yang berbeda akan menghasilkan dua persepsi yang berbeda pula, ada yang menyebut koin itu bagus dan ada pula yang menyebutnya jelek tergantung dari sudut mana orang itu menilai.
    6. Beri contoh:
    a.Majas metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya.
    Contoh:
    Ayahku membeli kompas.
    Paman merokok djarum.
    b.Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan–ungkapan halus, untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
    Contoh:
    Manis tutur katanya tidak sebanding dengan perilakunya.
    Asri anak yang cantik namun tak berbudi.
    c.Majas sinekdok totem pro parte adalah gaya ahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapu yang dimaksudkan sebagian.
    Contoh:
    Dunia berkabung atas meninggalnya mantan presiden Soeharto.
    Juli ini Indonesia memilih.

    d.Majas Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
    Contoh:
    Hanya lauk sekadarnya inilah yang bisa saya sajikan untuk anda.
    Gubuk reot ini mungkin hanya bisa melindungi kita dari dinginnya malam dan panasnya siang.

    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    1.Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti:
    memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah
    karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
    (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
    memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi
    biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalahmakalah
    untuk seminar, simposium, atau penataran.
    Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang
    eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram,
    tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat
    berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola
    pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
    2.Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
    penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
    pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah
    berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
    Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan
    terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional
    dan logis.
    c.Kalimat Berpelengkap  VS kalimat berobjek
    Kalimat Berobjek
    Kalimat Berpelengkap
    1.Kategori katanya N
    2.Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3.Dapat dipasifkan.
    4.Dapat diganti dengan -nya
    1. Kategori katanya dapat N, V, atau Adj
    2. Berada di belakang V semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga kalimat tersebut bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Persamaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap ialah keduanya berada di belakang predikat.

    d.Paragraf Deduktif  VS Paragaraf Induktif
    a.Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang umu untuk menuju kepada kesimpulan khusus.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang umum baru kemudian ke hal-hal yang khusus
    b.Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang khusus baru kemudian ke hal-hal yang umum.
    8.  Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan / disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi   menolong kakek tua / yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Figur seorang guru yang baik adalah guru yang dapat memahami siswanya dalam segala kondisi keterbatasan dan kelebihan mereka. Guru yang baik seharusnya juga tidak terlepas dari penguasaan materi yang dimilikinya. Sehingga diharapkan siswa yang dibina oleh seorang guru yang mampu memahami baik di bidang akademik maupun non akademik memiliki pemahaman yang baik pula dalam memahami hidup.
    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Yang paling bertanggung jaawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah guru. Dapat dikatakan demikian karena dalam penyampaian materi guru mempunyai tanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan belajar mengajar.

    Juni 24, 2009 pukul 12:28 pm

  57. OKY

    Nama : Oky Natacya devi
    NIM : 060210402287

    Jawaban

    1. Paragraf deduktif adalah paragraph dengan proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan yang bersifat khusus.
    contoh: Pelaku bisnis sering dihadapkan pada resiko yaitu resiko bersifat strategis dan resiko yang bersifat operasional. Resiko strategis merupakan pengeluaran yang mengharuskan perusahaan untuk berfikir pada skala strategis sedangkan resiko operasional dapat terjadi pada pemsok, yang dapat terjadi pada aspek produktif.
    2. Jenis-jenis klausa
    a. Klausa kalimat majemuk setara adalah klausa yang ada dalam kalimat majemuk setara dan mempunyai kedudukan yang sama.
    Contoh :
    1) Adik datang lalu pergi ke kampus lagi.
    2) Kakak membaca koran dan adik bermain bola.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang mempunyai kedudukan tidak sama berfungsi menerangkan klausa lainnya.
    Contoh :
    1) Bu Ratna jatuh sakit, setelah suaminya meninggal.
    2) Meskipun hari libur, ia tetap belajar.
    c. Klausa gabungan klaimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang terdiri atas tiga klausa atau lebih.
    Contoh ;
    1) Setelah ayahnya meninggal dan ibunya menukah lagi, dia pindah ke Bandung.
    2) Ketika aku datang, dia tersenyum padaku dan memelukku erat.
    3. a. peyorasi adalah proses perubahan makna menjadi lebih rendah dari makna semula.
    Contoh : beranak dirasakan lebih kasar daripada melahirkan.
    b. sinestesia adalah penggunaan bahasa akibat pertukaran tanggapan akibat dua indra yang berbeda.
    Contoh : wajahnya sangat manis (rasa manis seharusnya ditanggap oleh indra perasa tetapi tertukar menjadi indra penglihat)
    c. asosiasi adalah perubahan makna sebagai persamaan sifat.
    Contoh : saya naik garuda ke Medan.
    d. afiksasi adalah proses penambahan imbuhan pada kata asal atau kata dasar. Imbuhan ini memiliki prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
    Contoh : memukul (prefiks), gerigi (infiks, ), makanan (sufiks), dan kemanusiaan (konfiks).
    4. kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan dalam menganalisis buku teks mengenai kekurangan dan kelebihannya. Kesalahan dalam pengkajian buku ini mengakibatkan pengembangan untuk membuat buku teks menjadi lebih baik lagi tidak akan berjalan lancar.
    5. a. kata ulang adalah perulangan bentuk seluruhnya atau sebagian. Baik dengsn variasi fonem maupun tidak.
    Contoh : pepohonan, lauk-pauk, berjalan-jalan.
    b. perluasan makna adalah perubahan makna yang terjadi pada sebuah kata dari yang sempit menjadi meluas akibat berbagai factor.
    Contoh : saudara (makna dahulu= sekandung, makna sekarang= siapapun yang mempunyai kesamaan asal usul di sebut saudara)
    c. penyempitan makna adalah perubakan makna dari kata yang luas maknanya menjadi sempit pada sebuah makna saja.
    Contoh : sarjana (makna dahulu= orang pandai, makna sekarang= orang yang lulus dari perguruan tinggi)
    d. paragraph analogi adalah paragraph yang membandingkan sesuatau yang dikenal oleh umum dengan kurang dikenal oleh umum.
    Contoh :
    Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu baik tidak mudah digoyahkan apalagi dirobohkan. Siapapun yang ingin merusak akan sia-sia saja sedangkan tiang yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan. Begitu pula denagn keimanan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang beriman kuat tidak akan mudah goyah oleh godaan yang merusak iman.
    6. a. Saya naik garuda ke Surabaya.
    b. PT. Asri telah gulung tikar.
    c. Manchester United menjadi juara dalam liga champion.
    d. Maaf, hanya menyiapkan ala kadarnya saja.
    7. a. karangan argumentasi berisi tentang pendapat untuk menguatkan suatu topic permasalahan sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang merupakan suatu pemaparan tentang peristiwa secara kronologis.
    b. kalimat berpelengkap tidak dapat dipasifkan sedangkan kalimat berobjek dapat dipasifkan
    c. paragraph deduktif memiliki ide pokok di awal paragraph sedangkan paragraph induktif memiliki ide pokok di akhir paragraph.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Guru yang baik adalah guru yang mencintai karirnya denagn sepenuh hati agar memiliki karir yang berhasil. Ia harus onsisiten dan memiliki kemampuan agar mampu melaksanakan tugasnya melayani anak didik dengan baik. Guru harus menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya. Guru tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran tetapi juga dapat membentuk kepribadian seorang anak. Guru harus bias menjadi figure yang dicontoh anak didiknya. Denagn kata lain, guru harus konsekuen serta konsisten dalam menjaga keharmonisan antara ucapan, larangan, dan perintah dengan amal perbuatannya sendiri. Selain itu sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan idola oleh anak didiknya.
    10. Guru, karena guru memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan sukses dan tidaknya suatu proses pembelajaran. Guru dituntut memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat lewat pengajaran dengan senyaman mungkin kepada pemakai asa yang membutuhkannya agara para peserta dididk mampu menerima pelajaran dengan baik tanpa ada paksaan.

    Juni 24, 2009 pukul 12:36 pm

  58. Nama : Dwi Hidayati
    NIM : 060210402377

    Jawaban

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya terletak pada awal paragraf
    Contoh Banyak situs bersejarah di wilayah Kabupaten Sukabumi yang tidak terawatt. Bahkan sejumlah situs purbakala yang telah hancur akibat penggalian harta karu dan ulah sebagian masyarakat. Padahal, benda purbakala tersebut memiliki nilai histories yang sangat tinggi. Situs-situs itu memiliki berbagai bentuk, nilai dari punden berundak, menhir, dan beberapa jenis bangunan lain yang menandai adanya amsyarakat pada zaman batu.
    2. Jenis-jenis klausa
    a. Klausa kalimat majemuk setara adalah klausa yang mempunyai kedudukan yang setara yang terdapat dalam kalimat mejemuk setara
    Contoh :
    1) Kamu memilih pulang ke Bandung atau ke Bogor
    2) Paman memotong rumput dan bibi memasak di dapur.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang tidak mempunyai kedudukan yang sama (terdapat satu induk kalimat dan satu atau lebih anaka kalaimat) yang terdapat dalam kalimat mejemuk bertingkat.
    Contoh :
    1) Walaupun dia anak orang kaya, ia tidak sombong terhadap sesame.
    2) Orang itu sudah pindah rumah sebelum anaknya lulus sarjana.
    c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat adalah gabungan dari tiga klausa atau lebih dimana terdapat satu induk kalimat (lausa bertingkat) dan dua anak kalimat (klausa setara).
    Contoh ;
    1) Ketika aku tidur, Bapak membaca Koran dan Ibu menjahit baju.
    2) Meskipun hujan turuderas, Naila dan Anton tetap berangkat sekolah.
    3. a. peyorasi adalah perubahan makna dari makna yang baik menjadi makna yang lebih jelek.
    Contoh : Bibi Anton mampus tadi pagi ( kata mampus lebih kasar daipada meninggal)
    b. sinestesia adalah perubahan makna yang melibatkan dua panca indra yang berbeda.
    Contoh : pedas benar kata-katamu (pedas merupakan tanggapan indra pengecaptapi dipakaisebagai tanggapan indra pendengar)
    c. asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat
    Contoh : Bu Indra memberikan apmlop kepada kepala sekolah agar anaknya naik kelas (amplop= uang suap)
    d. afiksasi adalah proses pelekatan atau penambahan imbuhan (prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks) pada kata asal atau kata dasar.
    Contoh : membaca (prefiks), gemetar (infiks, ), minuman (sufiks), dan melahirkan (konfiks).
    4. kesalahan dalam pengkajian buku teks adaalh kesalah atau penyimpangan dari kaidah mengkaji sebuah buku teks tentang kekurangan dan kelebihan buku tersebut. Sehingga hasil akhir dari kajian yang salah tersebuat akan mengahambat pengembangan buku teks itu sendiri.
    5. a. kata ulang adalah kata yang mengalami perulangan bentuk seluruhnya atau sebagian. Baik dengsn variasi fonem maupun tidak.
    Contoh : anak-anak, mondar-madir, lelaki, dan pukul-memukul
    b. perluasan makna adalah gejala yang terjadi pada kata yang mulanya memiliki makna yang sempit tetapi karena beberapa faktor menjadi memiliki makna yang lebih luas
    Contoh : Bapak (makna dahulu= orang tua lali-laki kandung, makna sekarang= orang uang mempunyai kekuasaan atau orang yang lebih tua.)
    c. penyempitan makna adalah gejala yang terjadi pada kata yang mulanya memiliki makna yang luas tetapi karena beberapa faktor menjadi memiliki maknanya menyempit
    Contoh : Pendeta (makna dahulu= orang yang berilmu, makna sekarang= guru agam kristen)
    d. paragraf analogi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf yang membandingkan dua hal dimana hal yang satu dikenal oleh umum dan yang lain kurang dikenal.
    Contoh :
    Perawatan tanaman dilakukan dengan seksama yaitu diberi pupuk, disirami, dan disisngi rumput yang mengganggunya. Sehingga tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah dapat dinikmati dengn rasa puas. Begitu pula dengan manusia. Sejak bayi, ibu memperhatikan gizi, memberikan kasih sayang dan pendidikan yang layak serta menghindari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi orang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang lain. Jadi, merawat anak dan membesarkan anak menjadi orang yang berguna seperti merawat tanaman untuk memeroleh kualitas yang baik.
    6. a. Paman pergi ke Bandung naik Honda Jazz
    b. Kekuatan rupiah atas dolar semakin melemah.
    c. Indonesia mendapatkan medali emas dalam olimpiade Bahasa Indonsia.
    d. singgahlah di gubuk kami.
    7. a. karangan argumentasi merupakan karangan yang memuat pendapat dari penulis tentang suatu hal yang dikuatkan dengan fakta-fakta sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sebuah proses secara kronologis.
    b. kalimat berpelengkap tidak dapat dipasifkan sedangkan kalimat berobjek dapat dipasifkan dan objek dapat menempati fungsi subjek bila kalimat dipasifkan.
    c. Dalam paragraf deduktif ide pokony aterdapat di awal paragraph sedangkan paragraf induktif ide pokoknya terletak di akhir paragraf
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. menurut Saya figure guru yang baik adalah memiliki :
    a. Kompetensi : guru harus memiliki kemampuan mengajar dan mendidik secara professional, memiliki kemampuan yang optimal pada disiplin ilmu yang diampunya, dan mencintai pekerjaannya.
    b. Kepribadian :
    • Planner: memiliki program pembelajaran yang efektif.
    • Inofator: memiliki kemampuan untuk melakukan pembaharuan yang berkaitan dengan pola pembelajaran, metode, media, system, dan alat evaluasi.
    • Motivator: mampu memiliki dan memberi untuk terus belajar.
    • Capable personal: memiliki kemampuan, kecakapan, dan pegetahuan pembelajaran yang efektif.
    • Developer: guru mau untuk terus mengembangkan diri dan siswanya.
    c. Kemampuan social: guru bertindak sebagai fasilitator, pelindung, pembimbing, dan mempunyai figure yang baik (disiplin dan bertanggung jawab)
    10. Guru, karena guru adalah orang yang bertanggung jawab menyampaikan pelajaran kepada siswa. Pelajaran akan mudah diserap apabila guru memberikannya denagn menyenangkan sehingga murid akan tertarik terhadapa pelajaran tersebut atau sebaliknya.

    Juni 24, 2009 pukul 12:37 pm

  59. OKY

    Nama : Oky Natacya devi
    NIM : 060210402287
    Angkatan : 2006

    Jawaban

    1. Paragraf deduktif adalah paragraph dengan proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan yang bersifat khusus.
    contoh: Pelaku bisnis sering dihadapkan pada resiko yaitu resiko bersifat strategis dan resiko yang bersifat operasional. Resiko strategis merupakan pengeluaran yang mengharuskan perusahaan untuk berfikir pada skala strategis sedangkan resiko operasional dapat terjadi pada pemsok, yang dapat terjadi pada aspek produktif.
    2. Jenis-jenis klausa
    a. Klausa kalimat majemuk setara adalah klausa yang ada dalam kalimat majemuk setara dan mempunyai kedudukan yang sama.
    Contoh :
    1) Adik datang lalu pergi ke kampus lagi.
    2) Kakak membaca koran dan adik bermain bola.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang mempunyai kedudukan tidak sama berfungsi menerangkan klausa lainnya.
    Contoh :
    1) Bu Ratna jatuh sakit, setelah suaminya meninggal.
    2) Meskipun hari libur, ia tetap belajar.
    c. Klausa gabungan klaimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang terdiri atas tiga klausa atau lebih.
    Contoh ;
    1) Setelah ayahnya meninggal dan ibunya menukah lagi, dia pindah ke Bandung.
    2) Ketika aku datang, dia tersenyum padaku dan memelukku erat.
    3. a. peyorasi adalah proses perubahan makna menjadi lebih rendah dari makna semula.
    Contoh : beranak dirasakan lebih kasar daripada melahirkan.
    b. sinestesia adalah penggunaan bahasa akibat pertukaran tanggapan akibat dua indra yang berbeda.
    Contoh : wajahnya sangat manis (rasa manis seharusnya ditanggap oleh indra perasa tetapi tertukar menjadi indra penglihat)
    c. asosiasi adalah perubahan makna sebagai persamaan sifat.
    Contoh : saya naik garuda ke Medan.
    d. afiksasi adalah proses penambahan imbuhan pada kata asal atau kata dasar. Imbuhan ini memiliki prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.
    Contoh : memukul (prefiks), gerigi (infiks, ), makanan (sufiks), dan kemanusiaan (konfiks).
    4. kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan dalam menganalisis buku teks mengenai kekurangan dan kelebihannya. Kesalahan dalam pengkajian buku ini mengakibatkan pengembangan untuk membuat buku teks menjadi lebih baik lagi tidak akan berjalan lancar.
    5. a. kata ulang adalah perulangan bentuk seluruhnya atau sebagian. Baik dengsn variasi fonem maupun tidak.
    Contoh : pepohonan, lauk-pauk, berjalan-jalan.
    b. perluasan makna adalah perubahan makna yang terjadi pada sebuah kata dari yang sempit menjadi meluas akibat berbagai factor.
    Contoh : saudara (makna dahulu= sekandung, makna sekarang= siapapun yang mempunyai kesamaan asal usul di sebut saudara)
    c. penyempitan makna adalah perubakan makna dari kata yang luas maknanya menjadi sempit pada sebuah makna saja.
    Contoh : sarjana (makna dahulu= orang pandai, makna sekarang= orang yang lulus dari perguruan tinggi)
    d. paragraph analogi adalah paragraph yang membandingkan sesuatau yang dikenal oleh umum dengan kurang dikenal oleh umum.
    Contoh :
    Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu baik tidak mudah digoyahkan apalagi dirobohkan. Siapapun yang ingin merusak akan sia-sia saja sedangkan tiang yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan. Begitu pula denagn keimanan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang beriman kuat tidak akan mudah goyah oleh godaan yang merusak iman.
    6. a. Saya naik garuda ke Surabaya.
    b. PT. Asri telah gulung tikar.
    c. Manchester United menjadi juara dalam liga champion.
    d. Maaf, hanya menyiapkan ala kadarnya saja.
    7. a. karangan argumentasi berisi tentang pendapat untuk menguatkan suatu topic permasalahan sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang merupakan suatu pemaparan tentang peristiwa secara kronologis.
    b. kalimat berpelengkap tidak dapat dipasifkan sedangkan kalimat berobjek dapat dipasifkan
    c. paragraph deduktif memiliki ide pokok di awal paragraph sedangkan paragraph induktif memiliki ide pokok di akhir paragraph.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Guru yang baik adalah guru yang mencintai karirnya denagn sepenuh hati agar memiliki karir yang berhasil. Ia harus onsisiten dan memiliki kemampuan agar mampu melaksanakan tugasnya melayani anak didik dengan baik. Guru harus menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya. Guru tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran tetapi juga dapat membentuk kepribadian seorang anak. Guru harus bias menjadi figure yang dicontoh anak didiknya. Denagn kata lain, guru harus konsekuen serta konsisten dalam menjaga keharmonisan antara ucapan, larangan, dan perintah dengan amal perbuatannya sendiri. Selain itu sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan idola oleh anak didiknya.
    10. Guru, karena guru memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan sukses dan tidaknya suatu proses pembelajaran. Guru dituntut memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat lewat pengajaran dengan senyaman mungkin kepada pemakai asa yang membutuhkannya agara para peserta dididk mampu menerima pelajaran dengan baik tanpa ada paksaan.

    Juni 24, 2009 pukul 12:43 pm

  60. nurul elfatulfaris

    Nama : Nurul Elfatul Faris
    NIM : 070210482010
    Angkatan : 2007(PDG)

    1.Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utama (ide pokok) terdapat pada bagian awal kalimat sedangkan kalimat lainnya merupakan kalimat penjelas.
    Contoh
    Ribuan siswa SD/ MI dan SMP/ MTs hari-hari ini sedang menunggu nasib masuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Umumnya mereka akan memprioritaskan sekolah-sekolah negeri (dan favorit) sebagai pilihannya, guna mendapatkan prestasi akademik beikutnya. Untuk bisa diterima sebagai siswa baru sekolah-sekolah pilihannya itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Diantaranya hasil ujian nasional (Unas/ UASBN), tes lokal masing-masing sekolah, dan hasil tes kemampuan akademik (TPA). Jika salah satu tidak memenuhi syarat alias jeblok, biasanya sulit untuk menjadi siswa sekolah yang diinginkan.
    2.Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), Pelengkap (Pel), maupun keterangan (Ket). Berdasarkan struktur internnya, klausa dapat diklasifikasi menjadi dua jenis.
    a.Klausa Lengkap adalah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1.Klausa versi, yaitu klausa yang subjeknya mendahului predikat. Contoh :
    Sajadah baru itu sangat luas
    2.Klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya mendahului subjek. Contoh:
    Sangat luas sajadah baru itu

    b.Klausa Tidak Lengkap
    Yang dimaksud dengan klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    Contonya:
    ke Banyuwangi
    Selamat menikmati
    3. jawaban:
    a.Peyorasi adalah kata yang mengalami penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    mati-meninggal bunting-hamil
    pelacur-pekerja seks komersial bini-istri
    b.Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera
    Contoh:
    Tutur kata Anton sungguh manis, sehingga Elfa jatuh cinta.
    Kata manis biasanya dirasakan oleh indra pencecap. Tetapi dalam kalimat tersebut, kata manis dirasakan oleh indra pendengaran.
    c.Asosiasi adalah kata yang muncul dengan makna tertentu karena memiliki persamaan sifat.
    Contoh:
    Sayang sekali perkataannya terlalu berbusa-busa!
    Ajaran guruku menjadi cerminan jalan hidupku.
    d.Afiksasi terbagi menjadi empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
    Contoh:
    Awalan : {ber-} + dusta => berdusta
    {meN-} + putar => memutar
    Sisipan : {-em} + tamu => tetamu
    Akhiran : {-kan} + pilih => pilihkan
    Awalan dan akhiran : {pe-an} + desa => pedesaan
    4. Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks menurut pandangan saya adalah Suatu buku teks dikatakan salah apabila di dalam materi pelajaran terdapat suatu kesalahan. Pengkajian buku teks ini bermaksud mengetahui isi suatu buku tersebut apakah sesuai dengan teori yang sudah ada dan bila terdapat kesalahan maka dapat dengan segera diperbaiki. Jadi, analisis ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemberian materi dari buku teks kepada siswa.
    5. Jawaban:
    a.Kata Ulang
    Kata ulang adalah berdasarkan jenisnya, kata ulang dapat diklasifikasi menjadi empat, yaitu
    1)Kata ulang utuh yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar.
    Contoh:
    Panas-panas
    Pohon-pohon
    2)Kata ulang sebagian yakni perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata dasar.
    Contoh”
    Pertalian
    Pepohonan
    3)Kata ulang berimbuhan yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat (afiks).
    Contoh:
    Berumbai-rumbai
    Berandai-andai
    4)Kata ulang berubah bunyi yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata dasarnya.
    Contoh:
    Mondar-mandir huru-hara
    b.Perluasan Makna adalah peristiwa perluasan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh:
    Petani : dahulu digunakan untuk menyebut orang yang bekerja di sawah, sekarang dapat digunakan pada bidang lain seperti: perikanan.
    Kepala : dahulu digunakan untuk menyebut bagian organ tubuh yang berada di atas, sekarang digunakan untuk sebutan pemimpin.
    Kursi : dahulu digunakan untuk menyebut alat
    c.Penyempitan Makna adalah peristiwa penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    mati-meninggal
    pelacur-pekerja seks komersial
    d.Paragraf analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
    Contoh:
    Setiap manusia harus saling tolong menolong. Jika membantu seseorang kita harus benar-benar ikhlas. Seperti sebuah lilin yang memberikan cahaya untuk menerangi kegelapan. Lilin tidak pernah berlaku sombong dalam menolong siapapun. Dia dengan ikhlas menerangi kegelapan dan memberi cahaya meski dirinya sendiri lebur. Tiap pengorbanan membutuhkan totalitas dan tanpa mengharap imbalan. Hiduplah seperti lilin meskipun kecil namun hidupnya penuh dengan kebajikan dan manfaat.
    6. Beri contoh:
    a.Majas metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya.
    Contoh:
    Aku belajar mengendarai kijang.
    Bibi membawa segalon aqua.
    b.Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan–ungkapan halus, untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
    Contoh:
    Kemiskinan membuat ia menjadi kupu-kupu malam.
    Para tuna susila di bawah jembatan semanggi itu terkena razia.
    c.Majas sinekdok totem pro parte adalah gaya ahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapu yang dimaksudkan sebagian.
    Contoh:
    Rakyat berbahagia atas terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden Indonesia.
    Flu babi telah menyerang Eropa.
    d.Majas Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
    Contoh:
    Tasyakuran kecil-kecilan yang ibu adakan tadi pagi sangat hikmat.
    Uang seratus ribu ini mungkin hanya bisa digunakan untuk membeli segelas air.
    7. Jawaban:
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Karangan ini biasanya digunakan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Contohnya adalah hasil suatu penelitian bahasa daerah.
    Kata eksposisi berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan, atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Untuk mendukung akurasi pemaparannya, sering pengarang eksposisi menyertakan bentuk-bentuk nonverbal seperti grafik, diagram, tabel, atau bagan dalam karangannya. Pemaparan dalam eksposisi dapat berbentuk uraian proses, tahapan, cara kerja, dan sebagainya dengan pola pengembangan ilustrasi, definisi, dan klasifikasi.
    c.Kalimat Berpelengkap  VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga kalimat tersebut bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.
    Kalimat Berobjek
    Kalimat Berpelengkap
    1.Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)

    2.Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3.Dapat dipasifkan.
    4.Dapat diganti dengan -nya
    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan
    Persamaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap ialah keduanya berada di belakang predikat.
    d.Paragraf Deduktif  VS Paragaraf Induktif
    Paragraf Deduktif
    Paragraf Induktif
    Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang umu untuk menuju kepada kesimpulan khusus.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang umum baru kemudian ke hal-hal yang khusus
    Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang khusus baru kemudian ke hal-hal yang umum.

    8.  Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan / disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi   menolong kakek tua / yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. Figur guru yang baik adalah guru yang dapat memberi contoh kepada siswa dan perilakunya menjadi cerminan bagi siswanya. Guru yang baik mampu menguasai kelas dan memahami karakter tiap anak didiknya serta mampu memperlakukan semua siswanya dengan adil. Guru yang baik juga dapat menjadi orang tua sekaligus teman. Guru yang baik juga selalu membuat suasana kelas menjadi hidup, menyenangkan dan penuh warna, sehingga kehadiran guru selalu di tunggu oleh siswa.
    10. Menurut pendapat saya yang paling bertanggung jawab jika siswa tidak menyukai suatu mata pelajaran ialah tenaga pendidik (guru). Guru yang baik selalu menyampaikan materi dengan bernagai metode yang sekiranya dapat memancing keinginan siswa untuk belajar dan membuat mereka bersemangat dalam belajar. Jika suatu materi disampaikan dengan baik dan menyenangkan tentu siswa juga merasa senang untuk belajar. Guru harus mampu membuat materi itu menjadi mudah untuk dipelajari dengan penyampaian yang mudah juga sesuai dengan kemampuan bahasa siswa. Namun jika semua itu telah dilakukan guru dan siswa tetap tidak menyukai pelajaran, maka guru tidak sepenuhnya dapat disalahkan.

    Juni 24, 2009 pukul 12:45 pm

  61. Nama : Helmi Nilasari
    NIM : 060210402356
    Angkatan : 2006
    TUGAS ANALISIS BUKU TEKS

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan peryataan-peryataan umum sehingga dapat ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
    Contoh: Penduduk pantai yang bermata pencaharian sebagai nelayan masih menggunakan peralatan tradisional dan berpendapatan pas-pasan. Dengan demikian, nelayan tradisional berpendapatan pas-pasan.
    2. Jenis klausa antara lain yaitu:
    a. Klausa kalimat majemuk setara adalah klausa yang ada didalam kalimat majemuk setara (koordinatif). Artinya, tiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang sama.
    Contoh: – Rudi pergi kekampus atau kerumah temanya.
    – Paman mencangkul disawah, tetapi bibi hanya dirumah.
    b. Klausa kalimat majemuk bertinggkat adalah klausa yang ada didalam kalimat majemuk bertingkat (subordinatif). Artinya tiap klausa atau masing-masing klausa mempunyai kedudukan yang tidak sama, klausa yang satu sebagai induk kalimat dan klausa yang lain menjadi anak kalimat.
    Contoh: – meskipun sudah kaya raya ia tetap bekerja keras.
    – Pak Amar pindah ke Solo setelah istrinya meninggal dunia.
    c. Klausa gabungan merupakan gabungan kalimat majemuk setara dan bertingkat (kalimat subordinatif- koordinatif) terdiri atas tiga klausa atau lebih.
    Contoh: – Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meningal dan ibunya kawin lagi.
    – Ketika hujan turun, bapak sedang nonton TV dan ibu memasak didapur.

    3. a). Peyorasi: Suatu proses perubahan makna menjadi lebih jelek / lebih rendah dari pada makna semula.
    Contoh: – Gelandangan dirasakan lebih kasar daripada Tunawisma.
    b). Sinestesia: Merupakan akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.
    Contoh: – Kata-katanya sangat pedas ditelinga.
    c). Asosiasi: Merupakan perubahan makna sebagai persamaan sifat.
    Contoh: – Kursi itu telah lama ia idam-idamkan.
    d). Afikasi: Proses penambahan afiks atau imbuhan yang meliputi penambahan prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), dan konfiks.
    Contoh: – Ber + lari = Berlari (prefiks)
    – Mati + kan = Matikan (sufiks)
    – Per + atur + an = Peraturan (konfiks)
    – Guruh + em = Gemuruh (infiks)

    4. Kesalahan dalam mengkaji buku teks menyangkut kekurangan dan kelebihanya sehingga menghambat proses pengembangan pengetahuan buku teks

    5. a). Kata ulang adalah perulangan bentuk baik seluruhnya ataupun sebagian, baik dengan fariasi fonem maupun tidak.
    Contoh: – Adik berlari-lari dikebun.
    – Kakak kumpul-kumpul diteras depan rumah.
    b). Perluasan makna : Perubahan makna dari kata yang lebih khusus ke yang lebih umum.dengan kata lain bahwa cakupan makna pada masa kini lebih luas maknanya dari masa lalu.
    Contoh: – Putri
    Makna dahulu : pangilan untuk anak perempuan raja.
    Makna sekarang : pangilan untuk semua anak perempuan.
    c). Penyempitan makna : Perubahan makna dari kata yang memiliki makna yang cukup luas kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.
    Contoh : Madrasah
    Makna dahulu : Nama untuk semua sekolah.
    Makna sekarang : Nama untuk sekolah islam.
    d). Paragraf analogi : Paragraf yang membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal itu.
    Contoh : Percabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebihserta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan percabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu cabang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan bertumbuh menjadi cabang-cabang baru. Demikian seterusnya, begitu pula percabangan pada bahasa.

    6. a. Dody selalu menghisap Djarum Super.
    b. Pikiran sehatnya semakin merosot akhir-akhir ini.
    c. Bandung menangkan kompetisi sepak bola nasional.
    d. Terimalah pemberianku yang tak berharga ini.

    7. a. Karangan argumentasi berisi tentang pendapat sedangkan karangan ekposisi berisi tentang pemaparan suatu permasalahan.
    b. Kalimat berpelengkap yaitu kalimat yang tidak dapat dipasifkan sedangkan kalimat berobjek dapat dipasifkan.
    c. Paragraf deduktif yaitu paragraph yang diawali peryataan umum dan diakhiri dengan peryataan khusus sedangkan induktif adalah kebalikan dari paragraph deduktif.

    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang mengelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke Puskesmas.

    9. Figur guru yang baik yaitu guru harus memiliki jiwa yang konsisten. Dalam konsistensi dalam menegakan peraturan dan apa yang sudah menjadi kesepakatan dikelas, waktu 45 menit saat kita mengajar akan banyak dihabiskan untuk mendiamkan siswa. Selain konsisten seorang guru dituntut utuk memiliki kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu guru berperan sebagai motivator, innovator, planer, capable, personal, dan developer.

    10. Yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran menurut saya yaitu adalah guru. Karma apabila seorang guru tidak dapat memberikan sebuah mata pelajaran dengan menarik dan menyenangkan maka akan membuat siswa tidak suka terhadap mata pelajaran tersebut. Untuk itu seorang guru harus menguasai materi dengan baik sehingga dapat menyampaikan dengan menyenangkan agar dapat membuat siwa suka terhadap mata pelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 12:46 pm

  62. Nama : Dwi Hidayati
    NIM : 060210402377
    Angkatan :2006

    Jawaban

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya terletak pada awal paragraf
    Contoh Banyak situs bersejarah di wilayah Kabupaten Sukabumi yang tidak terawatt. Bahkan sejumlah situs purbakala yang telah hancur akibat penggalian harta karu dan ulah sebagian masyarakat. Padahal, benda purbakala tersebut memiliki nilai histories yang sangat tinggi. Situs-situs itu memiliki berbagai bentuk, nilai dari punden berundak, menhir, dan beberapa jenis bangunan lain yang menandai adanya amsyarakat pada zaman batu.
    2. Jenis-jenis klausa
    a. Klausa kalimat majemuk setara adalah klausa yang mempunyai kedudukan yang setara yang terdapat dalam kalimat mejemuk setara
    Contoh :
    1) Kamu memilih pulang ke Bandung atau ke Bogor
    2) Paman memotong rumput dan bibi memasak di dapur.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat adalah klausa yang tidak mempunyai kedudukan yang sama (terdapat satu induk kalimat dan satu atau lebih anaka kalaimat) yang terdapat dalam kalimat mejemuk bertingkat.
    Contoh :
    1) Walaupun dia anak orang kaya, ia tidak sombong terhadap sesame.
    2) Orang itu sudah pindah rumah sebelum anaknya lulus sarjana.
    c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat adalah gabungan dari tiga klausa atau lebih dimana terdapat satu induk kalimat (lausa bertingkat) dan dua anak kalimat (klausa setara).
    Contoh ;
    1) Ketika aku tidur, Bapak membaca Koran dan Ibu menjahit baju.
    2) Meskipun hujan turuderas, Naila dan Anton tetap berangkat sekolah.
    3. a. peyorasi adalah perubahan makna dari makna yang baik menjadi makna yang lebih jelek.
    Contoh : Bibi Anton mampus tadi pagi ( kata mampus lebih kasar daipada meninggal)
    b. sinestesia adalah perubahan makna yang melibatkan dua panca indra yang berbeda.
    Contoh : pedas benar kata-katamu (pedas merupakan tanggapan indra pengecaptapi dipakaisebagai tanggapan indra pendengar)
    c. asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat
    Contoh : Bu Indra memberikan apmlop kepada kepala sekolah agar anaknya naik kelas (amplop= uang suap)
    d. afiksasi adalah proses pelekatan atau penambahan imbuhan (prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks) pada kata asal atau kata dasar.
    Contoh : membaca (prefiks), gemetar (infiks, ), minuman (sufiks), dan melahirkan (konfiks).
    4. kesalahan dalam pengkajian buku teks adaalh kesalah atau penyimpangan dari kaidah mengkaji sebuah buku teks tentang kekurangan dan kelebihan buku tersebut. Sehingga hasil akhir dari kajian yang salah tersebuat akan mengahambat pengembangan buku teks itu sendiri.
    5. a. kata ulang adalah kata yang mengalami perulangan bentuk seluruhnya atau sebagian. Baik dengsn variasi fonem maupun tidak.
    Contoh : anak-anak, mondar-madir, lelaki, dan pukul-memukul
    b. perluasan makna adalah gejala yang terjadi pada kata yang mulanya memiliki makna yang sempit tetapi karena beberapa faktor menjadi memiliki makna yang lebih luas
    Contoh : Bapak (makna dahulu= orang tua lali-laki kandung, makna sekarang= orang uang mempunyai kekuasaan atau orang yang lebih tua.)
    c. penyempitan makna adalah gejala yang terjadi pada kata yang mulanya memiliki makna yang luas tetapi karena beberapa faktor menjadi memiliki maknanya menyempit
    Contoh : Pendeta (makna dahulu= orang yang berilmu, makna sekarang= guru agam kristen)
    d. paragraf analogi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf yang membandingkan dua hal dimana hal yang satu dikenal oleh umum dan yang lain kurang dikenal.
    Contoh :
    Perawatan tanaman dilakukan dengan seksama yaitu diberi pupuk, disirami, dan disisngi rumput yang mengganggunya. Sehingga tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah dapat dinikmati dengn rasa puas. Begitu pula dengan manusia. Sejak bayi, ibu memperhatikan gizi, memberikan kasih sayang dan pendidikan yang layak serta menghindari hal-hal yang negatif. Kelak si anak menjadi orang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang lain. Jadi, merawat anak dan membesarkan anak menjadi orang yang berguna seperti merawat tanaman untuk memeroleh kualitas yang baik.
    6. a. Paman pergi ke Bandung naik Honda Jazz
    b. Kekuatan rupiah atas dolar semakin melemah.
    c. Indonesia mendapatkan medali emas dalam olimpiade Bahasa Indonsia.
    d. singgahlah di gubuk kami.
    7. a. karangan argumentasi merupakan karangan yang memuat pendapat dari penulis tentang suatu hal yang dikuatkan dengan fakta-fakta sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sebuah proses secara kronologis.
    b. kalimat berpelengkap tidak dapat dipasifkan sedangkan kalimat berobjek dapat dipasifkan dan objek dapat menempati fungsi subjek bila kalimat dipasifkan.
    c. Dalam paragraf deduktif ide pokony aterdapat di awal paragraph sedangkan paragraf induktif ide pokoknya terletak di akhir paragraf
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya / dan disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas.
    9. menurut Saya figure guru yang baik adalah memiliki :
    a. Kompetensi : guru harus memiliki kemampuan mengajar dan mendidik secara professional, memiliki kemampuan yang optimal pada disiplin ilmu yang diampunya, dan mencintai pekerjaannya.
    b. Kepribadian :
    • Planner: memiliki program pembelajaran yang efektif.
    • Inofator: memiliki kemampuan untuk melakukan pembaharuan yang berkaitan dengan pola pembelajaran, metode, media, system, dan alat evaluasi.
    • Motivator: mampu memiliki dan memberi untuk terus belajar.
    • Capable personal: memiliki kemampuan, kecakapan, dan pegetahuan pembelajaran yang efektif.
    • Developer: guru mau untuk terus mengembangkan diri dan siswanya.
    c. Kemampuan social: guru bertindak sebagai fasilitator, pelindung, pembimbing, dan mempunyai figure yang baik (disiplin dan bertanggung jawab)
    10. Guru, karena guru adalah orang yang bertanggung jawab menyampaikan pelajaran kepada siswa. Pelajaran akan mudah diserap apabila guru memberikannya denagn menyenangkan sehingga murid akan tertarik terhadapa pelajaran tersebut atau sebaliknya.

    Juni 24, 2009 pukul 12:47 pm

  63. teguh basuki

    NAMA : TEGUH BASUKI
    NIM : 060210402157
    ANGKATAN : 2006

    JAWABAN SOAL UAS ANALISIS BUKU TEKS

    1. Paragraf deduktif: pafagraf yang kalimat utamanya terdapat diawal paragraf.
    Contoh:
    Sebuah karangan menuntut kepaduan keseluruhan paragraf. Paragraf pemnbuka, paragraph peralihan, dan paragraph penutup harus menghasilkan kepaduan karangan. Hal itu dapat dihasilkan dengan menjalin hubungan logis, keruntutan, dan kepaduan karangan. Hal itu dimaksudkan agar paragraph dapat mencapai target penulisan.

    2. Klausa dalam kalimat majemuk terdiri atas tiga macam:
    a. Klausa kalimat majemuk setara: klausa yang ada didalam kalimat majemuk setara. Setiap klausa memilik kedudukan yang sama.
    Contoh: Paijo membeli buku dan Paidi membaca novel.
    Ahmad berangkat ke kantor lalu pergi ke Jakarta.
    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat: klausa yang ada didalam kalimat majemuk bertingkat. Setiap klausa memilik kedudukan yang tidak sama, salah satu sebagai induk kalimat dan klausa lainnya sebagai anak kalimat.
    Contoh: Dewi pergi ke Jakarta setelah melihat teman-temannya sukses.
    Keluarga korban terus menyisir pantai meskipun tim SAR menghentikan pencarian
    c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
    Contoh: Ketika hujan turun, tanggul mulai runtuh dan banjir merusak ladang.
    Saya menulis surat lalu memasukkan dalam bis surat, setelah membubuhi perangko.

    3. Pengertian dan contoh:
    a. Peyorasi: suatu proses perubahan makna menjadi lebih jelek/ lebih rendah daripada makna semula. Peyorasi berasal dari bahasa latin Pejor “ jelek/buruk ”. Proses ini adalah kebalikan dari amelioratif.
    Contoh :Bini dirasakan lebih kasar daripada istri.
    Kroni dirasakan lebih kasar daripada sahabat.
    b. Sinestesia merupakan akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
    Contoh :
    – Darahnya mendidih mendengar perkataan Aris.
    – Wajahnya manis sekali.
    c. Asosiasi merupakan perubahan makna sebagai persamaan sifat.
    Contoh :
    – Ariel benar-benar menjadi bintang di Indonesia
    Kata bintang pada kalimat di atas berasosiasi atau bersamaan sifat dengan orang terkenal.
    d. Afiksasi disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal. Contoh: lari menjadi melarikan, dilarikan,pelarian, berlari dsb.
    4. “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks” adalah kesalahan dalam pemetaan materi dalam buku teks kaitanya dengan kesesuaian tema dengan kompetensi yang akan diangkat.
    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian.
    Contoh: adik main mobil-mobilan
    b. Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
    Kata Makna lama Makna baru
    berlayar Melaut menggunakan kapal layar Melaut secara keseluruhan.
    c. Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
    Kata Makna lama Makna baru
    kitab Buku pengetahuan Buku keagamaan
    d. Paragraf Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan. Contoh:
    Sapi sering digunakan untuk menarik pedati. Kemampuan sapi dalam menarik pedati sangat bergantung dari ukuran tubuhnya, sapi yang kekar mampu menarik pedati dengan mudah. Sapi juga sering digunakan untuk membajak sawah. Demikian halnya dengan kerbau, hewan ini juga digunakan untuk membajak sawah. Kerbau memiliki bentuk tubuh yang lebih kekar dan kuat dari seekor sapi. Oleh karena itu, pastilah kerbau akan lebih mudah menarik pedati dari pada sapi.
    6. Beri contoh:
    a. Majas Metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
    Contoh: Ani meminum aqua.
    b. Majas Eufemisme adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
    Contoh: Dia memang tidak terlalu menguasai bidang ini.
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian.
    Contoh: Indonesia kalah telak 3-0 dengan Malaysia.
    d. Majas Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: Demikianlah sekelumit bantuan yang dapat kami berikan.
    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar. Pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya. Pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat Berobjek
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan –nya
    Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan
    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf deduktif : paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
    Pargaragraf Induktif : Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
    8. Ketika /hujan turun dengan derasnya/ dan /disertai guntur yang menggelegar/
    Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas/.
    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
     Memiliki kepribadian yang baik, sopan, santun dan berwibawa.
     Guru yang dapat mentransformasikan ilmu pengetahuannya kepada siswa.
     Mampu memotivasi dan mengendalikan emosi murid.
     Bertanggung jawab.
     Kreatif, inovatif dan aktif.
    10. Yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah guru. Sukses dan tidaknya transformasi ilmu tergantung dari kemampuan guru dalam memngemas pelajarn yang diampu menjadi lebih menarik.

    nb: saya juga kirim di e-mail bapak. tugas saya lampirkan.

    Juni 24, 2009 pukul 12:51 pm

  64. dyah kirana

    Nama : Dyah Kirana
    NIM : 070210482008
    Angkatan 2007-PDG
    1. Jelas dengan memberi contoh paragraf Deduktif! (Contoh tidak boleh sama apabila ditemukan Kesamaan dalam contoh dan jawaban maka Anda Tidak Lulus).
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utama terdapat pada bagian awal kalimat sedangkan kalimat penjelasnya berada di akhir paragraf.
    Contoh paragraf deduktif
    Philipo Antazhira Widyztya, 3, adalah salah seorang yang terlihat menikmati NBA Madness. Dia tampak asyik bermain di bawah ring, di arena permainan booth Honda. Meski belum tahu arti permainan dan belum bisa ikut bermain, dia loncat-loncat kegirangan setiap kali ada peserta yang mampu memasukkan bola.
    Terkadang, dia sampai berteriak-teriak dan berguling-guling. ‘Dira selalu suka bola. Tingkahnya seperti itu selalu melihat bola,’ Tutur Soedarso, 65, kakek Dira yang tampak kelelahan meladeni sang cucu.

    2. Jelaskan Jenis-jenis Klausa dengan menyertakan contoh masing-masing 2(dua)!
    Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), Pelengkap (Pel.), maupun keterangan (Ket.). Berdasarkan struktur internnya, klausa dapat diklasifikasi menjadi dua jenis.
    a. Klausa Lengkap
    Yang dimasksud dengan klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir.
    Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
    1. Klausa versi, yaitu klausa yang subjeknya mendahului predikat. Contoh :
    Halaman rumah itu sangat luas
    2. Klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya mendahului subjek. Contoh:
    Sangat luas halaman rumah itu

    b. Klausa Tidak Lengkap
    Yang dimaksud dengan klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
    Contonya:
    Selamat pagi
    Ke Surabaya

    3. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Peyorasi adalah kata yang mengalami penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    perempuan-wanita
    bini-istri
    b. Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera
    Contoh:
    Ibu itu terlihat sangat dingin.
    Kata dingin biasanya dirasakan oleh indra perasa. Namun, pada kalimat di atas, makna kata dingin berubah dirasakan oleh indra penglihatan.
    c. Asosiasi adalah kata yang muncul dengan makna tertentu karena memiliki persamaan sifat.
    Contoh:
    Hati-hati dengan lelaki itu karena jika berbicara selalu berbunga-bunga.
    d. Afiksasi di dalam bahasa Indonesia terbagi empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
    Contoh:
    Awalan : {ber-} + main => bermain
    {meN-} + masak => memasak
    Sisipan : {-em} + tamu => tetamu
    Akhiran : {-kan} + ambil => ambilkan
    Awalan dan akhiran : {pe-an} + gunung => pegunungan

    4. Jelaskan dengan singkat pengertian “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks” dari kacamata Saudara!
    Suatu teks dikatakan salah apabila di dalam materi pelajaran terdapat suatu kesalahan baik dalam penyajiannya maupun dalam pemberian contoh materi.
    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata Ulang
    Kata ulang adalah
    Berdasarkan jenisnya, kata ulang dapat diklasifikasi menjadi empat, yaitu
    1) Kata ulang utuh yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar.
    Contoh:
    Makan-makan
    Jalan-jalan
    2) Kata ulang sebagian yakni perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata dasar.
    Contoh”
    Pepohonan
    Tetamu
    3) Kata ulang berimbuhan yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat (afiks).
    Contoh:
    Berjalan-jalan
    Berlari-lari
    4) Kata ulang berubah bunyi yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata dasarnya.
    Contoh:
    Mondar-mandir

    b. Perluasan Makna
    Yang dimaksudkan dengan perluasan makna yaitu peristiwa perluasan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh:
    1) Bapak : dahulu digunakan untuk menyebut orang tua laki-laki. Kata “bapak” mengalami perluasan makna digunakan untuk menyebut laki-laki yang lebih tua.
    2) Saudara : dahulu digunakan untuk menyebut saudara kandung atau masih memiliki hubungan darah, sedangkan sekarang kata saudara digunakan untuk menyebut semua orang

    c. Penyempitan Makna
    Yang dimaksudkan dengan penyempitan makna yaitu peristiwa penurunan nilai rasa dari makna sebelumnya.
    Contoh :
    mampus-tewas
    pelacur-pekerja seks komersial

    d. Paragraf Analogi
    Di dalam hidup bermasyarakat, kita hendaknya dapat meneladani burung bangau. Jika ada satu bangau yang kelelahan dan keluar dari formasi, maka dengan senang hati bangau yang lain akan cepat menolong dan formasi tetap pada semula tidak akan berubah hingga sampai di tujuan. Tidak menutup kemungkinan sang pemimpin akan mengalami kesulitan dan merasa kelelahan maka dengan senang hati bangau yang lain akan menggantikannya dengan berpedoman pada yang berada di belakangnya. Hal ini menggambarkan bahwa berbagi dalam kepemimpinan, harus ada rasa saling menyadari pentingnya saling menghormati dan percaya di antara anggota kelompok. Saling berbagi tugas atau masalah yang paling berat.
    6. Beri contoh:
    a. Majas metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai penggantinya.
    Contoh:
    Ibuku membeli ajinomoto di warung Bu Amir.
    Ayah mengendarai chevrolet.
    b. Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan–ungkapan halus, untuk menggantikan ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
    Contoh:
    Andai saja Tono tidak panjang tangan pasti dia menjadi pegawai di sini.
    Dia akan tetap menjadi bunga desa meskipun dia sudah menikah.
    c. Majas sinekdok totem pro parte adalah gaya ahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapu yang dimaksudkan sebagian.
    Contoh:
    Indonesia berhasil merebut piala Thomas dalam kejuaraan bulu tangkis.
    Untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, RT 9 mengadakan lomba siskamling.

    d. Majas Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil – kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litotes merupakan lawan dari hiperbola.
    Contoh:
    Mampirlah ke gubukku.
    Bisakah kamu membaca tulisanku yang seperti cakar ayam ini?

    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi

    Pembeda Karangan Argumentasi Karangan Ekposisi
    Definisi

    Tujuan

    Contoh Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau
    penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
    pernyataan-pernyataan yang logis.

    Digunakan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.

    Hasil penelitian Karangan eksposisi adalah
    karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
    (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan
    memperluas pengetahuan kepada pembacanya.

    Digunakan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu mengenai informasi.

    artikel ilmiah, makalah-makalah
    untuk seminar, simposium, atau penataran.

    c. Kalimat Berpelengkap  VS kalimat berobjek
    Kalimat berobjek adalah kalimat yang menggunakan objek sehingga kalimat tersebut bisa dipasifkan.
    Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap. kalimat berpelengkap tidak bisa dipasifkan.
    Berikut ini perbedaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap.

    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)

    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan
    Persamaan kalimat berobjek dan kalimat berpelengkap ialah keduanya berada di belakang predikat.

    d. Paragraf Deduktif  VS Paragaraf Induktif

    Paragraf Deduktif Paragraf Induktif
    Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang umu untuk menuju kepada kesimpulan khusus.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang umum baru kemudian ke hal-hal yang khusus Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum.
    Terlebih dahulu menyebutkan hal-hal yang khusus baru kemudian ke hal-hal yang umum.

    8.  Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing-masing klausa!
    Ketika hujan turun dengan derasnya / dan / disertai guntur yang menggelegar / Andi pergi   menolong kakek tua / yang kelaparan itu ke puskesmas.

    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Menurut pendapat saya figur seorang guru yang baik yaitu guru yang dapat membuat siswa-siswinya tertarik untuk mengikuti mata pelajaran dan membuat mereka menyukai mata pelajaran tersebut. Selain itu guru yang baik dapat memahami karakter siswa-siswinya dan tidak pilih-pilih dalam memberi nilai. Dengan kata lain tidak menganakemaskan seseorang.

    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Menurut pendapat saya yang paling bertanggung jawab ialah tenaga pendidik (guru). Seharusnya guru dapat menarik

    Juni 24, 2009 pukul 12:52 pm

  65. pak kasianiani sayaaa, kasi nilai A YAAAAAA !

    NAMA : SABIQ ULUL ALBAB
    NIM : 060210402065
    ANGKATAN : 2006
    (aloemagada@yahoo.com )
    JAWABAN SOAL UAS ANALISIS BUKU TEKS
    1. Paragraf deduktif: pafagraf yang gagasan utamanya terdapat diawal paragraph berpola dari umum ke khusus.
    Contoh:
    Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras seminggu lalu harganya Rp.4500/kg sekarang harganya naik menjadi Rp.6000/kg. Gula pasir melonjak dari Rp.6000 menjadi Rp.9000/kg. Minyak goreng walaupun tidak seberapa naiknya tetapi secara beringsut naik dari Rp.9500/kg bulan lalu menjadi Rp.10000/kg sekarang. Terigu kini mencapai Rp.8000/kg sedang minggu lalu masih Rp.7200/kg. Minyak tanah dari Rp.2000/liter kini berubah menjadi Rp.3000/liter.

    2. Klausa dalam kalimat majemuk setara terdiri atas tiga macam:
    a. Klausa kalimat majemuk setara: klausa yang ada didalam kalimat majemuk setara (koordinatif). Masing-masing klausa memilik kedudukan yang sama.
    Contoh :
    * Pagi-pagi aku pergi ke pasar lalu mampir ke rumah pacarku.
    * Sabiq sedang berlatih drama dan Muklis sedang bernyanyi.

    b. Klausa kalimat majemuk bertingkat: klausa yang ada didalam kalimat majemuk bertingkat (subordinatif). Setiap klausa memilik kedudukan yang tidak sama, salah satu sebagai induk kalimat dan klausa lainnya sebagai anak kalimat.
    Contoh:
    *Joni menang bertanding tinju / setelah ia berlatih dengan serius.
    Induk kalimat / anak kalimat

    *Meskipun sudah berumah tangga / ia tetap suka main perempuan.
    Induk kaalimat / anak kalimat

    c. Klausa gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
    Contoh:
    *Ketika membetulan genting adik bermain sepeda dan ibu memasak di dapur.
    *Ia pergi merantau ke Aceh / setelah diusir oleh mertuanya / dan istrinya kawin lagi.

    ( Sumber : Bahasa Indonesia untuk maahasiswa ; Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ : ANDI OFFSET.Yogyakarta )

    3. Pengertian dan contoh:
    a. Peyorasi: suatu proses perubahan makna menjadi lebih jelek/ lebih rendah daripada makna semula kebalikan dari amelioratif.
    Contoh :
    – Beranak dirasakan lebih kasar daripada melahirkan.
    – Engkau dirasakan lebih kasar daripada anda

    b. sinestesia merupakan akibat pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
    Contoh :
    – Bob, mukamu terlihat kusut benar
    – Ucapan mertuaku pedas sekali
    c. Asosiasi merupakan perubahan makna sebagai persamaan sifat.
    Contoh :
    – Buah tangan Aryo telah terkenal hingga luar negri
    – Kijang itu memakan korban tiga nyawa
    Kata Buah tangan pada kalimat di atas berasosiasi atau bersamaan sifat dengan kedudukan karya
    Kata Kijang pada kalimat di atas berasosiasi atau bersamaan sifat dengan kedudukan mobil.

    d. Afiksasi disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal.
    Contoh:
     lupa menjadi melupakan, dilupakan
     jadi ,menjadi , menjadikan dijadikan

    4. “Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks”
    Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah mengkaji kesalahan dalam penyusunan materi buku tek disetiap sekolah. Dimana pada setiap buku teks kemungkinan ada kesalahan dan Ketidak sesuaian buku teks untuk mengajar. Mengkaji Apakah buku teks tersebut sudah layak untuk pembelajaran di sekolah.
    5. Jelaskan dengan memberi contoh:
    a. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian.
    Contoh: Burung – burung beterbangan di pinggir pantai
    b. Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama. Contoh :
    – kata Kakak makna lama saudara sekaandung makna sekarang menjadi orang yang dianggap lebih dewasa.

    c. Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan makna baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula). Contoh :
     kata sastra dulu bermakna tulisan sekarang bermakna karya seni bahasa
     kata perawan dulu bermakna gadis yang belum menikah makna sekarang gadis yang masih suci/virgin.
    d. Paragraf Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan. Contoh:
    Kris John adalah seorang petinju. Para petinju memiliki ukuran tubuh kekar sehinngga pukulannya saat bertanding mampu merobohkan lawan demikian halnya dengan Ade Rai yang seorang binaragawan. Binaragawan juga memiliki tubuh yang sama kekar . Jadi pukulan Ade Rai sebagai binaragawan mampu merobohkan lawan seperti seorang petinju layaknya Kris John.
    6. Beri contoh:
    a. Majas Metonemia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.
    Contoh: reno membeli ferari.

    b. Majas Eufemisme adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.

    Contoh: Tulisan anak ibu kurang rapi
    c. Majas Sinekdok Totem Pro Parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian.
    Contoh: PT.Sampoerna menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi.
    d. Majas Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
    Contoh: Silahkan menikmati hidangan yang ala kadarnay ini.
    7. Jelaskan perbedaan
    a. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya.. Pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.Pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
    b. Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat Berobjek
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan –nya

    Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan.
    c. Paragraf Deduktif VS Paragaraf Induktif
    Paragraf deduktif : paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan penalaran umum dan disusul dengan penalaran khusus.
    Pargaragraf Induktif : Paragraf yang gagasan utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan penalaran khusus dan disusul dengan penalaran umum.
    8. Tentukan klausa dari kalimat dibawah ini dengan memberi penanda penjedaan ( / ) dari masing !
    Ketika/ hujan turun dengan derasnya/ dan /disertai guntur yang menggelegar/
    Andi pergi menolong kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas/.
    9. Bagaimanakah pendapat Saudara tentang figur guru yang BAIK?
    Figur guru yang baik :
     Guru yang bertanggung jawab atas profesinya menjadi seorang guru.
     Menguasai materi dalam mengajar. ( Profesional )
     Mampu menciptakan situasi belajar yang serius ,santai dan menyenangkan.
     Sabar dalam menghadapi setiap anak didiknya.
     Telaten dalam membimbing belajar.
     Bisa menjadi contoh yang baik untuk anak didiknya.
     Selalu mengingatkan atas semua penyimpangan yang dilakukan anak didiknya.
     Suka berbagi pengalaman hidup dengan anak didiknya
    10. Siapakah yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran, jelaskan pendapat Saudara!
    Yang paling bertanggung jawab apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran adalah guru. Dimana setiap mata pelajaran di emban oleh guru mata pelajaran tersebut. Bila guru mata pelajaran cara menyampaikan pelajarannya tidak menarik, suka marah dan kurang menguasai pelajaran otomatis siswa akan bosan,jenuh dan jadi tidak antusias lagi dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif atau mampu menciptakan suasana belajar serius, santai dan menyenangkan.

    Juni 24, 2009 pukul 12:53 pm

  66. atika wahyuningtyas arifina

    Nama : Atika Wahyuningtyas Arifina
    Nim : 060210402080
    Angkatan : 2006

    1. Paragraf Deduktif, yakni paragraf yang letak gagasan pokok (dan kalimat utamanya) terdapat di awal paragraf
    Contoh
    Kota Malang mempunyai tempat wisata yang banyak. Salah satu tempat wisata menarik adalah Jatim Park 2, tempat wisata ini tidak hanya menyediakan tempat rekreasi saja, melainkan juga terdapat area kependidikan yang memang sangatlah bermanfaat bagi semua kalangan yang datang kesana. Saat kita mulai menelusuri indahnya Jatim Park, kita disambut dengan pengenalan budaya di Indonesia, setelah itu kita diperkenalkan dengan peninggalan-peninggalan zaman prasejarah sampai zaman sejarah, kemudian kita beranjak ke arena fisika yang menyajikan berbagai macam simulasi tentang hukum-hukum hasil temuan para ilmuwan, selain itu terdapat gudangnya pengetahuan kimia dan biologi yang menjelaskan bagian-bagian tubuh manusia beserta fungsinya. Setelah kita puas belajar, kita mencoba permainan-permainan yang menantang, misalnya spinning coaster, mini jet coaster, drop zone, tornado, boom-boom car dan masih banyak lagi. Disamping tempat-tempat tersebut, juga terdapat arena bertakut-takut ria, yaitu di rumah misteri 3D dan di rumah hantu.

    2. Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif, artinya didalam konstruksi itu ada komponen berupa frase yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek dan keterangan. Kita telah mengenal istilah-istilah fungsi sintaksis yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan.
    Jenis-jenis klausa
    1. Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan Unsurnya (Pemadunya).

    frasa dibagi menjadi dua, yaitu Frasa Endosentris dan Frasa Eksosentris. Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.
    Contoh: Sejumlah mahasiswa(S) diteras(P).
    Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.
    1. Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) ‘dan’ atau ‘atau’.
    Contoh: rumah dan pekarangan nenek tampak indah; ayah dan ibu pergi ke rumah nenek.
    2. Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa endosentris yang disamping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat, tapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang bersangkutan.
    Contoh: Adik dibelikan oleh Bapak buku baru. ; Orang itu nampak sangat bahagia.
    3. Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain. Contoh: Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar. Bapak SBY, Presiden RI mencalonkan diri kembali dalam pemilu 2009
    2. Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.
    Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras, ; Andi pergi ke Bandung
    2. Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur Pusatnya
    1. Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori nomina contoh : pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan.; dia itu musuh saya
    2. Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat. Contoh: Dia berlari.Adik Berjalan
    3. Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling), sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya menduduki fungsi predikat. Contoh: Rumahnya besar; Halamannya sangat luas
    4. Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori numeralia. Yaitu kata-kata yang secara semantis mengatakan bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat (dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain. Contoh: Ani punya dua buah apel; Adik memelihara tiga ekor ayam.
    5. Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata (bukan klausa) sebagai petanda. Contoh: Lita bermain ke rumah teman; Adik pulang dari sekolah.
    6. Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda. Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa konjungsi selalu mempunyai predikat. Contoh: Sejak kemarin dia tidak pulang ke rumah, Dia terus diam sejak ayahnya meninggal.

    3. Peyorasi
    Peyorasi (berasal dari bahasa latin pejor ‘jelek’) adalah kebalikan dari ameliorasi. Peyorasi yaitu makna baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama.
    Contoh :
    Tunasusila itu berdiri di pinggir jalan, dari tadi sore
    Anak itu sangat tolol
    Sinestesia
    Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.
    Contoh :
    – Suara Dewi sedap didengar
    – Nasihat guru itu asin didengar
    Asosiasi
    Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat.
    Contoh :
    – Kursi itu telah lama diidam-idamkannya
    Afiksasi
    Afiksasi adalah proses pengimbuhan (afik, sufik, infik), yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan. Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah
    4. Kesalahan dalam Pengkajaian Buku Teks
    Tidak setiap buku ajar yang dipegang oleh siswa maupun guru benar dan sesuai dengan materi ajar yang akan diberikan. Kita sebaiknya melakukan pengkajian terhadap materi-materi ajar yang ada dalam buku teks tersebut apakah sudah sesuai (benar) atau tidak dengan tingkatan kelas siswa dan materi yang diajarkan, selain itu kita perlu mengakji materi yang ada dalam buku teks (isi)

    5. Kata ulang
    Kata Ulang adalah Kata yang mengalami perulangan kata sebagian atau seluruhnya dan mengakibatkan makna yang berbada-beda.
    Macam-Macam Kata Ulang
    Kata ulang dibagi menjadi 4 macam, yakni:
    1. Kata Ulang Utuh (K.U. Dwilingga), yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar.
    Contoh:
    a. anak-anak
    b. rumah-rumah
    2. Kata Ulang Sebagian (K.U. Dwipurwa), yakni perulangan kata yang dialami oleh sebagian dari kata dasar.
    Contoh:
    a. pepohonan
    b. tetangga
    3. Kata Ulang Berimbuhan, yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat (afiks)
    a. kejar-kejaran
    b. mobil-mobilan
    4. Kata Ulang Salin Suara (K.U. Dwilingga Salin Suara), yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata dasarnya.
    Contoh:
    Perubahan fonem vokal
    a. mondar-mandir
    b. gerak-gerik
    Perubahan fonem konsonan
    a. sayur-mayur
    b. lauk-pauk
    Perluasan Makna
    yang dimaksud perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya memiliki sebuah ‘makna’, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Contoh kata yang mengalami Perluasan makna yaitu kata kakak, ibu, adik, bapak, dan saudara.
    Kakak yang sebenarnya bermakna ‘saudara sekandung yang lebih tua’, meluas maknanya menjadi siapa saja yang pantas dianggap atau disebut sebagai saudara sekandung yang lebih tua. Begitu juga dengan adik, ibu, bapak dan saudara.

    PENYEMPITAN MAKNA
    Yang dimaksud perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja. Misalnya kata ahli, kata ahli pada mulanya berarti ‘orang yang termasuk dalam satu golongan atau keluarga’ seperti dalam frase ahli waris yang berarti ‘orang yang termasuk dalam satu kehidupan keluarga’, dan juga ahli kubur yang berarti ‘orang yang sudah dikubur ‘. Kini kata ahli sudah menyempit maknanya karena hanya berarti ‘orang yang pandai dalam satu cabang ilmu atau kepandaian’ seperti tampak dalam frase ahli sejarah, ahli purbakala, ahli bedah, dan sebagainya.
    Paragraf Analogi

    Paragraf analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
    1) Manusia Tidak
    Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
    6. Metonimia
    Kakakku sedang membaca buku karangan Pramudya Ananta Toer.; Belikan aku gudang garam filter.
    Eufimisme
    Sayang, anak setampan itu hilang akal.
    Majas Sinekdok Totem Pro Parte
    Setiap kepala diwajibkan membayar iuran Rp1.000,00.
    Sudah lama ditunggu-tunggu, belum tampak juga batang hidungnya.
    Litotes
    Jakarta sebagai kota metropolitan bukan kota yang kecil dan sepi
    Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
    7. Karangan argumentasi VS karangan Eksposisi
    Karangan eksposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Contoh:
    Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
    Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:
    Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
    Peranan majalah dinding di sekolah
    Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
    Karangan deduktif bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
    Contoh:
    Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
    Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya:
    – Disiplin kunci sukses berwirausaha, – Teknologi komunikasi harus segera dikuasai, – Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial.
    Kalimat Berpelengkap VS kalimat berobjek
    Kalimat Berobjek Kalimat Berpelengkap
    1. Kategori katanya nomina atau nominal (kata benda)
    2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi (kata depan)
    3. Dapat dipasifkan.
    4. Dapat diganti dengan -nya 1. Kategori katanya dapat nomina, verba (kata kerja), atau adjektiva (kata sifat)
    2. Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
    3. Tidak dapat dipasifkan
    4. Tidak dapat diganti dengan kata –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan

    Paragraf deduktif dan paragraf induktif
    Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.

    Contoh:
    Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia

    2.Paragraf Induktif
    Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.

    Contoh:
    Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
    8. Ketika/ hujan turun dengan derasnya/ dan /disertai /guntur yang menggelegar/ Andi / pergi / menolong /kakek tua /yang kelaparan itu/ ke puskesmas.
    9. Guru yang baik adalah guru yang dapat memberikan tauladan, serta membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, memiliki kreativitas yang tinggi serta mampu megajarkan suatu materi kedepan siswa (siswa dapat menangkap materi yang diajarkan).
    10. Yang paling bertangung jawab apabila siswa tidak menyukai suatu mata pelajaran adalah guru mata pelajaran tersebut (yang bersangkutan) kerena hal ini membuktikan (fakta) guru kurang kreatif dalam mengajarkan suatu materi pelajaran baik itu dalam metode pembelajaran maupun materi pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang minat dan motivasi terhadap mata pelajaran.

    Juni 24, 2009 pukul 12:58 pm

  67. teguh basuki

    pak, saya kirim tugas uas d e-mail alomagada@yahoo.co.id

    Juni 24, 2009 pukul 1:01 pm

  68. YAUMUL AFIFAH
    060210402145

    1. Paragraf deduktif adalah paragraf berpola umum-khusus.dimana ide pokok atau gagasan utama terletak di awal setiap kalimat dalam suatu paragraf.
    Contoh paragraf deduktif:
    Prioritas utama dalam suatu pembelajaran ialah menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk menunjang pendidikan, pekerjaan atau untuk mencapai cita-cita kita. Jika kita bergerak di bidang Teknologi Informasi, tentunya kita harus banyak melahap literatur (buku, artikel, majalah) yang berhubungan dengan TI. Kita juga bisa belajar dengan mengamati sepak terjang tokoh-tokoh bisnis TI ataupun perusahaan TI yang telah sukses di bidang masing-masing. Jika kita bergerak di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), pastilah topik-topik pengembangan sumber daya manusia, dan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas SDM menjadi topik-topik utama yang perlu kita gali.
    2. Klausa adalah satuan terkecil dari kalimat yang terdiri atas fungsi subyek dan predikat. Adapun jenis – jenis klausa adalah sebagai berikut :
    a. Klausa Verba adalah klausa yang memiliki predikat verba atau kata kerja
    – Ibu sedang memasak
    – Adik berlari-lari
    b. Klausa Adverb adalah klausa yang memiliki predikat keterangan
    – Gadis yang bertubuh langsing
    – Lelaki separuh baya
    c. Klausa Nomina adalah klausa yang memiliki predikat nomina (benda) baik animat maupun non animat
    – Perempuan itu sudah bersuami
    – Gadis yang berlipstik tebal
    d. Klausa Adjektiva adalah klausa yang memiliki predikat adjektiva atau kata sifat
    – Afif yang sangat cantik
    – Seorang yang sangat anggun

    e. Klausa Numeralia adalah klausa yang memiliki predikat numerik atau bilangan
    – Mereka hanya berdua saja
    – Giginya tinggal dua
    3. a. Peyorasi adalah perubahan makna dari yang tinggi menjadi rendah
    – Ani adalah bini Pak Rodli
    – Wanita malam itu suka berkeliaran di pinggir jalan
    b. Sinestesia adalah perubahan makna berdasarkan panca indera
    – Ucapannya sangat pedas
    – Kata-kata manisnya mampu membuat hatiku luluh
    c. Asosiasi adalah perubahan makna yang diasosiasikan pada benda-benda tertentu sebagai salah bentuk simbolik.
    – Orang-orang saat ini sedang berebut kursi dalam parlemen
    – Mereka sedang memakan uang rakyat yang semestinya bukan hak mereka
    d.Afiksasi adalah perubahan makna dengan penambahan imbuhan, terutama imbuhan awalan.
    – Kakakku memakan kue kesukaanku
    – Adikku tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat Opera Van Java
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks adalah kesalahan-kesalahan penyajian materi yang terdapat di dalam buku teks, untuk kemudian dikaji dan dicari titik kesalahannya sehingga dapat diperbaiki sesuai dengan prosedur buku teks yang benar dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna buku teks itu sendiri.
    5. a. Kata ulang adalah kata yang mengalami perulangan atau repetisi.
    – Anang berlari-lari mengejar bola di lapangan
    b. Perluasan makna adalah salah satu bentuk perubahan makna dari sifatnya sempit menjadi bermakna luas.
    – Ibu guru sedang mengajar di depan kelas
    c. Penyempitan makna adalah salah satu bentuk perubahan makna dari bersifat luas menjadi bermakna sempit.
    – Dia telah menjadi sarjana setelah menempuh studi bertahun-tahun lamanya.
    d. Paragraf analogi adalah pargraf yang menunjukkan perbandingan yang pada hakikatnya memiliki persamaan.
    – Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
    6. a. Saya bersepeda santai dengan menaiki Phoenik
    b. Dia adalah seorang tuna wisma yang hidup sebatang kara
    c. Indonesia memenangkan juara tinju tingkat WBA di Manila kemarin.
    d. Mampirlah ke gubuk saya!
    7. a. Karangan argumentasi adalah karangan untuk mengemukakan pendapat atau opini sedangkan karangan eksposisi adalah karangan yang bersifat paparan untuk menjelaskan sesuatu.
    b. Kalimat berpelengkap adalah kalimat yang di dalamnya memiliki fungsi pelengkap sedangkan kalimat berobjek adalah suatu kalimat yang di dalamnya hanya memiliki fungsi objek tanpa pelengkap.
    c. Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokoknya terletak di awal paragraf dan berpola umum-khusus sedangkan paragraf induktif adalah paragraf yang ide pokoknya terletak di akhir kalimat dalam paragraf dan berpola khusus-umum.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong/ kakek tua yang kelaparan itu/ ke Puskesmas//
    9. Menurut Saya, seorang guru yang BAIK adalah guru yang mampu memahami materi dengan sebaik-baiknya baru kemudian mampu menciptakan metode dan ide-ide kreatif serta cerdas demi penguasaan materi yang cepat, efektif dan menyenangkan bagi siswanya. Karakter guru yang bijaksana (mampu bertindak obyektif), tenang namun tangkas dalam mengambil keputusan adalah gambaran ideal seorang guru yang BAIK.
    10. Menurut Saya, yang paling bertanggung jawab mengenai ketidaksukaan siswa pada suatu mata pelajaran ada dua faktor utama yaitu:
    a. Diri Sendiri. Pada hakikatnya motivasi diri sendiri adalah motivasi utama yang sangat berpengaruh terhadap kesukaan/ketidaksukaan seorang siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Umumnya jika siswa menyukai eksak, Ia cenderung enggan mempelajari bahasa atau social. Sebaliknya jika siswa menyukai bahasa atau sosial maka ia enggan mempelajari eksak.
    b. Guru. Waktu siswa lebih banyak dihabiskan di sekolah, untuk itu siswa juga terbiasa berhadapan dengan berbagai guru dan karakternya. Metode mengajar dan pemaahaman guru terhadap materi pelajaran menjadi hal yang sangat berpengaruh, apakah siswa tersebut menyukai atau tidak menyukai mata pelajaran tertentu. Semakin guru siap dengan materi yang diajarkan dan dikombinasikan dengan metode mengajar yang efektif dan menyenangkan, maka semakin berminat pula siswa mengikuti mata pelajaran tersebut, tidak peduli apakah mereka cenderung pada kompetensi dasar eksak atau sosial.
    c. Lingkungan. Pengaruh lingkungan siswa (teman-teman di sekitarnya atau orang tua) sedikit banyak juga mampu mempengaruhi kesukaan/ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran tertentu, baik melalui pembicaraan santai tentang mata pelajaran tertentu yang banyak tidak disukai siswa hingga pada doktrinasi (misalnya orang tua yang memvonis bahwa anaknya tidak mampu matematika, maka secara tidak sadar anaknya juga menjadi tidak suka matematika).

    Juni 24, 2009 pukul 1:48 pm

  69. pak, jawaban yang sudah masuk punya siapa saja?
    kok bingung ya pak.
    temen-temen juga banyak yang kirim lewat email

    Juni 25, 2009 pukul 4:24 am

  70. pak fus, saya sudah mengirim tugasnya ke email pak fus yang Aloemagada@yahoo.co.id……….. mohon nanti diliat dan semoga mendapatkan hasil yang bagus,,,,,,,,,,,,, amin. makasih pak.

    Juni 25, 2009 pukul 12:54 pm

  71. Pk Fus ! Saya sudah mengirim jawaban ujian melalui email aloemagada@yahoo.co.id ! Terima kasih.

    Juni 25, 2009 pukul 12:56 pm

  72. pak fus, kalau nanti tugas saya dan teman-teman belum nyampek. mohon ada kebijaksanaan yang lain.makasih

    Juni 25, 2009 pukul 1:00 pm

  73. pak fus,,,,semuanya lulus kan pak!!!!!!!!!!!!!!!!
    masak bapak tega….

    Juni 26, 2009 pukul 3:09 am

  74. pak fusss,,,yang kRm paLing cepat, ng gag LuLus sp sj_????

    Juni 26, 2009 pukul 3:13 am

  75. Mila Susanti

    Pak, makasih ya atas infonya!tapi kok jamnya gak sama ya Pak dengan waktu dikirimnya?

    Juni 26, 2009 pukul 3:17 am

  76. pak katanya nilainya dikeluarkan sekarang? tapi diliat di apa?saya kuk g tau dmn liatnya?makasih

    Juni 26, 2009 pukul 3:48 am

  77. please diluluskan semua ya pak? ntar pak fus tambah cakep.

    Juni 26, 2009 pukul 3:49 am

  78. diana maria

    pak, fuzzzzzz .mana nilainya. kok gak ada???
    pak lain kali lau mau buat soal jangan mendadak an. kalau mang mau ujian open book.mkshhhhhh
    pak di kangeni orang asembagus tuch??
    pak kalau mang mau pulang kampung jangan lupa mampir k rumah!!!!!!!

    Juni 26, 2009 pukul 4:08 am

  79. siska

    pak…. dikasih A semua ya………

    semoga bapak murah rezekinya. Amin……..!!!!!!!!!!

    Juni 26, 2009 pukul 12:08 pm

  80. A SYAIFUDDIN ZUHRI

    A SYAIFUDDIN ZUHRI
    NIM 060210402143
    PBSI-FKIP-UNIVERSITAS JEMBER

    JAWABAN UJIAN SEMESTER MK ANALISIS BUKU TEKS
    1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya atau gagasan utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan khusus.
    Contoh:
    Pada pilpres 2009 ini, usaha konveksi kebanjiran order. Banyak usaha konveksi mendapatkan pesanan kaos bergambar pasangan capres dan cawapres. Dari moment ini, pendapatan usaha konveksi bisa meningkat hingga 80%.
    2. 1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya:
    1. Klausa Lengkap
    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya ada. Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan subjek dan predikat menjadi :
    1. Klausa versi, yaitu klausa yang subjeknya mendahului predikat, contoh:
    Kondisinya sudah baik.
    Rumah itu sangat besar.
    2. Klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya mendahului subjek, contoh :
    Sudah baik kondisinya.
    Sangat besar rumah itu.
    2. Klausa Tidak Lengkap
    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya ada. Biasanya dalam klausa ini yang ada hanya subjek saja atau predikat saja, sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan, contoh:
    Teman sekelasku.
    Sahabat karibku.
    2. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan predikat.
    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan predikat, yakni:
    1. Klausa Positif
    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan predikat, contoh :
    Hasan seorang wartawan
    Mereka pergi ke kampus.
    2. Klausa Negatif
    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan predikat, contoh :
    Hasan bukan seorang wartawan
    Mereka tidak pergi ke kampus.
    3. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi predikat.
    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi predikat, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
    1. Klausa Nomina
    Klausa nomina ialah klausa yang predikatnya berupa frasa nomina, contoh :
    Ibunya seorang guru.
    Nenek saya penari.
    2. Klausa Verba
    Klausa verba ialah klausa yang predikatnya berupa frasa verba, contoh:
    Dia membantu para korban banjir.
    Pemuda itu menolong nenek tua.

    3. Klausa Adjektiva
    Klausa adjektiva ialah klausa yang predikatnya berupa frasa adjektiva, contoh :
    Adiknya sangat gemuk.
    Kulitnya sangat halus.
    4. Klausa Numeralia
    Klausa numeralia ialah klausa yang predikatnya berupa frasa numeralia. Contoh :
    Mahasiswanya sembilan orang.
    Anggotanya dua puluh orang.
    5. Klausa Preposisional
    Klausa preposisional ialah klausa yang predikatnya berupa frasa preposisional, contoh :
    Buku itu di atas meja.
    Kakaknya ke Jakarta.
    3. a. Peyorasi ialah perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan atau kata menggambarkan sesuatu yang tidak enak dan tidak baik. Kata yang mengalami peyorasi, makna baru yang dimilikinya oleh pemakai dirasakan lebih rendah dari makna yang lama atau makna semula. Contohnya, kata kuli yang semula dianggap baik nilainya, namun setelah Indonesia merdeka, kata kuli dirasakan telalu kasar, maka sebagai gantinya digunakan kata pekerja.
    b. Sinestesia adalah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berlainan. Contohnya, kata pedas yang mulanya merupakan cerapan indera pengecap, dikenakan pula pada indera pendengaran, misalnya kata-katanya sungguh pedas. Kata pedas pada ungkapan kata-katanya sungguh pedas bermakna suaranya menyakitkan hati.
    c. Asosiasi ialah perubahan makna akibat adanya persamaan sifat suatu benda. Contohnya, ungkapan meja hijau yang berarti pengadilan dan unkapan raja siang yang berarti matahari.
    d. Afiksasi ialah proses pemberian imbuhan pada suatu kata dasar. Afiksasi terdiri dari prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan), dan konfiks (gabungan imbuhan).
    Contoh prefiks: ber-satu = bersatu
    Contoh sufiks: bulan-an = bulanan
    Contoh infiks: g-er-gi = gerigi
    Contoh konfiks: pe-rumah-an = perumahan
    4. Kesalahan dalam pengkajian buku teks ialah kesalahan cara pengkajian dalam mengkaji sebuah buku teks. Cara pengkajian buku teks itu tidak sesuai dengan sistematika dalam mengkaji buku teks. Misalnya, mengkaji sebuah buku teks tanpa memperhatikan kurikulum yang digunakan pada buku teks tersebut, tingkat perkembangan peserta didik, sarana yang tersedia, dan lingkungan.
    5. a. Kata ulang atau reduplikasi ialah pengulangan bentuk dasar suatu kata. Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut.
    1. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh. Contohnya: rumah-rumah, sakit-sakit.
    2. Kata ulang berimbuhan, yaitu kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran. Contohnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman.
    3. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang.
    Contohnya: bolak-balik, serba-serbi.
    4. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut. Contohnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang, kupu-kupu.
    5. Kata ulang sebagian, yaitu kata ulang yang berupa pengulangan sebagian bentuk dasarnya. Contohnya: lelaki, tetua.

    b. Perluasan makna atau generalisasi ialah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksen yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain (Chaer, 1989:32). Kata-kata yang mengalami perluasan makna di samping makna baru, makna yang lama tetap dipergunakan. Contohnya, kata berlayar bermakna mengarungi samudera dengan kapal layar, namun dalam perkembangan bahasa, kata berlayar mengalami perluasan makna menjadi mengarungi samudera dengan transportasi laut, tidak hanya dengan kapal layar.
    c. Penyempitan makna atau spesialisasi ialah gejala pada suatu kata yang mulanya bermakna yang cukup luas kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja (Chaer, 1989:147). Contohnya, kata madrasah yang mulanya berarti sekolah, sekarang bermakna sekolah agama Islam.
    d. Paragraf analogi ialah paragraf yang berupa penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh paragraf analogi:
    Dalam kehidupan ini nasib manusia terus berputar. Pada suatu masa kita bisa berada pada suatu masa kejayaan. Akan tetapi jangan lupa, kita juga bisa jatuh ke masa yang sulit. Memang kehidupan ini bagaikan roda yang terus berputar, kita bisa berada di atas, dan bisa pula kita berada di bawah. Yang terpenting ialah kita harus selalu bersyukur dan dapat mengambil hikmah dari segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita.
    6. a. Ayah menyuruhku membeli Marlboro.
    b. Saudara sepupunya adalah seorang tuna rungu.
    c. Dalam pertandingan sepak bola kemarin sore, Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 3-1.
    d. Silahkan singgah di gubukku yang reot ini.
    7. a. Karangan argumentasi ialah karangan yang berisikan uraian-uraian argumentasi, pendapat, atau opini tentang sesuatu, sedangkan karangan eksposisi ialah karangan yang ditulis dengan tujuan untuk menerangkan suatu topik kepada pembaca. Suatu karangan eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
    b. Kalimat berobjek ialah kalimat yang menggunakan objek sehingga bisa dipasifkan, sedangkan kalimat berpelengkap ialah kalimat yang menggunakan jabatan pelengkap dan tidak bisa dipasifkan.
    c. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya atau gagasan utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas. Paragraf deduktif diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan khusus. Sedangkan paragragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
    8. Ketika hujan turun dengan derasnya/ dan disertai guntur yang menggelegar/ Andi pergi menolong/ kakek tua yang kelaparan itu ke puskesmas//
    9. Menurut saya, guru yang baik ialah guru yang segala tindak-tanduknya bisa menjadi teladan dan panutan bagi para siswanya, karena guru itu digugu dan ditiru. Selain itu guru yang baik dapat menciptakan suasana menyenangkan bagi siswa yang berada di dekatnya.
    10. Menurut saya, apabila siswa tidak suka dengan sebuah mata pelajaran yang paling bertanggung jawab adalah guru mata pelajaran tersebut, karena ketidaksenangan siswa terhadap sebuah mata pelajaran bisa dikarenakan kurang potensialnya guru dalam memberikan pelajaran dan guru tidak dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam belajar.

    Juni 27, 2009 pukul 4:50 am

  81. A SYAIFUDDIN ZUHRI

    TERIMA KASIH PAK FUSLIYANTO

    Juni 27, 2009 pukul 4:54 am

Tinggalkan Balasan ke Vaega Rohidzafi Batalkan balasan